Quesha hampir tertidur menunggu pintu rumah terbuka, pada sore hari ketika Nick datang membawa hasil tangkapannya, dia teringat istrinya yang terkurung di dalam rumah. "Istriku di dalam, aku akan mengeluarkannya."Nick berusaha membuka pelan, tidak ada suara yang dia dengar dari sana, saat membuka pintu perlahan, ada beberapa barang pecah yang tergeletak di samping Quesha. "Istriku, kamu kenapa bisa seperti ini?"Nick panik melihat istrinya sudah jatuh pingsan, tentu Quesha sulit mendapatkan udara yang segar di dalam rumah tersebut, dengan tanpa makan dan minum. "Keluarkan aku!"Suara Quesha masih bisa pelan berbicara pada suaminya, tetapi Nick mengangkat tubuh istrinya untuk dipindahkan ke dalam kamar. "Maafkan aku, seharusnya aku tidak meninggalkan kamu dalam keadaan pintu yang terkunci, mungkin aku akan menjaga kamu setelah memasak ikan untuk kita berdua, kamu tunggu di sini," ucapnya meletakkan Quesha di atas tempat tidur. Nick berusaha memasak dengan sepenuh hati, semenjak d
Quesha mengendap-endap ketika Nick masih duduk di kursinya, tetap pada kewaspadaan jika dirinya tidak mau tertangkap basah oleh Nick. "Harus hati-hati," katanya dalam hati. Tetap ada suara yang membuat Nick mendengar apa yang dilakukannya ketika ingin membuka pintu. "Quesha, kamu mau pergi ke mana?"Nick beranjak dan menghampiri istrinya yang sudah berada di depan pintu, begitu cepat wanita itu ada di sana tanpa penglihatannya. "Aku mau pergi! Di sini bukan rumahku, kamu penculik kan?""Bukan! Aku ini suami kamu, apa kamu tidak mengingat lagi seperti biasanya?""Apa maksudnya kamu?""Yah, kamu sudah biasa tidak mengingat pernikahan kita, termasuk aku, tapi percayalah aku tidak marah padamu, untuk itu kamu harus percaya padaku, tetaplah ada di rumah ini sebelum matahari terbenam nanti.""Memang kenapa aku harus ada di sini? Aku tidak bisa mengingat apa yang kamu bicarakan itu.""Tenanglah Quesha, kamu harus ada bersamaku di sini, di luar sana sangat dingin menjelang malam, aku tida
"Lalu, apa yang kamu rasakan saat ini?"Nick masih mencari jawaban atas pertanyaan hatinya yang ingin istrinya juga mengungkapkan perasaannya tersebut. "Tidak," jawab Quesha berbohong. Wanita itu tidak mau mengungkapkan apa yang dia rasakan sendiri, entah bagaimana dia harus mengatakan rasa cinta yang muncul dalam waktu sesingkat ini. "Bisa, kamu berdiri?""Untuk apa?""Berdirilah, genggam tangan aku.""Baik, aku akan berdiri."Quesha berdiri memegang erat tangan Nick, menatap satu arah yang sama bersama suaminya yang sudah memandang matahari mulai terbenam."Lihat semua itu, indah kan, Sayang?""Yah, sangat indah. Namun, apakah hanya di tempat ini saja kita bisa melihatnya?""Tidak, ada tempat yang bisa melihat keindahan selain ini.""Apa itu?""Di dalam rumah, bersama kamu," jawab Nick menggoda. Quesha tidak berkata-kata lagi, godaan suaminya semakin membuatnya yakin, kalau hatinya terpaut entah sejak kapan, tetapi dia menginginkan Nick berada di dekatnya. Melupakan niatnya yang
"Akhirnya aku bebas dari penjara terkutuk ini, mungkin karena Quesha sudah turun ke bumi lagi."Sang rembulan akhirnya terbebas dengan sendirinya, dia mulai mengeluarkan cahaya seperti biasa, tempat itu sekarang di sihir menjadi sesuatu yang indah dan bersih. "Setidaknya sebelum aku keluar dari sini, aku akan berjalan di tempat yang indah, sekarang aku harus balas dendam pada Putriku-Quesha! Anak kurang ajar itu harus menerima balasan yang setimpal karena memenjarakan Ayahandanya sendiri. Sudah bagus aku merebut kerajaan ini dari ibundanya, dan dia aku buang ke bumi. Tapi, aku akan lebih puas, jika tangan ini merenggut nyawanya. Atau lebih kejam, aku akan membunuh suaminya, agar dia tau rasanya kehilangan. Seperti dia menghilangkan seluruh harapanku atas kekuasaan yang hendak aku miliki selama ini. Quesha telah menghancurkan ritual yang membuat aku seharusnya menjadi Raja satu-satunya! Anak itu tidak pantas hidup!"Sang rembulan dengan penuh kemarahan keluar dari sana, dia kembali a
