Share

Part28

Aku terdiam. Mulutku yang biasanya selalu membantah, jadi tak tahu harus berkata apa. Hanya tanganku saja yang semakin meremas kuat handuk, seolah-olah takut terjatuh di hadapan pria ini.

Mas Dimas lagi-lagi menatapku. Kulihat jakunnya naik turun memandang wajahku. Lututku sampai bergetar ketakutan.

"Ya, sudah. Lain kali kalau ke mana-mana kasi tahu, ya. Jangan bikin orang khawatir."

Mas Dimas langsung memalingkan wajah, kemudian berjalan menuju pintu dan keluar dari kamarku.

Huft!

Jantungku hampir saja mau copot. Ada apa dengan mas Dimas? Kenapa sikapnya begitu aneh? Aku pikir dia akan marah-marah karena aku meninggalkannya di kantor dan mengabaikan semua chat dan panggilannya.

Tapi nyatanya dia hanya menasihatiku agar tak melakukan lagi hal seperti itu. Mas Dimas benar-benar membuatku takut. Rencana apa lagi yang akan dia lakukan kali ini?

*

Makan malam berlangsung hening. Bukan hanya mama dan mas Dimas yang terlibat perang dingin. Aku pun ikut canggung, hingga tak sepatah kata pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status