Malah."Bos Deon, suaramu pasti habis setelah banyak bicara, 'kan? Ini, minumlah teh!""Bos Deon, pijatanku ini sudah cukup, 'kan?""Aduh, Bos Deon, kursimu sangat buruk! Duduklah di kursiku! Lebih nyaman!"Belasan anak muda kaya berkerumun di sekitar Deon, memijat dan mencuci kaki, serta mengupas buah-buahan seolah mereka adalah pelayan."Apa-apaan kalian ini?" Luna melangkah ke dalam dengan cemas."Bu Luna, aku nggak memaksa mereka. Merekalah yang melakukannya dengan sukarela! Apa boleh buat, aku nggak enak untuk menolaknya!"Deon merentangkan kedua tangannya dengan wajah tenang."Nanti tuangkan cairan pencuci kakiku ke toilet dan jangan diam-diam minum lagi! Nggak ada gunanya!""Mana mungkin sesuatu yang ternodai dengan energi sejati bos nggak ada gunanya!? Setidaknya itu akan memungkinkan kami untuk punya sepersepuluh ribu keagungan bos!"Akan tetapi, semua orang berkata dengan tenang dan hangat.Sanjungannya benar-benar luar biasa.Luna membelalakkan mata begitu lebar hingga hampi
Luna bukan orang bodoh dan tidak akan mendengarkan cerita Daniel. Dia hanya duduk tanpa bergerak dan berkata dengan acuh tak acuh."Pak Daniel, oh bukan, Tuan Daniel. Terus ada urusan apa kamu datang ke Grup Lixon?""Yang pertama adalah bertemu denganmu. Lihat, ini adalah mawar biru yang sengaja kudatangkan dari bagian selatan! Kamu nggak akan bisa membelinya di Kota Sielo!"Wajah Daniel dipenuhi dengan kebanggaan."Ada juga berlian imitasi Benua Narvia yang besar ini. Warnanya sangat bagus dan ini merupakan harta karun langka yang bisa membuat banyak wanita berteriak! Kebetulan ini cocok dengan tabiatmu yang unik."Akan tetapi, Luna menyilangkan kaki dengan sutra hitamnya yang lurus dan jenjang sebelum berkata dengan datar."Terima kasih, aku terima hadiahnya. Ceritakan tujuanmu yang lain."Dia sudah lama mendengar pria ini selalu memiliki motif tersembunyi.Mawar biru dan berlian imitasi besar jelas adalah umpan.Daniel tidak menyembunyikan apa pun lagi dan berkata sambil tersenyum.
"Paman Kedua, aku nggak peduli berapa banyak uang yang telah kamu terima dari Keluarga Pratama atau seberapa besar kamu ingin menyanjung mereka. Aku nggak akan pernah menyetujui hal ini!""Selama aku masih menjadi CEO Grup Lixon, formula kecantikan ini nggak akan diberikan kepada perusahaan mana pun!"Luna berkata dengan tegas.Julian langsung sangat marah hingga wajahnya berkerut."Kamu memfitnahku? Beraninya kamu bajingan tanpa ibu bersikap begitu kurang ajar ...."Luna langsung berbalik dan pergi tanpa menoleh ke belakang, sama sekali tidak menghiraukan omelan Julian.Di sisi lain, Deon kebetulan bergegas untuk melihat apa yang telah terjadi.Akhirnya dia langsung bertemu dengan Daniel dan Julian.Begitu kedua pria itu melihat Deon, tatapan mereka langsung berkilat dengan sinis."Kamu lagi, dasar bajingan. Bukannya bekerja dengan baik dan membelikan bosmu mobil mewah, apa yang kamu lakukan di sini?""Aduh, hari ini sungguh sial. Aku baru mengendap-endap dan bertemu dengan dua bajing
Deon hampir tersedak."Bu Luna, bukankah pertanyaanmu ini terlalu berbahaya?""Jawab saja, ya atau nggak!?" Luna berkata tanpa ampun."Ya!" Deon berkata, "Tapi cuma ingin ...."Sudut bibir Luna melengkung."Itulah jawaban yang ingin kudengar, setidaknya bukan jawaban munafik!"Dia telah melihat terlalu banyak pria yang hanya berbicara, tetapi tidak seperti apa yang terlihat.Jelas, mereka sangat mendambakan kecantikannya, tetapi mereka selalu bersikap seperti pria sejati di depan Luna dan membuatnya muak."Oke! Deon, sekarang aku akan memberimu kesempatan! Ingat, kamu cuma punya satu kesempatan ini!"Luna menginjak pedal gas dan langsung tiba di sebuah bar yang terang benderang.Para pria dan wanita di sini mengenakan pakaian yang terbuka dan seksi, juga ada beberapa suara tertahan yang terdengar dari sudut-sudut gelap."Pelayan, sajikan dua Bir Anker dulu! Ada lagi, siapkan beberapa botol arak kesukaanku."Luna menjelaskan dengan lugas dan terampil.Membuat Deon membeku. Astaga, janga
