Review dan Rewind Luka Lama
Pagi itu, di Balikpapan, di kantor cabang holding perusahaan tempat Olive bekerja, PT Perwamina. Di sana, digelar rapat bersama pihak kantor pusat dan stakeholder dengan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur, dengan topik Rapat Koordinasi Pemeriksaan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UPL) dari kegiatan pengembangan lapangan migas Semerah. Topik rapat ini ngeri-ngeri sedap, mengingat hasil anasila pemeriksaan UPL dan UKL 70 sumur migas baru di lapangan Migas Semerah akan dibacakan.
Olive dan Tubagus hadir mewakili anak perusahaan yang akan menghandel transportasi dan pemasaran migas. Terutama terkait dengan pemboran 70 sumur migas, pembangunan satu fasilitas oil plant, penambahan pipa flowline Ø4 inch sepanjang 3.600 meter, pembangunan power plant dan fasilitas penunjang lainnya berupa penambahan kapasitas terpasang mini plant, dan pembangunan sam
Olive yang pernah koma, ternyata kehilangan semua data ingatan tentang keburukan dan perselingkuhan suaminya. Beruntung dia punya teman yang tak memanfaatkan situasi keruh yang pernah dialami Olive. Tubagus netral tulus membantu advokasi Olive dari perselingkuhan dan KDRT suaminya. Nah, apa rencana evakuasi hukum yang disiapkan Olive untuk menolong suaminya dari aksi kriminalitas selingkuhannya itu? Buat para pembaca yang budiman, jika kisah ini bagus, tolong jangan lupa kasih vote bintang lima dan gem, ya?
Jaring Dibentangkan, Terperosok Ke Sumur Maut Dua minggu masa penahanan Rita di BNN, mengkondisikan perempuan ini jatuh ke lubang sumur maut yang gelap, dengan bau gas mematikan. Aroma awal dari peta gambaran kasus hukum yang ia alami ini, aura dan aromanya berbau kematian. Meski penyidik belum memberi penjelasan tentang ini, ia diajari oleh seorang napi kawakan yang kembali diangkut BNN dengan tuduhan ada kasus baru. Tersangka Rita Anastasia, 27 th, ibu rumah tangga mantan penari streaptease diskotek, teridentifikasi oleh team penyidik terpadu BNN berkaitan dengan kejahatan 25 kurir sabu dengan total barang bukti 105 kg sabu-sabu, selama periode satu bulan ini. Posisi Rita sebagai otak kejahatan atau pengendali masuknya narkoba ke Indonesia. Meski mulutnya tak bersedia mengaku, seluruh kurir yang tertangkap membenarkan bahwa perempuan ini adalah orang yang memberangkatkan mereka ke luar negeri, Malaysia dan Timor Leste.
Memasuki Medan Pertempuran Ranah Hukum Suara gaduh amukan memenuhi apartemen tempat Rita tinggal. Refan mananta, Suami Rita yang adalah suami orang itu mengamuk di rumahnya. Amukan Refan membangunkan pembantu yang bekerja di sana. Prang!!! Gubrak!!! Disusul teriakan kencang . ‘’Sialan! Gue dibikin repot!” Bunyi benda-benda keras sedang ditendang. Barang-barang jatuh berhamburan. Mba Atik mendengar bunyi-bunyian gaduh di kamar majikannya. Padahal, majikannya sedang mendekam di kantor polisi. Ia buru-buru keluar dari kamarnya, mencari tahu sedang ada apa. Ia kaget, suami majikannya sedang mengamuk di kamar istrinya. ‘’Bapak, maaf ini saya Mba Atik. Bapak kenapa kok banting-banting perabot Ibu?” Mendengar sapaan seseorang dari balik pintu, Refan yang tegang urat leher dan sekujur otot tubuhnya itu, meredakan emosinya. Ia memang tengah mengamuk mencari tempat penyimpanan ekstasi. Ia tahu biasanya Rit
Mantan PSK yang Belajar dari Suhu Para Mafia Penjara bukan selalu menjadi tempat pertobatan. Seringkali penjara justru menjadi sekolah bagi para terpidana untuk menempuh ilmu kejahatan, memperkaya pengetahuan mereka menjadi lihai dalam menyiasati endusan aparat penegak hukum. Buat Rita seorang mantan PSK, terjun di dunia narkoba sebenarnya hanya coba-coba. Namun setelah melakoninya tiga tahun lamanya, ia baru sadar ia tak punya bekal apa-apa tentang dunia narkoba. Yang mengajarinya selama ini juga mantan germo, Cece Melanie. Bosnya itu tak punya pengetahuan sebanyak narapidana berpangkat jenderal yang ia temui di sel tahanan itu. ‘’Main narkoba, jangan setengah-setengah. Belajarnya harus dari jendral. Suhu para mafia. Nih, panggil aku Jendral Noella. Biar kata sebentar lagi aku didor hukuman mati, belajarlah dari aku. Kalian-kalian ini gimana, main narkoba, tapi nggak ada yang ngajarin ‘main cantik’. Mainnya pada jorok, alasanny
