BATAL MENYEBRANG!
-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-Gendhis menoleh melihat nama Rio tertera di layar. Bagaimana ini? Apakah Gendhis harus mengangkatnya."Nanti saja lah Ko, aku sedang malas berbicara padanya," jawab Gendhis.Mereka menikmati sarapan bersama, sebelum menuju pelabuhan Jepara. Pelabuhan pagi ini nampak sepi tak ada aktifitas. Beberapa turis asing terlihat berlalu lalang di pelabuhan."Mbak mau nyebrang ya?" tanya seorang warga."Iya Bu, apakah kapal ferry tak bisa berlayar? Kok masih sepi," tanya Gendhis."Iya Mbak, tadi ada pengumuman bahwa penyebrangan di ganti besok pagi, Mbak! Di Karimun Jawa gelombangnya sedang tinggi, jadi kapal tak berani berlayar," jawab Ibu itu."Yahhh," keluh Gendhis sedikit kecewa artinya dia baru bisa besok ke Karimun Jawa."Kenapa Me?' tanya Samuel yang baru turun dari mobil."Ferry nya gak bisa layar Ko, baru besok layarnya pagi," jawab Gendhis."Lalu bagaimana?" tanya Samuel."Cari hote21+ CAIRAN YANG TUMPAH!!!!-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-"Em jangankan menyerahkan Hp, menyerahkan semuanya Mas mau, bukankah kita udah saling terbuka semuanya? Sampai tahi lalatmu di payudara sebelah kiripun aku tau," kata Rio sambil membuka handuknya.Gendhis paham apa yang di maksud Rio. Dia segera menghampiri Rio. Gendhis mencium batang milik Rio yang telah berdiri tegak menantang. Gendhis duduk di depan Rio, mendongakkan kepalanya."Ah Baby Binalku!" desah Rio sambil memegang rambut gendhis.“Jangankan HP, kamu minta apapun akan aku berikan! Asal kau tak meninggalkan aku," ujar Rio."Hmmbh! Kggh!" mulut Gendhis penuh di jejali oleh batang milik Rio.Rio menjambak rambut Gendhis sampai gadis itu mendongakkan kepalanya. Melepaskan batang yang tadi menjejali mulutnya. Rio tanpa jijik kemudian mencium bibir ranum itu."Entah mengapa wajah binal yang memelas ini selalu bisa membuatku tambah bernafsu," kata Rio sambil melanjutkan lumatannya.
STATUS WA GENDHIS!!!!-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-"Mas seperti seorang ustad yang jalan dengan cabe- cabeannya tau gak," protes Gendhis.Rio hanya tertawa mendegar ucapan gadis di depannya. Dia mengelus lembut rambut Gendhis. Kemudian membingkai wajah gedis di depannya."Ya mau gimana lagi hanya ini baju Mas yang tersisa," sahut Rio."Yaudah yuk kita jalan sekarang, laper banget aku Mas," ajak Gendhis melepaskan tangan Gendhis."Baby, boleh Mas minta izin telpon Sifa?" tanya Rio.Gendhis langsung cemberut saat Rio mengatakan hal tersebut. Dia tak suka saat berdua seperti ini Rio membahas istrinya. Rio menyadari perubahan ekspresi Gendhis, dia langsung mentowel hidung bangir wanitanya itu."Dengerkan dulu, Mas hanya ingin mengatakan jika Mas tak bisa langsung pulang! Biar dia tak bawel. Karena mertua Mas hari ini sedang di menginap di rumah! Please, mengertilah Baby," pinta Rio memelas."Baiklah, tapi janji habis ini HP Mas harus di matika
LAMARAN?-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-"Jika kau hamil aku akan menyuhmu untuk melanjutkan kehamilanmu," jawab Rio tanpa ragu."Benarkah? Kau serius?" tanya Gendhis yang lumayan kaget mendengar pernyataan Rio.Dia pikir Rio akan menyuruhnya untuk mengugurkannya. Dia tak menyangka jika Rio malah ingin Gendhis melanjutkannya. Padahal jelas hubungan mereka terlarang."Tentu, aku akan bertanggung jawab pada kehamilanmu! Aku tak munafik menyukai berhubungan denganmu. Lalu apa aku harus menolak kehadiran anakku? Hasil buah cinta kita?" tanya Rio."Kenapa kau tak menjawab? Apa aku pernah berbohong denganmu, Baby?" tanya Rio lagi melihat Gendhis terdiam sambil menatap ke arahnya.'cup' Gendhis mencium bibir Rio cepat. Rio tersipu mendapatkan perlakuan seperti itu di depan umum. Sangat berbanding terbalik dengan perlakuan Sifa padanya."Aku mencintaimu," ujar Gendhis.Rio segera merangkul Gendhis. Membawa wanita itu dalam pelukannya. Kapal Ferry seb