Deon langsung membeku dan kepalanya terasa kosong."Aku sudah bawa KTP-ku ...."Wajah Luna yang berada di dekatnya, seolah sedang menunggu sesuatu dan terdiam.Sepasang matanya membara.Keduanya bagaikan bom yang akan segera meledak.Akan tetapi kurang dari satu detik, Deon tiba-tiba melonggarkan lengannya dan berkata dengan wajah datar."Bu Luna, aku nggak suka mengambil keuntungan saat orang lain lengah!""Aku tahu suasana hatimu sedang buruk dan ingin menggila untuk melupakan semua masalahmu! Tapi cara ini cuma untuk menutup mata sesaat dan menipu diri sendiri.""Melarikan diri dari kenyataan nggak akan pernah menjadi kenyataan."Akhirnya Deon menahan nafsu di dalam dirinya dan berkata dengan serius."Jadi sekarang aku nggak akan melakukan itu denganmu."Saat ini Luna tidak melakukannya karena ketulusan, melainkan sebagai balas dendam terhadap dirinya sendiri dan dunia.Akan tetapi, itu hanya karena mabuk hingga kehilangan akal sehatnya dan menggunakan Deon sebagai alat untuk melamp
"Gila!"Luna sangat marah, mengangkat tangannya dan menampar Michael!Michael menutupi wajahnya dan berkata dengan heran."Apa ... apa maksudmu? Apa kamu pikir nggak bisa bebas di sini? Kita pergi ke hotel saja!""Bodoh!"Luna menendang selangkangannya hingga menyebabkan Michael langsung marah."Sialan! Kamu sudah ada di sini dan masih pura-pura sok suci! Dengan apa yang aku miliku, aku bisa tidur dengan wanita sepertimu!""Percaya atau nggak, ada penggemar wanita di luar sana. Selama aku mau, mereka akan antre untuk bersama denganku!""Kamu terlihat seperti berusia dua puluhan tahun, 'kan? Kamu lebih tua dariku. Kamu beruntung aku bisa suka padamu! Jangan sok suci deh!"Luna berkata dengan kesal."Kamu mau artis terkenal atau bagaimana, nggak ada hubungannya denganku! Kalau kamu berani menyentuhku lagi, aku akan membuatmu menyesal!"Setelah itu, Luna mengangkat dagunya dan pergi.Setelah itu, Michael berhenti di depan pintu dengan enggan."Aku tahu kamu sedang pakai trik tarik ulur! B
Michael tertegun dan menyadari bahwa pria itulah yang dimarahi oleh Luna sebelumnya."Sobat, kenapa kamu lagi? Kenapa kamu kembali lagi? Kamu ketagihan jadi anjing?""Sayang sekali kamu akan segera melihat dewimu diinjak-injak oleh penggemarku!"Michael berkata sambil tersenyum garang."Di mataku, dia hanyalah hewan peliharaan yang bisa aku mainkan kapan saja dan di mana saja!"Deon berkata sambil tersenyum tipis."Jadi semua ini dilakukan olehmu, 'kan? Kenapa kamu menuduh Luna?"Deon pergi keluar untuk memanggil sopir. Saat kembali, Deon mengetahui bahwa sesuatu telah terjadi pada Luna.Setelah melihat sekeliling, dia menemukan Michael yang licik."Haha! Nggak ada bukti, jadi jangan bicara omong kosong!"Michael tanpa sadar menyangkalnya, tapi tiba-tiba tertawa dan berkata."Eh! Apa yang harus aku sembunyikan darimu? Lalu pecundang sepertimu mau apa kalau sudah tahu keadaan ini? Benar, aku yang melakukannya!""Oke, terima kasih!"Deon tersenyum, meletakkan tangannya di bahu orang lain
Deon menutup telinga dan mengangkat telepon lalu berkata."Halo? Darren?"Darren di ujung telepon sedang mengadakan pertemuan tingkat tinggi dan semua orang yang hadir adalah CEO perusahaan terkenal.Begitu melihat panggilan dari Deon, Darren bergegas keluar untuk menjawab panggilan itu."Pak Deon, ini aku, Darren! Ada perintah apa?"Darren bagaikan anjing peliharaan Deon.Para eksekutif di ruang rapat semuanya tercengang. Telepon dari siapa ini? Kenapa bisa membuat Darren begitu menghormatinya?Bahkan ibu kota Provinsi Hollow pun tidak akan membuat Darren begitu merendahkan diri."Apa Perusahaan Shinhwa perusahaanmu?" tanya Deon dengan tenang."Perusahaan Shinhwa?"Darren tertegun, langsung masuk ke ruang rapat dan berkata dengan tegas."Siapa Bos Perusahaan Shinhwa Media? Berdirilah!"Seketika membuat takut semua orang."Pak Darren, ada apa?" Seorang pria dengan rambut rapi berdiri dengan ketakutan."Apa perusahaanmu merekrut artis bernama Michael?"Darren bertanya dengan kesal.Piha