Sinonimitas dan korelasi Dukun Vs Jablay
Olive berada di titik nadir kesadaran bahwa kesehatan suaminya ada di batas ambang mendekati bahaya. Saat disebut-sebut nama penyakit yang akan mengancam suaminya adalah skizophrenia alias gangguan jiwa berat yang dikenal masyarakat awam sebagai penyakit gila, ia mulai terpikirkan mencari jalan kesembuhan supranatural. Jangan-jangan suaminya juga jadi nyaris gila gara-gara dibikin orang.
Ketika pembahasan tentang orang ketiga dalam rumah tangganya minggu lalu disebut oleh sahabatnya si Tubagus, ia ada kepikiran, mungkin saja perempuan bekas pelacur diskotek itu yang ‘ngerjain’ suaminya ke ‘orang pinter’. Olive menemukan korelasi antara jablay simpanan suaminya dengan penyakit yang diderita suaminya, dihubungkan oleh dukun.
Dugaan sementara itu seketika berubah ketika a membolak-balik file binder kumpulan berkas-berkas penting di lemari bukunya. Ia jadi ingat bahwa suaminya pernah i
Tak Ada Rahasia Di Antara Kita Jam pulang kantor. Seperti biasa, telah satu bulan ini setiap hari jam pulang kantor, Refan selalu menjemput istrinya. Apapun aktivitas Refan pasca pulang kantor, ketemu siapapun klien atau rekanan perusahaannya, Olive selalu diajak. Refan tak ingin lagi meninggalkan istrinya jauh dari kehidupannya. Sebab istrinya kini mengambil peran penuh sebagai ahli gizi dalam menu makan Refan, terutama saat ada acara jamuan makan di luar kantor usai jam kerja kelar. Di Parkiran Plaza Slipi Jaya, Mobil Mercedes Benz S-Class hitam yang dikendarai Refan Mananta, masih dinyalakan mesinnya. Refan menyempatkan menanyakan istrinya sebelum mematikan mesin. ‘’Bentar ya, Ma. Mama mau tunggu di mobil atau ikut Papa ketemu orang?” ‘’Lama nggak, Pa?” ‘’Nggak tahu juga, bisa sebentar, atau mungkin paling lama dua jam. Gimana?” ‘’Papa, kalau dua jam itu lama, Pa. Mama ikut aja, boleh ngga? Mama nggak akan ga
Skenario Evakuasi, Sebuah InisiatifMalam itu, pukul 00.00 Olive terbangun, mengendap-endap meninggalkan suaminya yang tengah tidur mendengkur, menuju ke ruang kerja. Ia mendengar bayinya menangis. Ia membuka kamar pembantu dan mendapati Adek Eif di box bayi, anaknya merengek. Ia menggendong bayi berumur kurang dari dua tahun itu lalu membangunkan Mba Nung di tempat tidur tingkat.‘’Mba, tolong si Adhek, Mba. Pempersnya penuh,’’‘’Oh, iya, Bu. Padahal tadi sebelum ditidurkan saya sudah ganti pempers,’’Olive menyerahkan buah hatinya ke baby sitter itu, lalu meninggalkan kamar itu menuju ruang kerja. Ia menyasar name card holder dua biji yang terpajang di lemari buku plitur. Sebelumnya ia tengah menelisik rak buku, ia lupa di rak buku itu kebanyakan tersimpan buku miliknya. ‘’Lah ngapain aku ke rak buku. Ini kan kebanyakan isinya punya aku. Tempat penyimpanan b
Simpan Harta di Rumah Kuntilanak Dicolong Jin Jam pulang kantor. Ritual pengantin baru (baca: baru rekonsiliasi) itu dimulai. Refan menjemput istrinya. Mercedez S-Class hitam itu sudah minggir di depan loby kantornya, sampai-sampai harus muter lagi, lantaran diusir satpam. ‘’Bapak, muter dulu kalau mau nunggu yang dijemput belum nongol,’’Pinta Satpam. ‘’Ok. Ok,’’Refan membawa kendaraannya berputar ke belakang gedung kantor Olive dan parkir sejenak menunggu istrinya keluar gedung. Olive masih di dalam ruangannya meski mendengar misscall tiga kali dari suaminya. Ia hanya mengirim pesan WA ke nomor suaminya. ‘’Bentar, Papa. 15 menit lagi, Olive keluar. Mau ngeberesin meja Olive baru selesai gelar layout K3,’’ ‘’Gus. Bener tuh ramalan kamu. Si kuntilanak udah ditahan di BNN Cawang, dua mingguan,’’ ‘’Tadi? Kamu dibilangin pengacara itu?” ‘’Iya, Gus. Pengacara itu lagi siap-siap antisipasi kalau suami ak