"Sepertinya aku tidak asing mendengar suaramu, apakah aku mengenalmu?"Quesha lebih mendalami apa yang dia dengar dari suara itu, termasuk isi kepalanya yang mengatakan, jika suara itu bukan orang asing untuknya. "Yah, aku Ayahandamu sendiri. Tapi kamu tidak mengingat aku, apakah sejauh ini sihir ku sangat berfungsi?""Apa maksudnya?"Quesha bertambah bingung dengan perkataan ayahandanya itu, semakin ingin mencecar sebuah pertanyaan lagi. "Kenapa tidak menjawab pertanyaan aku? Katakan padaku, apa maksudnya dengan kata 'Sihir' yang kamu ucapkan itu?""Kamu adalah seorang penyihir hebat, dan kamu adalah putriku di kerajaan rembulan," jawabnya. "Jadi, aku ini bukan manusia biasa?""Tidak betul, kamu keturunan dari penyihir manusia, jadi kalau kamu berkata bukan manusia, sebenarnya salah. Kamu manusia dan kamu juga penyihir.""Maksudnya kamu, orang tuaku penyihir dan manusia, mereka menikah?""Yah, kamu benar.""Tidak mungkin! Jika kamu ayahandaku, maka kamu sudah pasti mengetahui siap
"Di mana, Quesha?"Nick bangun dari sana, dia mencoba mencari ke setiap sudut rumah keberadaan istrinya, tetapi tetap tidak ada. Padahal Quesha ada di sana, dia menggunakan sihirnya agar tidak terlihat oleh suaminya. "Maafkan aku, Nick. Kamu tidak akan mengerti apa yang aku rasakan, kamu adalah anak dari keturunan manusia penyihir yang sudah membunuh ibuku."Air mata Quesha mengalir, dia meratapi nasib dirinya yang sudah berjalan, ada sesuatu yang dirasakan Quesha terhadap Nick, yaitu Nick berbeda dari apa yang dia pikirkan sejak awal turun ke bumi. "Quesha, kamu di mana? Jangan bilang kamu pergi lagi dari aku, sungguh aku tidak mampu hidup tanpamu, di sini aku hanya memiliki kamu seorang, kembalilah sayang."Nick merintih di ruang tengah, sedangkan Quesha masih berdiri di depan Nick yang sedang menangis, begitu juga Quesha tidak kuasa menahan air matanya yang mengalir karena Nick sangat tulus menginginkan dirinya ada di sana. "Nick, tolong jangan menangis lagi, aku ada di sini be
"Bagaimana bisa kamu melakukan ini pada kerajaan rembulan?"Sang rembulan mempertanyakan pada Sunke yang masih bersikeras merebut Quesha untuk dijadikan istrinya yang ke tiga. "Itu adalah caraku melampiaskan marah setelah menerima penolakan, serta pengkhianatan seorang rembulan dan anaknya yang lebih mementingkan suaminya yang di dunia manusia."Sunke sudah menjawab jujur atas kedatangannya itu, dia tidak mau basa-basi pada calon mertuanya yang selama ini diharapkan akan bertekuk lutut untuk menjadi penyihir di bawah kendalinya. "Jadi, benar. Kamu yang melakukan ini?""Sudah aku bilang tadi, benar aku yang melakukannya," jawab Sunke. "Kurang ajar! Kamu pantas menerima balasan dari aku! Pangeran matahari yang tidak tahu diri!""Apa balasan bagi penyihir yang sudah membantumu mendapatkan semua ini? Apakah kamu tidak ingat semuanya, sang rembulan yang tidak tau terima kasih."Betapa Sunke kembali mengungkit apa yang sudah diberinya, termasuk pada kedudukan yang sekarang diterima sang
"Nick, untuk apa kita ada di dalam ruangan ini? Apa tidak bisa kita pergi ke kamar aku?""Tidak! Sungguh aku tidak mau pergi ke kamar kamu."Beberapa saat ketika Quesha melihat lagi ke arah samping, ada tempat persembahan yang begitu rapih, otaknya mulai aktif untuk berpikir apa yang terjadi di sana. "Nick, bisakah kamu membawaku keluar dari sini?""Aku rasa tidak mungkin, karena aku mau kita tetap ada di sini.""Kenapa Nick?""Mungkin kita harus istirahat di sini berdua, aku mau selalu bisa bersama denganmu, apa itu tidak boleh?""Boleh Nick, tapi tempat ini tidak nyaman untuk beristirahat, berdebu juga, aku lebih menyukai kamarku sendiri."Quesha masih meminta pada Nick palsu itu untuk pergi dari sana. Tetapi, tidak diperbolehkan. "Tenanglah Quesha, ada Ayahanda mu yang akan menemani juga, kamu tidak perlu repot-repot.""Nick, kenapa harus ada Ayahanda?"Quesha baru menyadari sesuatu yang aneh, karena Nick mau Ayahanda ada di sana, bukankah mereka akan tidur berdua. "Ayahanda mu i