.........From : Epilogue (Gadis Bermata Coklat) Bagian 3 "
"Kak Adam, bantuin Drewi dong. Dia sampai ga semangat gitu, coba. Mata Bu Gempal tadi benar-benar kaya elang buas tahu nggak sih, kak. Ya, namanya gladi resik ya tempatnya yang salah-salah di perbaiki. Aku kalau jadi Andrewi udah pasti nangis tuh digituin"
"Iya, aku juga liat kok, Shan. Tadi juga dia udah hampir nangis"
"Makanya, mumpung dia masih latihan sama Bu Gempal, ayo kita Bujuk kak David, ya, kak. Kasih tahu kalau itu bukan salah dia. Kasih tahu kalau Andrewi butuh di semangatin"
"Udah, Shan. Masalahnya, dia ngeliat langsung Dani di bentak-bentak waktu itu"
"Ya, namanya juga orang tua, kak. Ayolaah...kasihan Andrewi"
"Ya, kita coba bujuk lagi aja deh"
"Halo, Dave dimana?"
"Kesini sebentar. Di depan Aula. Ada Shaniar mau ngomong sesuatu"
"Iya, mau ngomong penting"
Genggaman David di stang motor bergetar. Bukan hanya karna gas yang di pacu full tapi juga karena dia tidak bisa menghindari pikiran-pikiran buruk di kepala. Sudah tidak kuat rasanya tapi tetap dia paksa agar tetap bernafas normal. Saat ini dibiarkan saja pikirannya saling berkecamuk di sana. Tujuannya hanya ingin sampai di rumah bertemu ibunya. Mencari tahu apa penyebab dia pingsan.
Mungkin ini nggak penting-penting amat tapi mungkin juga nggak penting sama sekali (Hapaseehhh....) Jadi, sebenarnya selama 2 bulan lebih ini saya sedang menenangkan badai-badai yang silih datang berganti eh silih berganti datang....ihh....yang mana sih yang bener? Tau ah... jadi begitulah. Badai-badai itu datang menenggelamkan jiwaku dan akhirnya menyeret ke palung gelap bernama "Aku Sedang Tidak Baik-baik Saja". Akhirnya hanya bisa rebahan....rebahan...dan rebahan dengan tatapan kosong, jiwa yang kosong juga. Pas buka Goodnovel lagi tadi, ada banyak yang jadi pelanggan. Angka yang membaca juga bertambah dan yang bikin seneng lagi sudah ada yang ngasih kontribusi dan voted. I'm just like...Woooooow. Semangatnya bertambah lagi. Thank you untuk kalian semuanya.:* :* :* . Tuh...triple kiss buat kalian semua. Cukup kan? Cukup? Cukup? Ya cukuplah ye kaaan. Tungguin update-an selanjutnya yaaaa.... See you next bab. Bab yah saudara-saudara. Bab novel yah. Bukan Bab yang itu. Dahlah. U
“Kak aku bisa temenin kakak tidur, ga?” David kaget saat hendak masuk ke dalam selimut tiba-tiba Agitha sudah ada di pintu kamarnya. “Bukannya dari tadi kamu sudah pulang?” “Udah, tapi dateng lagi. Tadi nganterin tante dulu sekalian makan malam. Tadi laparr banget” “Dasar” “Hehe...” “Ya udah boleh. Tapi jangan macam-macam, ya?” “Iiihh harusnya aku kali yang ngomong gitu” Agitha mengambil selimut dari lemari David dan tidur di sebelah David. David terkekeh di seberang bantal guling. “Bantal gulingnya ga usahlah ya...” David mengangkat bantal guling bersiap membuang ke bawah. “Kakaaak...” teriak Agitha merebut bantal guling . David tertawa lagi lebih kencang. Agitha meletakkan lagi bantal guling dan menepuk-nepuk menandakan area itu adalah area terlarang. David usil menyentuh dan dibayar dnegan tamparan keras mendarat ditangan membuatnya mengaduh. Beberapa saat setelah mereka nyaman di posisi tidur mereka
Sesaat hati bisa merasa yakin, sangat yakin ketika berada pada “Detik Penentu” lalu bisa juga sesaat kemudian keyakinan itu berubah bagai langit sore yang menjadi hitam saat matahri sudah kembali pulang ke ujung samudera. Banyak “seandainya-seandainya tercipta ketika detik-detik penentu sudah terlewat, ada banyak harapan-harapan lama muncul ketika detik-detik penentu teringat kembali. Mengingat kembali kenangan-kenangan, mengingat kembali moment-moment kadang terpikir unutk memutar semuanya itu. Walau, pada akhirnya, tidak akan kembali lagi detik itu, tidka akan muncul lagi atau tidak akan sama lagi semua yang ada di dalam moment-moment itu. Akan tetapi, ada satu keputusan hebat tercipta saat sudah sampai di detik-detik penentu itu. Apapun hasil dari keputusan itu, pada akhirnya, hanya orang-orang hebat yang berhasil mengambil keputusan di saat genting seperti itu dan orang-orang bermental kuat yang bisa berhasil menajalani kehidupan setelahnya. Berjalan, bertahan sam
