Hanna menatapnya dengan ekspresi terluka. "Jimmy, kamu nggak pernah memperlakukanku seperti ini sebelumnya ....""Itu dulu!" Jimmy menatapnya sambil mengerutkan keningnya dan berkata, "Kamu nggak boleh masuk ke dalam kamar ini tanpa izinku!"Air mata Hanna sudah menggenang di rongga matanya.Ternyata benar ....Dia sudah memiliki perasaan terhadap Agnes.Kalau tidak, kenapa dia terus menunda perceraian mereka?Hanya saja, Hanna tidak berani berbicara terlalu banyak, dia hanya akan membuat Jimmy semakin membencinya jika mengatakan hal yang tidak seharusnya diucapkan."Kalau begitu aku akan kembali terlebih dahulu," ucap Hanna sambil menundukkan kepalanya, tidak ingin Jimmy melihat matanya yang memerah.Ponsel Jimmy langsung berdering begitu Hanna baru saja pergi.Ekspresi wajahnya mendingin saat melihat siapa yang meneleponnya.Untuk apa wanita ini meneleponnya lagi?Dia menjawab panggilan, tapi suaranya masih terdengar dingin, "Ada apa?""Datanglah ke Biro Urusan Sipil sekarang, aku ng
Mata Agnes dan Kakek Andre dipenuhi dengan rasa khawatir dan gugup meski masih duduk di kursi panjang.Dokter melepaskan maskernya dan berkata dengan ekspresi serius, "Operasinya sangat sukses, pasien sudah sadar sekarang. Pasien perlu tinggal beberapa hari di rumah sakit agar kami bisa memeriksa luka di otaknya dan sudah bisa keluar dari rumah sakit kalau kondisinya baik-baik saja."Ucapan dokter membuat mereka semua menghela napas lega.Jimmy berkata dengan tulus, "Terima kasih!""Kalian sudah bisa menjenguknya di kamar pasien," kata dokter sambil mengangguk kecil pada mereka dan melangkah menjauh.Kakek Andre menghela napas lega dan berkata, "Untung saja dia baik-baik saja, kalau nggak aku ...."Agnes segera memotong ucapannya, "Kakek, jangan berkata seperti itu, mari kita temui Nenek.""Hm."Kakek Andre berkata dengan penuh emosi dalam perjalanan mereka ke kamar pasien, "Agnes, tahukah kamu? Sebenarnya aku berutang banyak hal pada nenekmu dalam kehidupan ini."Agnes mengerutkan ken
"Halo? Sally? Hm, tolong tunda pesta lajang yang sedang kamu siapkan. Muncul suatu masalah dan nggak bisa bercerai ...." Agnes menghela napas dengan penuh penyesalan.Mata Agnes tertuju pada punggung Jimmy saat mengatakan ini.Seluruh tubuhnya memunculkan aura yang menakutkan.Agnes tahu bahwa dia pasti sedang marah besar.Sedangkan dia memang sengaja berkata seperti ini untuk memancing amarahnya.Mereka mungkin akan bercerai setelah dia semakin membencinya.Beberapa saat kemudian, dia pergi sambil membanting pintu dengan keras.Hati Agnes seolah-olah juga ikut menegang sesaat lalu terasa kosong lagi.Jika bisa, siapa yang ingin bertengkar dengan orang yang dicintai selama 10 tahun?Siapa yang tidak ingin bertemu dengan orang yang mencintaimu dengan sepenuh hati lalu hidup bersama sampai tua tanpa pernah berpisah?"Agnes? Halo! Apa yang sedang kamu ucapkan? Kenapa aku sama sekali nggak ngerti?" Suara Sally di ujung panggilan menarik kembali pikirannya.Agnes berdeham dan berkata, "Ngga
Jimmy sudah berjalan ke sisinya saat Agnes sedang berpikir seperti ini.Dia memandangnya dari atas hingga bawah, suasana hatinya terlihat tidak jelas di balik matanya. "Untuk apa kamu datang ke departemen kebidanan dan ginekologi?"Jimmy sedikit menyipitkan matanya dan menatap nomor antrean di tangannya. "Untuk siapa kamu mengambil nomor antrean ini?"Agnes memegang kertas nomor antrean dengan lebih erat.Setiap kali melakukan pemeriksaan, sudah pasti yang hadir adalah ibu hamil itu sendiri.Jadi, namanya tertulis dengan jelas di atas kertas ini.Dia tidak boleh membiarkan Jimmy melihat nomor antrean ini.Dia berusaha untuk menjawab dengan datar, "Aku datang ke sini untuk menemani seseorang melakukan pemeriksaan, malahan kamu, seorang pria, untuk apa datang ke tempat ini?"Kedua mata Jimmy menatapnya lekat-lekat, seolah-olah ingin melihat isi hatinya.Agnes hanya bisa berusaha untuk membuat dirinya tetap tenang.Hanya saja, Jimmy, yang suka merasa curiga, sama sekali tidak percaya deng
