Arena Lantai Tanah Forsaken Fortress tampak penuh dengan ratusan petarung yang antri dan mendaftar pertarungan duel satu lawan satu. Li wei maju ke meja pendaftaran setelah giliran nya."Biaya untuk bertarung di arena adalah dua batu neraka!" kata gadis yang mencatat sebagai petugas administrasi di arena lantai satu Forsaken Fortress.Li Wei lantas membayar jumlah yang disebutkan gadis tersebut tanpa banyak bicara."Berikan token Kamu, dan aku akan mendaftarkan nama kamu untuk duel ini selama dua jam sampai event satu lawan satu hari ini selesai diadakan," kata gadis itu tanpa mengangkat wajahnya.Ia terlihat sibuk mencatat dan menghitung Batu Neraka - Hellstone yang masuk dalam pembukuannya.Li Wei memberi token sebagai tanda pengenalnya.Guna melakukan pengecekan agar tidak terjadi double perhitungan, gadis itu memindai pada alat yang tampaknya dibuat secara array.Dia mendongak.Ketika dia menatap ke arah Li Wei yang terlihat sangat muda, tatapan itu seperti tidak percaya. “Kamu sa
TING! Bunyi gemerincing besi terdengar, dan Li Wei tahu-tahu telah memegang sekantong Hellstone. Datangnya tak tahu dari mana. Ini seperti keajaiban. Gembira! Wajahnya seketika dipenuhi rasa sukacita. Dan ini adalah penghasilan pertama dari pertarungan satu lawan satu di arena. “Bagus! Jumlah yang tidak sedikit!” batinnya gembira. Kemudian hal ajaib berikut terjadi. Di dadanya muncul bordiran dua bintang berwarna tanah dalam bentuk lencana kecil. Tapi tidak seterang Bintang di lencana Nawa dan yang lain. “Ini hanya permulaan. Semakin tinggi peringkat duel ku, maka semakin terang Cahaya bintang di lencana nanti!” Li Wei berpuas diri. “Biar bagaimanapun, setidaknya aku memiliki lencana petarung. Well meski hanya Bintang dua saja!” Semua di hadapannya lalu memudar. Li Wei tersadar dan melihat kalau ia masih ada dalam ruangan sempit. Ruang tunggu para petarung menunggu lawan untuk bertempur di arena. “Masih ada waktu sebelum event satu lawan satu ini selesai. Aku akan mencoba bert
Li Wei melangkah ringan diiringi hembusan angin sepoi-sepoi yang terasa sejuk menghantam kulitnya. Dia meninggalkan gelanggang arena duel satu lawan satu pada pagi yang dingin. Udara bergerak Bersama angin yang bertiup lembut, itu membawa aroma hutan dengan bebauan khas, bau hutan cedar yang datang dari Puncak Gunung Lantian. Li Wei berhenti sebentar dan menutup mata. Angin musim semi ditambah aroma cedar itu membuat paru-parunya terasa segar tatkala ia menghirup udara dalam-dalam. Pemuda remaja itu meraba lencana petarung di dadanya. Kini telah bertambah dua bintang menjadi empat Bintang. Dengan tambahan itu warna khas lencana tanah yang semula sedikit buram sekarang berubah makin berkilau. “Aku akan membuat kejutan pada anak-anak Monster Slayer,” batin Li Wei senang. Tentu mereka akan kagum, dia yang baru sekali masuk arena satu lawan satu, tahu-tahu saja telah berlencana Bintang empat. Sesuatu yang patut dirayakan! Perjalanan menuju markas tempat tinggal Ordo Monster Slayer mer
“Kita harus pergi menghajar Boss seperti yang telah kuceritakan tadi Nawa,” kata Li Wei mengakhiri penjelasannya.Dia telah berada di markas Monster Slayer. Dia bahkan Tengah merayakan kejayaannya menjadi pemegang lencana Petarung Bintang empat. Di depannya duduk empat kawan satu ordo. Mereka melantai, duduk diatas Jerami. Suasana saat itu cukup ceria. Roti kukus isi daging dan Arak Xifengjiu, siapa yang menolak di malam dingin seperti sekarang?Tak ada tanggapan. Semua diam. Bahkan suasana ceria seketika menjadi seperti di lingkupi mendung kelabu.Li Wei bingung melihat respons kawan-kawannya ini. Tak seorang pun dari empat kawannya yang terlihat antusias mendengar informasi hasil dia mencuri dengar.“Hei kawan. Mengapa kalian tidak terlihat gembira? Apakah ada yang salah denganku? Ataukah… ini bukan berita baru bagi kalian?” Li Wei bertanya-tanya dalam bingung.Semua diam dan membisu. Rasanya bahkan puing-puing tembok dalam ruangan ikut diam.Kira-kira sepuluh tarikan nafas berlalu,
