Kaluna keluar dari kamar mandi berbarengan dengan suara ponselnya yang berdering nyaring di samping ranjang. Dengan tergesa dan masih dibalut handuk Kaluna melihat siapa yang meneleponnya."Jonathan?" Kaluna berguman lalu mengangkat video call dari Jonathan. Senyum Kaluna merekah diwajahnya karena dia ingat hari ini Jonathan pulang dari salah satu acara T-Fal di Bogor. "Apa, Jo," ucap Kaluna saat melihat wajah kekasihnya itu dilayar ponselnya. Muka bantal Jonathan dengan cepat menghiasi layar ponselnya. Tampan."Ngantuk aku, Yang," bisik Jonathan sambil membenarkan anak-anak rambut yang jatuh di dahinya."Ngantuk tidur, Jo, bukan video call aku," ucap Kaluna sambil tersenyum dan menarik handuknya untuk menutupi tubuhnya lebih rapat lagi. Dingin."Ngantuk tapi kangen, emang kamu nggak kangen sama aku?" celetuk Jonathan sambil mengucek salah satu matanya dan terlihat seperti mengambil sesuatu dari bagian bawah."Nggak," dusta Kaluna. Padahal sudah dari kemarin dia rindu memeluk tubuh k
Kaluna tertawa keras saat mengingat wajah Jonathan yang tersedak karena melihat dirinya membuka handuk. Entah ide gila dari mana yang membuat Kaluna melakukan hal gila tadi, padahal Kaluna itu tipe wanita yang paling menolak bila diminta mengirim foto-foto pada orang. Tapi, lain ceritanya bila dengan Jonathan. Rasanya menyenangkan menggoda Jonathan hingga membuat pria itu sampai tersedak. Kaluna tidak bisa lagi menunggu apa yang akan Jonathan lakukan untuk membalas kelakuannya tadi.Kaluna pun keluar dari kamarnya setelah mengenakan pakaian, ia bersiap untuk pergi ke Moon karena saat ini dia mendapatkan jadwal sore tapi, karena ia harus ke rumah Jonathan terlebih dahulu maka dia harus pergi saat ini juga. Saat Kaluna berjalan melewati ruang TV, ekor matanya tanpa sadar menangkap suatu sosok yang sedang berjongkok di balik lemari, spontan Kaluna memundurkan kakinya dan melihat ke arah lemari."Ibu?" tanya Kaluna kaget sambil berjalan ke arah lemari, "ngapain Ibu di sana? Ibu nyari apa
“Iya, Bu … Kaluna udah di rumah Jonathan,” ucap Kaluna sambil membuka pintu kamar Jonathan.“Ada Jonathannya?” tanya Emma melalui sambungan telepon.Kaluna menggeleng sambil membenarkan letak ponsel yang menempel di kupingnya. Ia berjalan masuk ke dalam kamar Jonathan dan langsung disuguhi pemandangan kamar yang sangat berbau maskulin. Rasanya Kaluna ingin mengganti warna tempat sampah hitam Jonathan dengan warna pink lalu seprainya dengan warna pink, matanya lelah melihat warna hitam di kamar itu. “Kaluna hei, jawab Ibu kok malah diem aja,” protes Emma.“Nanya apa, Bu?”“Ada Jonathannya?” ulang Emma gemas.“Lah, tadi Kaluna udah jawab.”“Kapan? Nggak ada Ibu dengar kamu jawab.”“Kaluna udah geleng kepala tadi,” sahut Kaluna sambil berjalan ke arah lemari kayu yang ada di dekat ranjang Jonathan. Kaluna ingat kalau kekasihnya itu selalu menyimpan berkas-berkas berharga di sana. Tiba-tiba senyum Kaluna mereka saat melihat box yang ada di atas meja, tangan Kaluna membuka tutupnya dan m
"Kamu, kamu kenapa ada di sini? Bukannya kamu mau ke tempat pertemuan apalah tadi?" tanya Kaluna kaget karena ia melihat Jonathan sedang berdiri di belakangnya."Kamu rese makanya aku ke sini," ucap Jonathan sambil melangkahkan kakinya mendekati badan Kaluna hingga mau tidak mau Kaluna melangkah mundur hingga wanita itu terhalang tembok dan tidak bisa lagi bergerak ke mana-mana karena berdiri di antara Jonathan dan tembok."Aku rese apa?" tanya Kaluna bingung seraya mengangkat tangan yang sedang memegang surat-surat yang harus ia berikan ke Gege, "aku udah bawa ini surat-surat kamu dan mau aku kasih ke Gege, awas Jo, aku mau pergi ini.""Kamu tuh rese," ulang Jonathan sambil mengambil surat-surat di tangan Kaluna dan melemparkannya ke sembarang arah."Lah, kok dilempar? Kamu kenapa sih? Kamu tau nggak nyari surat-surat itu susah banget ditambah aku harus denger ocehan Ibu," ungkap Kaluna sambil menujuk surat-surat yang saat ini ada di bawah kakinya dengan kesal.Kaluna menahan napasny
