Share

Bab 45 Pinggala

Setelah mengobati luka pada sikunya, Marsala melirik ke kaca spion, melihat dua teman Maruk—entah sesama polisi atau bukan, Marsala tidak bertanya—berdiri di belakang bak mobil, mengobrol sambil mengawasi sekitar. Aroma persawahan yang mengapit jalan lingkar selatan Narwastu, mengalir dari sela-sela jendela.

“Aku tahu tujuan kamu mencariku,” ujar Maruk, yang duduk di samping Marsala di kabin belakang. “Kamu pasti ingin memastikan kematian Sindu.” Ia terkekeh singkat, dan keduanya saling berpandangan. Maruk menggeser duduknya, mendekati Marsala; telapak tangannya terangkat, menempel pada kaca jendela, dan tubuhnya yang besar menaungi Marsala.

Walaupun rasa takut mengepung hatinya, Marsala tidak melepas pandangannya dari Maruk. Punggungnya menempel pada pintu mobil, bertanya-tanya apa yang akan dilakukan Maruk.

“Dengar,” bisik Maruk. “Setelah kamu bertemu Sindu, kamu pulang dan lupakan semuanya. Kasus suamimu enggak pernah ada sejak awal, dan terima saja kematiannya.”

“Jadi.. Sindu...”
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status