Share

Bab 23 PAHIT TAPI, TETAP KUTELAN

"Lancar, Mbak Rani?" tanya Bu Endang dengan senyum ramahnya.

Aku hanya mengangguk membalas pertanyaan tetanggaku yang satu itu. Saking banyaknya melayani pembeli yang saling minta dilayani, membuatku hanya menjawabnya dengan bahasa tubuh saja.

Kebanyakan ungkapan dari para pembeli senang bisa belanja di warung sayurku ini, mereka terbantu dengan tidak terlalu menunggu lama para penjual sayur keliling yang datangnya memang siang hari.

"Kamu belum dengar, Mbak Rani?" tanya Bu Endang lagi saat para pembeli telah pulang ke rumah masing-masing.

Aku memicingkan mata, tidak tahu apa yang dimaksud oleh Bu Endang. Hendak bertanya lebih jelas namun, urung karena ada Yu Srinah yang datang dengan lari tergopoh-gopoh. Peluh membanjiri dahinya Yu Srinah, seketika aku memberikannya minuman supaya tenang.

"Suaminya Mirna, pu-pulang, Ran." Yu Srinah berbicara masih dengan terbata-bata.

Mungkin karena saat datang kemari dia berlarian lalu membuat nafasnya tersengal-sengal. Dadanya naik turun mengikut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status