Share

Bab 116

Nafas Siska menegang, “Ini aku.”

“Aku tahu.” Ray memejamkan mata, suaranya sedikit serak karena mabuk.

“Apakah kamu mabuk?”

“Ya.” Ray menjawabnya. Dulu, Siska akan datang menjemputnya saat dia mabuk. Ray menunggu Siska berbicara.

Tapi setelah menunggu lama, Ray tidak mendengar suaranya, malah mendengar suara Peter, “Siska.”

“Um?”

“Tunggu di sini, aku akan pergi ke apotek di seberang.”

“Oke.” Siska menjawabnya.

Ray berkata dengan wajah dingin, “Apakah kamu bersama Peter?”

“Iya.” Siska mengangguk.

Tangan Ray memegang telepon erat-erat. Sekarang sudah lewat jam sebelas malam dan mereka masih bersama?

Apakah mereka akan tidur bersama?

Ray berkata dengan dingin, “Kemarilah.”

Tiba-tiba nadanya suaranya tinggi.

Siska tidak menyukai apa yang dia lakukan. Siska mengerutkan kening dan berkata, “Ray, aku bukan istrimu lagi sekarang. Kamu tidak berhak memintaku melakukan apa pun. Jika kamu mabuk, panggil saja sopir. Aku tidak punya waktu untuk menjemputmu.”

Ray tertawa jahat.

Siska tidak tahan den
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status