Share

Perjuangkan

"Maafin Aksa, Bah." Aku benar-benar menyesal karena Abah jadi kembali lagi menjengukku karena laporan pemukulan.

"Mau gimana lagi?" Abah menyodorkan kotak kecil yang kutahu berisi tube salep untuk memar. Aku juga memiliki merek serupa di rumahku. "Usahakan bertingkah baik di dalam sana biar cepat keluar, Sa."

"Dia ngancam ngebuka aib Abah. Soal Ambu, soal Aksa," protesku, sadar menaikkan nada bicara hanya untuk menegaskan pembelaan di dalam sel tahanan. Detik berikutnya kuusap wajah dengan kedua tangan sambil mengucap lirih, "Aksa minta maaf."

Abah meletakkan ponselnya ke permukaan meja, menarik kedua tanganku sambil menggeleng. "Kalian bukan aib."

"Abah ...."

"Tunggu kamu benar-benar keluar dari sini." Genggaman yang kurasakan menguat. Abah melihat lekat padaku. "Abah akan berusaha menempatkan kamu di posisi seharusnya."

"Maksud Abah?" tanyaku tidak mengerti

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status