Share

Tak Tertandingi

Semakin hari Tuan Putri merasakan sesak napas di dadanya. Disertai keringat dingin dan tangan gemetar. Setelah itu ia tak akan bisa bangun beberapa saat lamanya.

“Tuan Putri, kau kenapa?” tanya Ruyi yang menyambangi kamar temannya.

“Tak tahu, rasanya tubuhku semakin saja.”

“Minta panggilkan tabib oleh Nyonya.”

“Sudah, dan tak ada perubahan. Entah mengapa aku meras—”

“Nyonya yang melakukan semua ini?” tebak Ruyi.

“Bahkan aku tak berani menduga, tapi kau cukup berani.”

“Hanya cukup berani tidak bisa menghadapinya. Aku merasa penguasa di puri ini bukannlah Tuan Pawana, melainkan dia. Sungguh kita tak berdaya dibuatnya, ditambah aku hanyalah tawanan kerajaan, aku tak punya pelayan sendiri. Aku tidak percaya dengan siapa pun.”

“Karena itu jalan satu-satunya adalah tetap hidup dengan baik. Layani saja suami kita tanpa ada perlawanan. Dengan begitu mungkin Selir Murti akan berbelas kasihan dengan kita, Ruyi.” Tuan Putri menarik napas berat. Dadanya serasa dihujam seribu jarum tajam.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status