Pak Mike melihat sekeliling dan menatap Agnes dengan tatapan iba. "Aku menyarankanmu untuk jangan menyia-nyiakan tenagamu. Daripada seperti ini, lebih baik kamu membujuk Jimmy."Agnes meremas kedua tangannya dan terdapat amarah yang berkobar di dalam hatinya."Apakah dia menekanmu dalam hal ini?"Pak Mike menghela napas. "Pak Jimmy berkata bahwa siapa pun yang berani membantumu sama saja dengan melawannya dan juga Grup Silnu. Coba kamu pikir, siapa yang berani menyinggungnya?"Grup Silnu didirikan oleh Jimmy dan telah menjadi legenda di dunia bisnis hanya dalam beberapa tahun.Jimmy seperti seorang dewa di dunia bisnis karena ini.Tidak banyak orang yang berani ... menyinggung Jimmy.Agnes mengatupkan bibirnya dan wajahnya dipenuhi dengan amarah.Kenapa dia bisa bersikap seperti ini!"Jadi, kamu sebaiknya jangan datang mencariku lagi, aku nggak bisa membantumu," kata Pak Mike, dia segera meninggalkan Agnes seolah-olah takut memiliki hubungan dengannya.Agnes sedikit tidak memercayai ha
Jimmy sama sekali tidak memandang Agnes.Dia dengan cemas meremas kedua tangannya, dia sudah memutuskan untuk mempersulitnya."Jangan bicara omong kosong, cepat keluarkan kartumu," kata Jimmy sambil dengan santai mengembuskan asap rokok.Agnes yang berada di samping benar-benar dianggap sebagai udara kosong.Hanya saja, Agnes adalah orang yang keras kepala, dia berkata sambil tersenyum lebar, "Pak Jimmy, aku bisa menunggu. Aku akan menemuimu lagi kalau kamu memiliki waktu luang."Orang lain mungkin sama sekali tidak menyangka bahwa wanita ini akan begitu keras kepala.Segera ada orang yang berkata, "Jimmy, apakah kakak ipar tahu bahwa kamu didekati banyak wanita di luar?"Jimmy mengangkat matanya dan terdapat lintasan emosi yang sulit diartikan di dalamnya.Orang lain tidak menyadari hal ini dan terus berkata, "Kakak ipar? Apakah wanita itu pantas dipanggil seperti ini? Apa yang bisa dia lakukan meski mengetahuinya? Bukankah wanita itu merupakan barang tiruan yang nggak pantas ditunjuk
"Layani sampai aku merasa puas," balas Jimmy sambil mengangkat alisnya.Dia tidak percaya sayap wanita ini bisa begitu kuat!Ingin terbang?Dia akan mematahkan sayapnya!"Bagaimana aku harus melayanimu?" tanya Agnes sambil berusaha membuat ekspresinya tetap datar.Jimmy membuka bibir tipisnya, sebelum dia sempat bicara, dia disela oleh suara yang datang dari samping."Jimmy, aku baru saja melihatmu di lantai dansa, tapi tiba-tiba kamu menghilang, ternyata kamu berada di ...."Seorang wanita dengan pinggang langsing berjalan ke arah mereka, pandangannya tertuju pada Agnes sebelum sempat selesai bicara.Wanita itu sedikit menyipitkan matanya, terdapat tatapan permusuhan di matanya.Dia sengaja bertanya, "Jimmy, wanita ini ...."Dia telah mengenal Jimmy selama dua atau tiga tahun dan tidak pernah melihat wanita lain berada di sisinya!Apalagi, Agnes memang terlihat sangat cantik yang dapat dengan mudah memunculkan rasa waspada seorang wanita.Agnes tidak berbicara pada saat ini, melainkan
Dia mengetahui dengan sangat jelas bahwa Agnes sama sekali tidak mungkin bisa menemukan cincin itu.Karena cincin itu berada di tangannya.Agnes-lah yang dengan tidak tahu diri melepaskan cincin ini.Dia ingin membuat Agnes mengetahui apa konsekuensi dari melepaskan cincin itu!Agnes tertegun sejenak.Pekerja di pesta amal pernah meneleponnya dan berkata bahwa mereka sama sekali tidak menemukan cincin itu."Jimmy, kamulah yang membuang cincin ini, tapi malah ingin aku yang mencarinya? Ke mana aku bisa menemukan cincin itu?" tanya Agnes dengan agak kesal.Dari mana dia sedang memberinya kesempatan?Dia jelas-jelas sedang mempersulitnya dengan cara lain!Jimmy mengabaikan amarah di matanya dan berkata dengan datar, "Cincin itu nggak akan hilang kalau kamu mencoba untuk mencarinya pada hari itu, 'kan? Apakah ... kamu pernah mencarinya?"Terdapat harapan di dasar kedua mata yang dingin itu.Dia bisa memaafkannya selama dia pernah mencarinya.Dia sedang menunggu jawabannya sekarang."Aku ..