Share

Suara Yang Tak Asing

"Em, Raf ... sudah malam. Sebaiknya kita segera istirahat." Rania berlari melalui tangga. Ia berteriak dengan lantang.

"Aku mencintaimu, Raf." Rania mengatakannya sambil tersenyum malu. Wanita itu langsung masuk ke dalam kamarnya.

Sementara Rafka masih terbengong-bengong di tempatnya.

"Ran, ini maskernya gimana? Apa harus dibawa tidur sampai pagi?" Rafka garuk-garuk kepala. Ia memandangi kopi dan coklat panas buatannya yang justru dianggurin oleh Rania.

Terpaksa lelaki itu menghabiskannya seorang diri. Karena masih terjaga, Rafka memeriksa beberapa email yang masuk melalui ponselnya.

Ada beberapa masalah yang terjadi di kantor. Fariz menghubungi melalui email tersebut.

"Ada apa lagi ini? Besok aku harus datang ke kantor."

Rafka mulai berpikir keras. Mencari ide dan mengatur strategi baru untuk perusahaannya. Meski lelaki itu terbilang sukses dan punya segalanya, namun ia tidak mau menunda-nunda masalah kecil sekalipun. Bisa jadi masalah kecil itu akan berakibat fatal di kemudian hari
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status