AIRI TAK MENDAPATI keberadaan Kei ketika pagi tiba. Jam dinding masih menunjukkan pukul lima. Dia mengerjap, mencoba mengenyahkan sisa kantuk yang masih terasa. Telapak tangan meraba sisi tempat tidur. Dia merasakan seprai yang dingin, menandakan Kei yang telah cukup lama beranjak.
Airi mengernyit ketika berasakan denyutan nyeri di kepalanya. Dia menegakkan diri, hendak menghubungi sang lelaki. Gerak tangan pada ponsel terhenti saat dia mendapati sabuk hitam yang masih tergeletak di atas tempat tidur. Kei sepertinya belum sepenuhnya pergi.
Airi memutuskan untuk membasuh wajah dengan singkat. Dia keluar dari kamar mandi beberapa saat kemudian, merasa lebih terjaga sekaligus sadar pada pegal di sepenjuru tubuhnya. Kejadian tadi malam kembali terbayang. Telinganya menghangat dengan tiba-tiba. Airi menggeleng. Dia mengambil kardigan panjang sebelum beranjak d
AWAL HARINYA BERJALAN biasa saja, hingga dia menemukan ketidakberesan atas keberangkatan Kazuki.Berita mengenai pemanggilan Rodo Hasegawa ke kantor polisi telah menyebar pesat. Penangkapannya baru dilakukan hari Sabtu lalu. Akan tetapi, dua hari berikutnya berbagai platform berita sudah siap menayangkan liputan mendadak tersebut. Ucapan Kei memang benar adanya. Airi termenung ketika melihat tayangan berita melalui televisi kantor. Yugao, yang membawakan teh hangat untuknya, sempat memergoki dia yang melamun.Pandangan sang sekretaris lantas beralih pada layar televisi yang masih menayangkan berita. Dia mengerling pada atasannya.“Apakah Anda tertarik dengan keluarga Hasegawa, Ishihara-san?”Airi kontan mengerjap. Dia mendaratkan pandangan pada Yugao, baru tersadar atas kehadiran perempuan itu. Gelas berisi teh hangat yang dibawanya langsung membuat Airi mengerti. Dia mengingat pertanyaan awal Yugao, kemudian membalas, “Nama mereka sedan
KEI BARU MENYELESAIKAN urusannya dengan Tuan Huang ketika melihat berita kecelakaan mobil pariwisata Kogakuen Junior High. Ekspresinya tetap datar saat melihat siaran itu. Dia lanjut berjalan dan meminta sang asisten untuk langsung melajukan mobil. Tangannya merogoh saku, mengeluarkan ponsel untuk melihat pesan yang disampaikan Felix. Pada pesan itu tertulis tentangnya yang berhasil membawa Kazuki pergi tepat sebelum mereka berangkat. Anak itu baik-baik saja. Dia sedang berada di rumah pribadi Kei, kemungkinan besar sedang bertengkar dengan Ryosuke karena ikut-ikutan ke sana.Kei menahan dengkus. Prediksinya tentang insiden kecelakaan itu terbukti benar. Rodo sudah pasti sangat terpojok. Dia terlampau putus asa sehingga melakukan berbagai tindakan ekstrem. Pagi tadi, dia sudah mendengar kabar terbaru dari Detektif Harada. Rodo bersikeras tutup mulut dan langsung meminta kehadiran pengacara. Dia ingin langsung menempuh jalur hukum, kemungkinan besar merasa congkak seperti bias
SEBELUM KESADARANNYA HILANG, Airi tidak yakin kalau mereka berhasil menyelamatkan diri. Kilas kejadian itu masih pekat dalam ingatan.Sejak mengetahui ancaman yang hadir, dia selalu menyiapkan senjata tajam di dalam tas. Tindakan terakhirnya sebelum ledakan terjadi sangatlah gegabah. Dia menggunakan pisau lipat untuk memecah kaca depan mobil. Retakan yang tercipta dihancurkan sepenuhnya dengan kepalan tangan. Tenaganya sudah terkuras akibat menahan sesak. Dia tak bisa melihat ataupun mendengar dengan jelas. Airi hanya mengandalkan instingnya untuk bergerak. Dia membantu Yugao keluar dari dalam mobil melalui kaca yang telah pecah. Pada detik-detik terakhir, barulah dia menyusul. Mereka berdua sudah berhasil keluar ketika ledakan datang. Airi sempat membawa Yugao lari menjauhi mobil, bersamaan dengan hantaman ledakan yang membuat mereka terpental.Selain suara bising itu, Airi tak mengingat hal lainnya.Mata yang telah terbuka menatap kosong langit-langit ruangan.