21+ WAARNIG! BABY BINALKU YANG SEKSI!-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-"Em itu...." jawab Rio gugup.Gendhis menutup mulut Rio dengan jari telunjuknya. Tanda bahwa dia tak ingin melanjutkan lagi pembicaraan ini. Dia tak ingin liburan ini ternoda hanya gara- gara masalah cinta. Dia benar- benar ingin menikmati semuanya hanya dengan kenangan indah tanpa ada perdebatan tentang cinta lagi."Yuk balik ke kamar," ajak Gendhis.Gendhis segera beranjak pergi dengan menggandeng tangan Rio. Kemudian membayar makan malam mereka dengan kartu Rio. Gendhis menggandeng tangan Rio dengan manja. Sampai di kamar Rio langsung menutup pintu kamarnya. Sejak tadi dia sudah menahan gejolak nafsunya melihat leher jenjang Gendhis dan payudara yang menggantung karena baju yang di kenakannya lumayan terbuka.Dia memeluk Gendhis dari belakang. Menciumi lehernya, kemudian membalikkan tubuh Gendhis. Mencium bibir Gendhis. Tangannya mengelus punggung Gendhis seolah- olah ingin mem
LINGKARAN API-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️- "Mas, bangun! Sudah pagi," kata Gendhis menepuk pipi Rio berkali- kali."Jam berapa Baby?" tanya Rio."Jam enam lebih, mandio sana!" perintah Gendhis.Rio menurut perintah Gendhis. Dia segera mandi an bersiap."Pakai boxer aja, Mas!" kata Gendhis."Loh katanya suruh bersiap?" tanya Rio."Iya, tapi sarapan kita kali ini aku memilih konsep floating breakfast untuk sarapan berdua, makan di dalam kolam renang!" ujar Gendhis.Rio hanya tersenyum dengan ulah Gendhis. Memang dia wanita yang berbeda."Yuk kita ke kolam," ajak Gendhis mencopot handuk kimononya.Gendhis mengenakan baju renang warna pink dengan belahan dada rendah."Kita hanya dapat waktu sejam di sini, Mas!" lanjut Gendhis.“Dasar kamu itu ya! Kreatifnya kebangetan. Udah kayak honeymoon kita, Baby!" puji Rio. Staff villa datang sambil membawa satu nampan berisi sarapan mereka. Menu breakfast kali ini, cinamon roll, nasi udu
ADA CINTA DI KARIMUN JAWA-BALIK KE POV AUTHOR YA❤️-Ada cinta di pulau Karimun Jawa mungkin itu gambaran yang tepat untuk Gendhis dan Rio. Dua insan berlawan jenis yang sedang jatuh cinta dan kasmaran di atas penderitaan wanita lainnya. Tiga hari bersama membuat Gendhis sedikit banyak mengetahui tentang hidup Rio begitupun sebaliknya. Kisah cinta Rio dengan Via yang pernah kandas, alasan Rio tak mencintai Sifa, serta hal-hal lain yang tak di sukai Rio. Hari terakhir di Karimun Jawa setelah menyebrang ke Jepara Rio mengajak Gendhis di Mall lagi. "Kita ngemall di mana baby?" tanya Rio mengajak wanitanya itu berjalan- jalan sebagai reward dia telah menyenangkannya selama ada di Karimun jawa.."Di solo saja, Mas! Paragon ya," ajak Gendhis."Mengapa kau suka sekali ke sana?" tanya Rio heran karena selama mengenal gadis itu dia selalu hobi ke Solo dari pada ke Surabaya dan sekitarnya."Karena deket sama rumah, habis itu lengkap! Mulai outlet barang- ba
DI MANA KAMU, MAS?"-BALIK KE POV 1 SIFA YA❤️-Aku merasa rumah tangga ini sedang tak sehat. Mas Rio sering keluar kota dan menginap. Seperti hari ini dia akan pergi lagi ke Solo selama dua hari untuk bekerja di luar kota. Harusnya dengan Dimas, tapi qodarulloh Dimas sakit jadi mau tak mau Rio harus pergi sendiri.Untunglah Abah dan Umi berkenan mendampingiku semalaman untuk menginap sekalian mengantar Farhat, jadi aku tak usah kerumah Abah. Bukannya aku tak bersyukur dengan usaha Mas Rio yang semakin maju dan berkembang pesat. Rasanya waktu kami berdua semaki berkurang saja."Abi hanya pergi dua hari, kan?" tanyaku pada Mas Rio."Iya, Mi! Hanya dua hari, bukankah kamu yang menyiapkan bajunya," jawab Mas Rio.Entah mengapa sore itu aku begitu berat melepas kepergian suamiku untuk ke luar kota. Tak seperti biasanya. Saat Mas Rio hendak pergi aku membenahi kemejanya."Mas, aku tahu kau bukana hakku seratus persen! Kau adalah milik- Nya! Tapi jika
DARI PIGURA SAMPAI GELAS KACA-BALIK KE POV 1 SIFA YA❤"Mas Rio, Bah! Dia bersama wanita! Huhuhu," tangisku pecah di pelukan Abah.“Sabar ya Nduk, sabar, istigfar... Allah...Allah!” Abah memeluk sambil menangis juga.“Mas Rio, Ya Allah eling Mas, ingat! Kurang apa aku jadi istri sampai kau hati kau berlaku begini," keluhku dalam tangis.Aku merasa Allah tak adil. Mengambil suami yang begitu ku cintai. Aku merasa cobaan ini terlalu berat."Ya Allah, apakah tak bisa kau memberikanku cobaan lain? Apa dosaku Ya Allah!” teriakku sambil memukul dadaku yang terasa sesak.Mendadak kepalaku sakit dan pusing. Mataku berkunang- kunang serta pandangan kabur. Aku tak tau lagi apa yang terjadi. Saat bangun terlihat Abah dengan mata sembab duduk di samping ranjang sambil berdzikir, sedangkan Umi memijat kakiku.Hanya pusing yang aku rasakan, jam di nakas menunjukkan pukul tiga dini hari teringat belum sholat. Aku bangkit perlahan dan mengelus tangan Abah.