Share

Masa Lalu

Sinar mentari pagi menembus jendela mobil, menerangi wajah kedua orang tuaku yang duduk di kursi belakang. Aku menoleh ke belakang, melihat kegelisahan di mata mereka. Hari ini, kami akan membawa mereka ke kota untuk melanjutkan acara pernikahanku dengan Alvian.

"Ayah, Ibu, jangan khawatir," kataku dengan suara lembut. " Adik-adik baik-baik saja. Mereka sudah diurus oleh Bi Inah dengan baik. Tadi aku sudah meninggalkan uang yang cukup untuk makan adik-adik."

Ayahku mengangguk pelan, tapi kerutan di dahinya tidak hilang. "Bagaimana kalau mereka ada apa-apa?" tanyanya dengan suara cemas.

"Tidak akan ada apa-apa, Ayah," sahut Alvian dari kursi kemudi. "Adik-adik sudah besar dan bisa menjaga diri sendiri. Lagipula, Bi Inah selalu ada di sana untuk mereka."

Ibu menghela napas panjang. "Ya, semoga saja," katanya dengan suara lirih.

Aku tahu, kekhawatiran utama orang tuaku adalah kedua adikku yang masih sekolah dan akan menyusul kami tepat di hari pernikahanku. Mereka tidak tega meninggalkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status