Luna merasa kasihan pada Paman Gerun, sehingga berkali-kali mengutarakan untuk menjadikannya sebagai karyawan tetap dan menaikkan gajinya.Namun, setiap kali ditolak Paman Gerun.Paman Gerun adalah orang yang berprinsip, sehingga akan menepati kesepakatan kompensasi sejak awal. Asalkan Grup Lixon bisa memberinya sesuap nasi."Sialan!"Satu orang mengabaikan Luna dan menampar Paman Gerun secara langsung. Paman Gerun pun terjatuh keras!Darah langsung mengalir dari mulutnya.Luna sontak berkata dengan murka,"Bapak-bapak sekalian, bagaimanapun di sini adalah perusahaan, kenapa kalian boleh memukul orang?""Bu Luna, apa kamu mau bilang memukul karyawan perlu persetujuan dari bosnya? Tapi, kalau karyawanmu menyinggung kami, berarti bosnya harus bertanggung jawab!"Mereka berkata sambil tersenyum menyeringai,"Padahal aku punya kesan yang lumayan bagus, tapi kejadian sekarang ini malah membuat kami sangat sulit untuk memercayai Grup Lixon!""Kami juga bakal melaporkan hal ini kepada kepala
"Nggak boleh! Ini adalah hadiah dari cucu perempuanku!"Paman Gerun yang biasanya saat penurut sudah tidak sabar lagi. Matanya sontak menjadi merah dan bergegas berdiri untuk merebutnya kembali.Cucu perempuan ini adalah satu-satu kerabatnya yang tersisa. Paman Gerun akan melindungi benda yang dihadiahkan oleh cucu dia layaknya harta karun.Bagaimana mungkin tega merebutnya secara paksa.Mereka sontak terperanjat, "Kenapa? Apa kamu mau memukul orang? Satpam, cepat panggil satpam!""Luna, apa yang sudah kamu lakukan? Anjingmu mau menggigit kami! Cepat halang dia!"Ekspresi Luna berubah karena marah, "Bapak-bapak, kalian benar-benar keterlaluan!"Mereka malah berkata semena-mena,"Luna, apa kamu nggak mau dapat surat izin? Apa kamu percaya, hanya dengan satu kata, kepala biro kamu bakal membuat Grup Lixon kelak nggak bisa berbuat apa-apa!""Satpam!"Luna mengepalkan kedua tangan dan berteriak dengan ekspresi serius.Beberapa satpam datang dan menahan Paman Gerun.Luna berkata dengan rasa
Di lantai satu Grup Lixon, Luna mengantar beberapa orang dari biro teknik."Bu Luna, selain kejadian tadi yang kurang menyenangkan, kami sangat puas terhadap seluruh Grup Lixon."Beberapa orang itu tersenyum menyeringai.Salah seorang masih mempermainkan liontin Amitayus di tangannya sambil tersenyum lebar.Bagi Luna, ekspresi jelek seperti ini jauh lebih jelek daripada hantu di neraka!Jelas dia adalah perampok, malah hendak berpura-pura menjadi pria sejati. Benar-benar membuat orang muak.Dia menyunggingkan senyuman secara paksa dan berkata, "Kalau begitu, aku serahkan masalahku pada kalian!""Baik, baik."Akan tetapi, beberapa orang ini baru habis bicara, seluruh perusahaan sontak gelap gulita!"Listrik padam? Bagaimana mungkin?""Apa ada orang mematikan saklarnya? Cepat pergi lihat di ruang kontrol!"Semua orang di seluruh perusahaan merasa gelisah. Luna pun buka suara.Dia tidak lupa berkata, "Kalian jangan panik, ini hanya sedikit kecelakaan, kami bakal segera menyelesaikannya."