Nafasnya memburu. Naik turun tanpa jeda tanpa irama. Kerah kemeja dia longgarkan. Keluar dari apartemen Drewi, Dani tidak sabar ingin sampai ke kafe milik Sano. Di sana ada seseorang yang sangat ingin sekali dia minta konfirmasi. Git. Adam sudah di sana?Send Kirimnya pada Agitha sebelum memasuki lift. Sudah kak. Semuanya sudah ada disini.Tinggal Dancer sama dekorasi yang belum siap.Drewi tahan sebentar ya di sana.Read Di dalam mobil, Pesan balasan masuk. Begitu mesin meyala, Dani tanpa membalas pesan, menginjakkan kaki sekuat tenaga di pedal Gas, menimbulkan suara cericit memekakkan telinga di basement apartemen. Darahnya sudah naik keubun-ubun. “Sialan!!! Sialan!!” bentaknya pada setir. Dipukulnya sekuat tenaga untuk meredam emosi. 30 menit berlalu setelah meelwewati kemacetan dibeberapa jalan besar kota, akhirnya kafe milik Issano telrihat di uj
Menangis itu perlu entah kau perempuan atau laki-laki, karena luka bisa saja menghampiri setiap orang, tidak mengenal apa gender, status dan keadaan. Karena di dalam air mata dan usaha mengeluarkan air mata itu ada beban yang keluar secara tidak langsung. Ketakutan menjadi hilang, keraguan menjadi hilang, sesak hati sirna. Cinta harus diungkapkan, baik engkau perempuan maupun laki-laki. Baik ketika masih kecil maupun sudah dewasa. Karena cinta menghampiri setiap orang. Sekali lagi, tanpa mengenal siapapun itu dia. Karena saat cinta diucapkan, bukan hanya untuk menunjukkan hatimu, tapi untuk mengambil bagian hati yang mencinta, agar tidak menimbulkan sesuatu yang tidak kita duga. Sekalipun kau di tolak, sekalipun hati dipatahkan, setidaknya tidak ada luka yang terpendam. Kau bisa mengambil langkah selanjutnya. Kau bisa bangkit lagi. Berjalan lagi tanpa apaun yang mengendap dalam hatimu. Terluka dengan lega, terluka dengan ringan ,terluka dengan pasti. Kita
Meski cinta terkadang tidak bisa ditebak dan dipungkiri, tapi bagaimana bila cinta benar-benar tidak bisa ditebak sama sekali? Bila kau pernah merasakannya, apakah kau juga akan seperti aku? Tidak tahu apa yang harus diperbuat. Semua rasa bercampur aduk hari demi hari walau itu terjadi hanya karena masalah atau hal kecil dan sepele, contohnya lesung pipinya.Siapa yang menyangka lesung pipi yang sebenarnya sudah beberapa kali aku lihat itu menjadi titik awal kegelisahan dan cerita panjang ini. Walau sebenarnya ada faktor-faktor lain mengapa saat itu adalah waktu yang sangat perfect untuk jatuh cinta. Apalagi ini cinta pertamaku.Kata orang, cinta pertama tidak harus saat pertamakali menyukai seseorang, tapi ini benar-benar cinta pertama yang jatuh pada orang pertama yang aku sukai.Dia benar-benar yang pertama.Berdebar-debar tidak karuan dan sangat tidak bisa di pungkiri.
"Ee...siapa saja yang belum berpartisipasi? Tunjuk tangan dulu" logat batak ibu Silaban alias ibu Gempal (nama panggilan untuknya di kalangan siswa) benar-benar sekental kopi pahit Sidikalang.Tau kopi Sidikalang kan? Kopi khas yang berasal dari salah satu daerah tertinggal di Indonesia. Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Ok, enough there. Kembali ke ceritaku.Siang itu ibu Gempal datang ke kelasku, kelas 11-A untuk mendata siapa saja yang berminat dalam kegiatan drama yang akan dipertunjukkan pada saat sesi hiburan di Pensi perayaan HUT RI di SMA kami, SMA Darma Bangsa, segemilang namanya di seantero kota Sidikalang ini.Aku dan beberapa teman-teman sekelasku yang lain mengacungkan jari telunjuk kami ke udara dengan tenaga dan posisi yang amburadul. Suasana siang yang terik di jam terakhir pelajaran membuat kami tidak bersemangat."Ai na boha do halakon!” ( Ada apa dengan kalian ini?) Masih muda pun udah lemas, mana semangatnya...mana!" bentak ibu gempal sambil men
Sebenarnya ini hanya sesuatu yang biasa saja.Mengacungkan tangan dan terdaftar sebagai salah satu peserta drama. Inilah yang aku sebut tidak ada dalam radar tebakanku.Menurutmu jika seandainya kau jadi aku, kau tahu bahwa pada akhirnya akan mengalami cinta pertama ini, apakah kau akan mensyukuri dan bahagia akan tangan yang teracung tinggi itu karena telah menjadi awal semua ini? Pusingkan? Ya, mari kita ikuti saja cerita ini. Kita lihat seindah apa cinta pertamaku. Indah?Apa semua cinta pertama memang indah?Satu hal yang tidak kusadari sedari awal adalah bahwa apakah cinta itu memang semuanya indah? Baik cinta pertama, kedua dan seterusnya? Maksudku, adakah cinta yang pasti benar-benar indah?Yang tidak kusadari selanjutnya adalah bahwa untuk jatuh cinta itu ada proses yang kadang menyenangkan dan kadang tidak. Untuk benar-benar yakin apakah kita jatuh cinta perlu beberapa langkah asing maupun tidak asing, mengganggu atau tidak menggangu, sesuatu yang datang tiba-tiba atau bahkan