Share

Bab 32. Memancing Emosi

Enak saja pak Aslan mau tidur disini. Dikira aku ini janda apaan. Lama-lama dia itu semakin meresahkan saja. Makin banyak tingkah. Mau batalin pernikahan semua sudah pada tahu jika kami akan menikah dalam waktu dekat ini. Lagipula kasihan sekali Kalila jika aku tidak jadi menikah dengan pak Aslan. Anakku itu sangat dekat dengan beliau.

Sesaat aku terhenti disisi ranjang memandang wajah tak berdosa, Kalila, bocah kecilku sangat membutuhkan kasih sayang orang tua yang lengkap.

"Ma, papa, mana?" Bocah itu selalu saja bertanya keberadaan papa padaku setiap dia selesai mandi sore. Mungkin dia ingin jalan-jalan sore seperti kawannya, tetangga sebelah rumah.

"Kerja!" Aku berbohong. Tidak mungkin juga kan pak Aslan sering-sering ke rumah kami sementara kami belum melakukan ijab kabul.

"Kerja?" Dia balik bertanya dengan raut wajah kecewa.

"Nanti pulang?" tanyanya lagi.

"Kalila mau jalan-jalan!"

"Papa kerja jauh. Lama baru bisa pulang. Kalila jalan-jalan sama Mama aja ya?" Aku akan mengajak K
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status