Suamiku Nyaris Gila, Sebuah Konfirmasi Aku tak terbiasa menelisik kehidupan pribadi orang lain termasuk suamiku sendiri, jika itu bukan karena alasan-alasan urgen menyangkut keamanan dan kenyamanan rumah tanggaku. Begitu itu aturan baku yang aku dapat dari ayahku yang mengajari budaya western ini sejak aku kecil. Sampai aku pernah ikut kursus bahasa Inggris TOEFL IELTS, dosenku mengajari etika western ini hingga mendarah daging. "Jangan suka kepo. Jangan jadi istri dominan yang menguasai suamimu. Jangan pernah buat suamimu bertekuk lutut di hadapanmu. Biarlah dia bertekuk lutut hanya kepada Tuhan." Itu wejangan orang tuaku. Menyoal ttg menelisik kehidupan suamiku, yang enggan kulakukan, itu memang lain soal. Ada sebab lain. Sejak pertama kali menikah, aku memang tidak pernah dianggap ada oleh suamiku, sampai kemudian aku alami koma, sebulan lalu. Tiga tahun lamanya masa pernikahanku, aku cuman patung manekin y
Sinonimitas dan korelasi Dukun Vs Jablay Olive berada di titik nadir kesadaran bahwa kesehatan suaminya ada di batas ambang mendekati bahaya. Saat disebut-sebut nama penyakit yang akan mengancam suaminya adalah skizophrenia alias gangguan jiwa berat yang dikenal masyarakat awam sebagai penyakit gila, ia mulai terpikirkan mencari jalan kesembuhan supranatural. Jangan-jangan suaminya juga jadi nyaris gila gara-gara dibikin orang. Ketika pembahasan tentang orang ketiga dalam rumah tangganya minggu lalu disebut oleh sahabatnya si Tubagus, ia ada kepikiran, mungkin saja perempuan bekas pelacur diskotek itu yang ‘ngerjain’ suaminya ke ‘orang pinter’. Olive menemukan korelasi antara jablay simpanan suaminya dengan penyakit yang diderita suaminya, dihubungkan oleh dukun. Dugaan sementara itu seketika berubah ketika a membolak-balik file binder kumpulan berkas-berkas penting di lemari bukunya. Ia jadi ingat bahwa suaminya pernah i
Tak Ada Rahasia Di Antara Kita Jam pulang kantor. Seperti biasa, telah satu bulan ini setiap hari jam pulang kantor, Refan selalu menjemput istrinya. Apapun aktivitas Refan pasca pulang kantor, ketemu siapapun klien atau rekanan perusahaannya, Olive selalu diajak. Refan tak ingin lagi meninggalkan istrinya jauh dari kehidupannya. Sebab istrinya kini mengambil peran penuh sebagai ahli gizi dalam menu makan Refan, terutama saat ada acara jamuan makan di luar kantor usai jam kerja kelar. Di Parkiran Plaza Slipi Jaya, Mobil Mercedes Benz S-Class hitam yang dikendarai Refan Mananta, masih dinyalakan mesinnya. Refan menyempatkan menanyakan istrinya sebelum mematikan mesin. ‘’Bentar ya, Ma. Mama mau tunggu di mobil atau ikut Papa ketemu orang?” ‘’Lama nggak, Pa?” ‘’Nggak tahu juga, bisa sebentar, atau mungkin paling lama dua jam. Gimana?” ‘’Papa, kalau dua jam itu lama, Pa. Mama ikut aja, boleh ngga? Mama nggak akan ga
Skenario Evakuasi, Sebuah InisiatifMalam itu, pukul 00.00 Olive terbangun, mengendap-endap meninggalkan suaminya yang tengah tidur mendengkur, menuju ke ruang kerja. Ia mendengar bayinya menangis. Ia membuka kamar pembantu dan mendapati Adek Eif di box bayi, anaknya merengek. Ia menggendong bayi berumur kurang dari dua tahun itu lalu membangunkan Mba Nung di tempat tidur tingkat.‘’Mba, tolong si Adhek, Mba. Pempersnya penuh,’’‘’Oh, iya, Bu. Padahal tadi sebelum ditidurkan saya sudah ganti pempers,’’Olive menyerahkan buah hatinya ke baby sitter itu, lalu meninggalkan kamar itu menuju ruang kerja. Ia menyasar name card holder dua biji yang terpajang di lemari buku plitur. Sebelumnya ia tengah menelisik rak buku, ia lupa di rak buku itu kebanyakan tersimpan buku miliknya. ‘’Lah ngapain aku ke rak buku. Ini kan kebanyakan isinya punya aku. Tempat penyimpanan b
Simpan Harta di Rumah Kuntilanak Dicolong Jin Jam pulang kantor. Ritual pengantin baru (baca: baru rekonsiliasi) itu dimulai. Refan menjemput istrinya. Mercedez S-Class hitam itu sudah minggir di depan loby kantornya, sampai-sampai harus muter lagi, lantaran diusir satpam. ‘’Bapak, muter dulu kalau mau nunggu yang dijemput belum nongol,’’Pinta Satpam. ‘’Ok. Ok,’’Refan membawa kendaraannya berputar ke belakang gedung kantor Olive dan parkir sejenak menunggu istrinya keluar gedung. Olive masih di dalam ruangannya meski mendengar misscall tiga kali dari suaminya. Ia hanya mengirim pesan WA ke nomor suaminya. ‘’Bentar, Papa. 15 menit lagi, Olive keluar. Mau ngeberesin meja Olive baru selesai gelar layout K3,’’ ‘’Gus. Bener tuh ramalan kamu. Si kuntilanak udah ditahan di BNN Cawang, dua mingguan,’’ ‘’Tadi? Kamu dibilangin pengacara itu?” ‘’Iya, Gus. Pengacara itu lagi siap-siap antisipasi kalau suami ak