Beberapa orang itu sangat murka. Saat mereka berencana mengkritik Luna.Sebuah panggilan tiba-tiba masuk.Mereka menatap dengan cermat, lalu hatinya sontak menjadi tegang, "Apa ini ... panggilan dari kepala biro teknik?"Dia segera menjawab dengan tergesa-gesa."Pak Neo, ya. Sekarang kami berada di Grup Lixon."Beberapa detik kemudian, mereka meletakkan ponsel dan berkata sambil tersenyum lebar,"Bu Luna, lupakan hal ini dulu. Sekarang kepala biro kamu, Pak Neo mau menemui Anda. Dia sudah mengatur jamuan di Hotel Bean, apa Anda bisa menghadiri jamuan ini?"Luna tertegun, "Kenapa kepala biro baru mau menemuiku?""Kami kurang jelas tentang itu. Tapi, katanya Pak Neo sangat perhatian sama wanita cantik, jadi Anda harus pandai menghargai kesempatan."Kata-kata mereka penuh makna.Luna mengerutkan kening dan ingin menolak.Akan tetapi, begitu teringat nasib dirinya sekarang dikendalikan oleh kepala biro yang baru ini, dia terpaksa berkata,"Baik! Aku segera ke sana."Lagi pula, bukan hanya
Luna sontak tertegun.Neo tertawa mesum.Dia bertanya pada wanita, "Kenapa? Siapa lebih hebat di antara aku dan suamimu?""Tentu saja Anda."Wanita itu menggoyangkan pinggang dan berkata dengan malu, "Kamu hebat banget, kelak aku masih mau berinteraksi sama kamu."Neo berkata sambil tersenyum setengah,"Tenang saja, kamu sangat penurut. Besok datang ke Kantor Biro Teknik untuk mengambilnya! Aku selalu tepat pada janjiku, nggak bakal merugikan siapa pun!"Wanita itu kegirangan dan menerkam ke pelukan Neo sambil berkata sambil mengedipkan mata,"Pak Neo, aku sekarang bakal pulang untuk mempelajari beberapa gaya baru. Besok malam biar Anda mengujinya ...."Neo tertawa terbahak-bahak sambil memegang perutnya. Dia menepuk pinggul wanita itu,"Pergilah, wanita genit!"Setelah wanita itu pulang, Neo mengalihkan pandangan ke Luna lagi,"Bu Luna, orang asli lebih cantik daripada dilihat dari foto!""Kalau dibandingkan sama kamu, wanita genit barusan tadi sungguh seorang wanita kolot dan membuat
"Bu Luna, apa yang terjadi?"Deon bergegas masuk dan berjalan ke sisi Luna seperti tiada orang di sekitarnya.Semua orang terkejut, "Kenapa ... kamu masuk ke sini?"Demi mencegah terjadi sesuatu, bukannya mereka sudah mengatur beberapa petarung untuk mengusir Deon?Kenapa orang ini bisa tiba-tiba masuk?"Nggak perlu terkejut. Kepala beberapa orang yang menghalangku sudah terjepit di kloset. Kalau mau cari mereka, belok ke toilet wanita di sebelah kiri pintu saja."Deon menyunggingkan senyuman yang polos.Bagaimanapun, dia adalah seorang pria yang "lembut".Namun, senyuman ini malah membuat orang ketakutan dan melotot mata lebar.Neo berkata dengan ekspresi muram,"Apa kamu adalah sopir Luna? Apa kamu tahu aturannya? Kamu nggak boleh masuk ke ruangan ini sesuka hati!"Alhasil, Deon seperti tidak mendengarnya dan mulai duduk, lalu mengambil sendok,"Kalian mengobrol saja, aku mau makan."Neo sangat murka."Bu Luna, suruh anak buahmu keluar! Kalau nggak, hal ini bakal dibatalkan."Luna me
Bertindak tidak senonoh di depan publik, bukankah akan membuat Luna sangat terhina?Selain itu, sebagai seorang wanita pekerja keras, Luna sangat jelas bahwa pasti tidak boleh kehilangan temperamennya di depan gelandangan ini.Akan tetapi ....Tangan Deon yang meraba selangkangannya ternyata membuat sekujur tubuh Luna sontak mengejang, bahkan kehilangan tenaga untuk berbicara."Cepat ... cepat hentikan! Kalau nggak ... aku nggak bakal mengampunimu!"Luna mendengus ringan.Deon menarik tangannya, lalu berkata sambil tersenyum tipis,"Bantu memijatmu untuk menghilangkan rasa lelah."Saat ini, semua orang dari Biro Teknik sudah sangat murka.Terutama Neo yang telapak tangannya tertusuk pun membentak dengan keras,"Kalian dasar pasangan murahan, nggak ada satu pun yang dapat melarikan diri! Aku bakal membunuh kalian!"Deon melangkah maju, lalu menusuk satu tangan lainnya dengan kecepatan kilat,"Kelihatannya ada orang yang minta diajari! Kalau begitu jangan menyisakan satu tangan pun!"Dar
Suasananya menjadi sangat sunyi.Luna berpura-pura seperti tidak melihat apa-apa.Hanya Deon yang mendongakkan kepala dan berkata sambil tersenyum, "Aku dengar kamu mau melihat aku mematahkan lengan? Iya, 'kan?"Ekspresi Neo sangat gelisah, "Aku adalah kepala biro teknik!""Siapa pun kamu juga nggak berguna!"Deon menerjang Neo dan membuat dia memuntahkan seteguk bir dan tonik."Uhuk, uhuk!"Neo terkapar di lantai dan memeluk perutnya sambil meronta-ronta. Dia berteriak,"Cepat! Lapor polisi! Membunuhku adalah tindakan kriminal berat!""Hubungi tim penegak hukum! Biar mereka membereskannya!"Neo berteriak keras.Beberapa orang dari Biro Teknik baru terburu-buru menelepon.Tidak lama kemudian, sekumpulan tim penegak hukum segera mengepung ketat seluruh hotel.Berkenaan dengan Randy sudah bubar sejak awal, sehingga mereka tidak mengalami halangan apa pun."Bu Mira, Sang Penolongku! Akhirnya kamu tiba!"Begitu melihat Mira yang gagah dan heroik masuk.Neo bagaikan mendapatkan kayu yang te