Share

Tangan yang Berlumur Darah

Arion mengetuk pintu kamar Annanda, berniat memanggilnya untuk makan malam.

Ia memang membenci gadis kecil itu. Namun, bahkan untuk ukuran Arion pun, situasi ini membuat ia merasa telah tidak adil padanya. Membenci Annanda adalah satu hal, melimpahkan semua kesalahannya pada Annanda adalah hal layang sama sekali berbeda.

Meski begitu, Arion tidak punya pilihan lain selain melakukan sesuai dengan apa yang ayahnya inginkan. Setidaknya, ia berniat untuk bersikap sedikit baik pada Annanda untuk mengurangi rasa bersalahnya.

Namun, anak itu tidak juga menyahut ataupun membukakan pintu tidak peduli seberapa lama Arion. Ia mengerutkan kening. Apa Annanda sudah tidur?

Bagaimana kalau di kabur?

Arion memutar pintu kamar pelan. Ia ingin memastikan agar sang adik tidak kabur atau semua akan berantakan. Yang menyambutnya adalah gelap. Kamar itu hanya diterangi oleh cahaya bulan purnama yang jatuh lewat jendela yang tirainya diikat.

Kamar Annanda ti

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status