Matahari telah tinggi di cakrawala, ketika kelompok anak muda ordo Monster Slayer itu tiba di Puncak Gunung Lantian.Ternyata yang disebut dengan nama Puncak Lantian itu sesungguhnya adalah tanah lapang yang sangat luas. Sejauh mata Li Wei memandang, yang tampak hanyalah tanah bebatuan dan sedikit rerumputan liar. Tak ada tanaman lain selain hamparan luas kosong melompong.Angin berhembus pelan, memberi rasa kesejukan – rasa dingin yang menampar pipi. Li Wei menatap ke sekeliling mereka. Yang tampak terlihat adalah ribuan petarung yang berdiri berkelompok Semua saling bercakap-cakap berdiskusi, terlihat sibuk. Herannya, mengapa semua praktisi ini, hanya berdiri di atas batu ceper yang sangat besar, yang ada tertulis di papan besar dengan huruf besar-besar.‘Zona aman.’Li Wei yang belum paham, seketika bertanya polos. “Apakah yang dimaksud dengan zona aman ini?” ia menatap Nawa.“Zona aman adalah tempat yang diatur untuk tidak terjadi kekerasan. Artinya, siapapun dilarang untuk menyer
Matahari telah berada di atas kepala. Puncak Lantian di Forsaken Fortress lantai satu pecah dalam kebisingan. Saat itu masih pagi dan hari belum menjadi siang. Langit bersih tak ada gumpalan awan yang menghalangi hangatnya sinar matahari pagi.Ketika itu kerumunan Hunter dan Petarung lantai pertama meninggalkan Zona aman, dan menerjang ke arah tanah datar, mereka mengerubungi Magmar. Seperti yang telah di sebut sebelumnya. Magmar adalah Monster dunia yang kemunculannya sangat jarang. Tubuhnya serupa Wanita, tapi berbadan ular. Health point nya sangat tak masuk akal – dua puluh ribu point.Suara desingan senjata tajam – pedang tombak dan lain-lain, terdengar dalam rupa bunyi menderu ombak dahsyat ketika ribuan pedang, golok, tombak dan lain-lainnya di sodok serempak ke tubuh Magmar. Bunyi hantaman pedang dan tombak, terdengar menggelegar, diikuti suara getaran tanah puncak LantianDUAR!Ribuan pertarung dan hunter penyerang jarak dekat itu terlempar ke belakang. Beberapa memuntahkan da
Namanya adalah Yama, ia seorang Warrior paling senior dari Guild The Hunter. Yama memiliki serangan Attack yang berdamage - mampu merobohkan kerbau dengan Health Point sebesar 1000 HP dalam sekali serangan. Namun, sayangnya serangan Yama ini tidak berlaku terhadap Magmar – Boss Dunia berbadan Perempuan, dan bagian tubuh bawah memanjang seperti ular.Magmar adalah pemanggil Halilintar dengan dua bilah pedang.Karena Magmar makhluk sihir; maka proses untuk mematikannya dengan cepat jelas membutuhkan senjata sihir dan energi Nebula. Sementara itu, Warrior seperti Yama, mereka adalah petarung yang mengandalkan kekuatan fisik dan energi Mingzhu.Yama menatap dengan kecemburuan yang tak dapat ia sembunyikan ketika melihat Li Wei, pengendali api yang tampak tidak kenal takut, beraksi di luar safety zone. Li Wei itu melakukan serangan dengan panah api, menghabiskan Health Point Magmar dengan pelan tapi pasti. Juga seorang diri!Pikiran jahat Yama berkecamuk. 'Jika aku biarkan anak baru itu te
Semua hunter dan petarung di Safety Area itu melirik, ada yang menatap Li Wei secara terang-terangan. Bahkan ada juga yang secara tidak tahu malu, mereka melempar tatapan permusuhan untuk menyelimuti kecemburuan mereka atas bakat yang Li Wei miliki.Pengendali api? Ia memang layak untuk dicemburui!Bayangkan saja! Anak muda pendatang baru itu telah membukukan serangan beruntun dengan damage yang besar pada Magmar – Monster dunia, sementara mereka semua telah jauh-jauh hari menghindari Magmar dengan sembunyi di safety zone. Ini memalukan!+++Udara di luar safety Zone itu tampak berwarna perak. Dan sebentar lagi Magmar akan selesai dengan skill Halilintarnya – setelah ia memuntahkan element itu melalui pedang selama 1 menit!“Sebaiknya kalian semua Bersiap-siap! Bagi petarung yang dapat akan melakukan rangkaian Teknik serangan kombo sebaiknya kita melakukannya begitu daya halilintar Magmar telah selesai. Ini penting agar nilai damage jatuh ketangan kami, bukan bocah pendatang baru dari