“MEREKA MASIH MENARGETKANMU, aku tak bisa pergi begitu saja.” Adalah penjelasan Kei ketika Airi menyarankan agar dia tetap berangkat ke kantor. “Mereka takkan berhenti sampai Rodo mencabut perintahnya.”Pagi telah datang. Sudah sehari sejak Airi tiba di rumah sakit. Beberapa saat lalu, Dokter Araya sudah memeriksanya. Dia juga sudah sempat membersihkan diri. Kei bangun sedikit lebih awal darinya, membuatnya tidak yakin kalau pria itu benar-benar tidur. Kantung matanya sedikit menghitam. Airi tak perlu bertanya untuk tahu penyebabnya.Semua kondisi ini benar-benar membalikkan seluruh persepsi buruk Airi terhadap Kei. Kekhawatirannya terhadap pria ini mungkin memang berlebihan. Dia terlalu waswas sampai tak bisa sepenuhnya percaya. Sudah lama sejak dia melihat sisi lemah sang pria. Airi lupa, Kei bisa benar-benar berantakan kalau sudah terganggu oleh sesuatu.“Bukankah keterlibatan pamanmu akan cukup berdampak pada seluruh aset Hasena
“AKU SUDAH MEMINTA anak buahku di kepolisian untuk menghentikan penyelidikan, tapi dia tak bisa melakukannya! Seseorang mengancam akan membeberkan kecurangan yang selama ini dia lakukan kalau dia mencoba membantu kita.”Tak pernah sekalipun Rodo terbayang untuk menghadapi hak konyol seperti ini. Ekspresi wajahnya kaku. Dia mencengkeram erat gagang telepon rumahnya.“Apa katamu?” tanya Rodo, tidak percaya. “Siapa orang yang berani-berani mengancam?”“Aku tak tahu pasti. Dia tak mau buka mulut,” tandas sosok di seberang panggilan. Suaranya sama-sama terdengar frustrasi. “Waktu aku bertemu dengannya, dia langsung menolak. Dia tidak hanya tak mau kembali mengulurkan tangan untuk kita. Dia benar-benar ingin lepas dari kita! Bisa kau bayangkan?!” Ada hela napas berat yang terdengar. “Ancamanku padanya sudah tidak mempan. Dia sangat percaya diri ketika berbalik memunggungiku. Bah! Bocah keparat!”
STATUS TAHANAN RUMAH Rodo Hasegawa akhirnya beralih menjadi tahanan tetap setelah proses penyidikan semakin memperlihatkan bukti kriminalitas yang dia lakukan. Kei mendengar informasi ini pagi tadi, langsung melalui Detektif Harada sendiri. Mereka merasa perlu mengamankan Rodo untuk keperluan penyidikan lebih lanjut. Rodo akan tinggal di rumah tahanan untuk sementara waktu hingga jadwal sidang ditentukan. Berita penangkapannya sudah banyak beredar. Hampir semua karyawan swasta mendengar berita ini, termasuk anak buah Kei di Izanagi.Investigasi mendadak yang melibatkan Izanagi sudah cukup mengejutkan mereka. Fakta mengenai tertangkapnya pemegang aset terbesar di Hasena Group jelas tidak disangka-sangka. Kei mendengar kegemparan berita di tiap sudut gedung. Sakita, sang direktur cabang, sampai sempat bertanya. Padahal dia bukan orang yang mau repot-repot menanyakan masalah pribadi atasannya.“Apakah Anda sudah menduganya, Hasegawa-san?” tutur Sakita siang ta
AIRI TIDAK INGAT kapan dia terlelap. Matanya tertutup begitu saja setelah mendaratkan diri di atas ranjang. Dia sudah sangat mengantuk sejak selesai berendam. Ketika mengerjap, dia tak tahu sudah jam berapa. Kesadarannya belum sepenuhnya terkumpul. Sampai kemudian dia merasakan erat rangkulan di belakangnya, juga hangat ciuman yang menjatuhi perpotongan lehernya.Airi sempat lupa kalau dia sedang tinggal di apartemen sang kekasih. Harum maskulin menggelitik hidung. Airi menoleh, menatap dalam remang cahaya kamar.“Aku ketiduran,” ungkap Airi, terdengar parau. “Maaf, tak sempat menunggumu.”Kei hanya membalas dalam gumaman. Dia tak mengatakan apa pun ketika kembali mengeratkan pelukan. Kecupan panas itu lagi-lagi hadir pada lekuk leher Airi, terus hingga rahang dan belakang telinga. Airi kontan meremang.“Ada apa?” tanya Airi, bernada rendah.“Kenapa kau tidak tidur di kamarku?” gumam Kei, sedikit tere
PENAHANAN RODO HASEGAWA memudahkan polisi melakukan pengusutan lebih lanjut. Mereka bekerja sama dengan detektif swasta yang dipekerjakan oleh pengacara penuntut utama. Tak hanya Rodo dan Seizu, nama Toshiki Furuma juga sudah ikut terseret. Salah satu anggota dewan paling berpengaruh itu sudah mendapatkan surat panggilan dari polisi sejak tiga hari lalu. Dari beberapa tahun terakhir, baru kali ini kepolisian pusat menangani kasus yang melibatkan tiga orang besar sekaligus. Pemberitaan kasus pun jadi semakin marak diperbincangkan. “Rodo adalah anak angkat kakekku. Dia tidak sedarah dengan paman ataupun ayah,” jelas Kei. Pintu geser kaca di dekat dapur tampak sedikit terbuka, menampakkan sinar matahari pagi yang masih terasa hangat. Tata letak rumah milik sang lelaki memang jauh lebih lenggang dan terbuka. Mereka dapat melihat keberadaan taman belakang melalui pintu geser yang ada di sana. Airi baru selesai memasukkan es batu ke dalam wadah berisi minuman rasa