Share

Nogosiasi

Jantungku berdebar kencang saat mobil yang kami tumpangi memasuki halaman rumah. Rasanya seperti mimpi buruk yang menjadi kenyataan. Aku, bersama Alvian, pria yang pernah menyakiti keluarga kami, hendak bertemu dengan kedua orang tuaku untuk meminta restu rujuk. Alvian mencengkram tanganku erat, seolah merasakan kegelisahanku. Aku menoleh padanya, dan di matanya aku melihat pantulan ketakutan yang sama. Kami berdua tahu bahwa ini bukan percakapan yang mudah.

Ketika mobil berhenti, aku menarik napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan diri. Aku tidak ingin menunjukkan kelemahanku di depan orang tuaku. Alvian membukakan pintu mobil untukku, dan kami melangkah bersama menuju rumah. Suasana di dalam rumah terasa tegang. Kedua orang tuaku duduk di ruang tamu dengan wajah yang dingin dan datar. Aku melihat kekecewaan dan kemarahan di mata mereka.

"Silahkan duduk," kata ayahku dengan suara yang dingin. “Ingat rumah juga kamu, Riana,” kata ayah mengejekku.

Aku dan Alvian duduk di sofa di dep
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status