Share

BAB 87 KEBAHAGIAAN

Aku dan Mbak Lilik sontak terkejut dengan pembicaraan yang aneh ini, karena perkataan Mita membuat kami membelalakkan mata. Dia dari dulu memang tidak pernah berubah, selalu saja bisa membuat aku tertawa.

Makanya kala kami berjauhan hanya bisa saling bercerita lewat ponsel itupun terbatas karena kesibukan kami masing-masing. Dia yang selalu berkutat dengan putrinya dan aku yang disibukkan sama pekerjaan baru.

"Aku mau tinggal disini selamanya saja," balasku dengan bersedekap dada. Bermain drama seolah aku merajuk dan enggan sekali pulang menjenguk dia.

Wajah cantik itu cemberut, bibirnya yang indah mengerucut di iringi deru napas panjang yang berat. Aku suka kalau dia sedang seperti ini, nanti ujung-ujungnya Mita akan memanggil Ibu dan Ayah untuk meminta pertolongan.

Sungguh sesuatu yang aku rindukan semenjak meninggalkan kampung halaman. Mereka yang mencintai diri ini tulus harus dipisahkan dengan jarak yang jauh.

"Nggak boleh bicara seperti itu, dosa. Memangnya kamu nggak berharga b
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status