Share

44. Alsaki Sakit

"Makan, gue laper," balas Gavin tanpa menatap Abrina.

"Aduh, Vin, aku pengen balik nih," keluh Abrina tidak senang.

"Udah dibilang gue laper. Di pesta tadi belum makan, lu juga belum makan kan?" tebak Gavin sambil melirik, "dan inget gue itu bos lu. Jadi gak bisa lu nolak gue."

Omongan andalan Gavin ampuh membungkam mulut Abrina. Gadis itu hanya bisa mendesah. Karena memang dirinya sudah sangat ingin pulang.

Mobil Gavin berhenti di sebuah restoran. Ini kedua kalinya pemuda itu mengajak Abrina makan steik. Seperti biasa Gavin memilih daging kualitas satu.

"Kenapa cuma dilihatin doang? Ini mahal lho, Bi," tegur Gavin begitu melihat Abrina mendiami makanannya.

"Aku gak lapar," sahut Abrina datar.

Gavin melanjutkan makannya. Dia hafal wataknya Abrina yang keras kepala. Makanya dirinya enggan jika harus memaksa gadis itu untuk makan.

"Lu marah sama gue?" tanya Gavin saat santapannya mulai tandas.

Abrina tidak punya Gadis itu lebih suka memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Jawab gue, Bina!"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status