"Terima kasih semuanya dan sampai jumpa di acara memasak bersama Chef Jonathan yang disponsori oleh T-fal Indonesia." Suara MC yang mengakhiri acara terdengar membahana di seluruh ruangan, beberapa orang ada yang langsung bertepuk tangan meriah bahkan ada yang dengan cekatannya berdiri dan berjalan ke arah panggung.Jonathan tersenyum dan menjabat tangan MC dan beberapa orang yang ada di sana, bahkan ia sempat berphoto dengan salah satu bintang tamu yang bersama dengan dirinya mengisi acara."Aku nggak nyangka kamu lebih tampan kalau ketemu langsung."Jonathan hanya tersenyum bisnis sambil mengangguk, dia bingun harus menjawab apa karena tidak mungkin dia menjawab 'Oh, saya memang sudah ganteng dari orok' bisa habis dia dibully sebagai pria penuh kesombongan seIndonesia raya."Kamu, emang nggak mau main film atau jadi artis sinetron?" tanya wanita itu lagi."Nggak, saya masih suka jadi chef dan lagi saya nggak butuh-butuh amat duit sampai harus kerja jadi pemain film atau artis sinetr
“Jangan bergerak.”Jonathan terdiam dan terpaku saat mendengar suara feminim di belakang badannya. Tiba-tiba tanpa ada aba-aba apa pun ia merasakan belaian di belakang tengkuknya. Tangan bersuhu sejuk itu membelainya dengan gerakkan yang membuat tubuhnya terpacu gairah. “Ngapain?” tanya Jonathan yang yakin seratus persen dengan siapa wanita yang ada di belakangnya itu tanpa harus menolek ke belakang. Ia sangat familiar dengan wangi tubuh wanita itu dan dia sangat hapal dengan sentuhan tangan wanita itu.Jonathan merasakan hembusan napas dibagian tengkuknya, tubuhnya makin terpecut gairahnya saat kedua tangan itu bergerak ke punggungnya dan terus bergerak secara erotis ke arah dadanya. Dengan cekatan jemari itu membuka satu demi satu kancing kemeja sambil sesekali mengusa dada bidang Jonathan.Belaian jemari wanita itu terasa sangat manis dan makin membuat birahi Jonathan tercambuk, celananya makin sesak bukan main. Jonathan makin menggemeretakkan giginya saat merasakan gesekkan di bag
"Damn Kaluna!" Jonathan hanya mampu manahan ledakan birahinya sendiri saat kejantanannya terbungkus kehangatan bibir Kaluna yang terlihat sangat penuh dan sensual. Mata Jonathan seolah disiksa dengan pemandangan erotis saat bibir Kaluna yang mungil itu bergerak menenggelamkan kejantanannya di dalam bibirnya yang mungil dan sensual.Tanpa sadar Jonatan mengepalkan kedua tangannya yang tidak bisa ia gerakkan sama sekali, bahkan tanpa ada rasa malu Jonathan berkali-kali mengerang memanggil nama Kaluna dan sesekali ia memaki dalam bahasa inggris saat lidah Kaluna bergerak liar di bagian ujung kejantanan miliknya dan mengecupnya seolah itu adalah hal paling nikmat yang pernah Kaluna cicipi di dunia ini.Anak-anak rambut Kaluna yang bebas bergerak seirima dengan gerakkan kepala Kaluna yang naik dan turun, memberikan rasa geli nan nikmat yang menghantam Jonathan dan menenggelamkan dirinya dalam kenikmatan duniawi yang tidak ingin Jonathan tinggalkan.Seinci demi seinci Kaluna mengecupi kejan
Kaluna tertawa kecil saat merasakan kecupan-kecupan kecil di bahu dan tengkuknya, rasa geli dengan cepat menjalar dari leher hingga sekujur tubuhnya hingga membuat ia gemetar. "Geli, Jo," bisik Kaluna sambil menangkap tangan Jonathan yang menggerayangi tubuhnya dari tadi dan terhenti di payudaranya. Tangan Jonathan yang hangat itu membelai puting payudaranya lalu mencengkeramnya seolah payudaranya adalah benda paling menggemaskan yang pernah ia pegang."Aku nggak abis pikir kenapa kamu bisa ada di dalam kamar," bisik Jonathan sambil mengecup bagian belakang rambut Kaluna, seketika itu juga ia mencium wangi shampoo Kaluna yang lembut, "wangi ... aku suka wangi rambut kamu dari dulu, Yang," bisik Jonathan."Kamu tuh, mau aku wangi atau bau dapur sekali pun tetep lengket kaya permen karet, nempel mulu susah buat lepas," kekeh Kaluna sambil mengambil tangan Jonathan dan mengecupnya pelan."Karena wangi kamu itu khas dan bikin aku candu, mau badan kamu abis lari sekali pun wangi badan kam