Ilmu Selamat Mafia, Mencari Bantalan Minggu keempat, BAP pengembangan yang melelahkan. BAP ini kembali diproses atas Rita, setelah keluar pengakuan dari 25 kurir yang tertangkap oleh BNN, semuanya menunjuk Rita sebagai pengendalinya. Rita-lah orang yang memberangkatkan mereka, mengontrol mereka selama perjalanan, mengarahkan mereka harus ke mana dan menemui siapa. ‘’Rita, sudah berapa lama kamu jalani bisnis ini? Jawab!” bentak Polwan AKP Yuries. ‘’Baru sekali ini, Bu. Baru bulan ini saya mulai,’’ ‘’Jangan bohong!" Plakkk!! Tamparan kembali mendarat di wajah Rita. ‘’Semua kurir kamu yang 25 orang itu ngaku kerja ikut kamu sudah setahun lebih! Tiap bulan berangkat minimal 2 kali. Beraninya kamu bohongi polisi!” Plakkk! Tamparan telak mengenai hidung dan dagu suntikan perempuan ini. ‘’Awww...., sakit, Bu! Tolong jangan tampar saya lagi, Bu” ‘’Oh, k
Tertipu Slogan Selamat Tinggal kemiskinan Suatu siang, minggu keempat masa penyidikan. Seorang tahanan baru memasuki sel tahanan pria. Kedatangannya disambut riuh berisik para penghuni di sana yang mencapai 30 orang. Tahanan kiriman dari lapas pria di kota kembang, dikirim ke tempat itu. Untuk apa? Utuk sebuah kasus baru. Seorang pria tidak tinggi, hanya 160-an cm, kulit kuning nyaris putih, tubuh ramping tapi sekel, rambut lurus dan berkumis, masuk ke sel. ‘’Kijang baru. Kijang baru....,”teriak para tahanan pria. ‘’Woi...itu MAP-an (baca: istilah jerat kasus baru untuk napi yang telah lama mendekam di penjara). Itu sih bukan kijang baru, Bro. Itu mah, barang baru stok lama,’’Kata para tahanan saling sahut-sahutan. ‘’Hukuman SH masih main narkoba lagi, katanya, sih,”sahut yang lain. Erwin dan Niman yang turut memperhatikan masuknya tahanan baru itu, jadi ikut kepo dan antusias melihat siapa anggota
Awal Celaka Lantaran Besar Nafsu, Otak Nggak Ada Membedah pembelaan Refan. Sudah hampir seminggu ini kepala Irawan dibuat penat menyiapkan skenario penyelamatan kliennya, Refan Mananta berikut asetnya yang dikangkangi polisi, tabungan deposito Rp 3 miliar dan mobil Toyota Alphard seharga Rp 2,5 miliar. Harus ada dalil hukum yang kuat. Tiba-tiba ponselnya bergetar, ada panggilan masuk dari istri kliennya. ‘’Iya, Bu Olive. Gimana Bu?” ‘’Kami sudah siap dengan data perbankan yang Bapak minta. Rekam medik penyakit kejiwaan dan stroke suami saya, bukti transaksi penjualan nikel dan bijih besi, surat keterangan dari perusahaan Kuasa Penambangan Nikel dan Bijih besi tentang profit sharing yang diterima suami saya. Surat keterangan resmi dari kedua perusahaan pertambangan itu tentang posisi suami saya di struktur managerial perusahaan, juga kartu karyawan kami di perusahaan migas dan surat nikah kami. Apalagi yang kurang, Bapak
Aku Pelacur Berintegritas Suatu sore, minggu keempat, pasca penangkapan. Di gedung utama BNN lantai loby, digelar jumpa pers untuk hasil penangkapan polisi BNN dari sejumlah jaringan. Jaringan penangkapan kasus RA (Reita Anastasia Cs) dan jaringan lainnya juga dihadirkan dalam jumpa pers itu. "Background saya dulu pekerja malam, LC (ladys companion) sebuah night club, " Jawab Rita spontan membahasakan bahwa pekerjaan terakhirnya sebelum terjun di dunia narkoba adalah pelacur bertitel. Titelnya LC. Di dalam benaknya ia bertutur, lebih dari jawaban yang ia ungkapkan ke awak media. Dulu memang aku pelacur. Tapi mau digauli oleh aneka kalangan, nilaiku takkan hancur, meski penghasilanku tak selaris berjualan kue cucur. Hari ini aku ditiduri pejabat pegawai negeri, besok aku digauli pengusaha berdasi, dan keesokannya pelangganku seorang polisi. Semalam, satu tamu. Kalau ditiduri pegawai negeri, tarifku ‘menyesuaikan’. Namun me
Rengkuhan Gairahmu Membuatku Tenang Nama Rita Anastasia kembali di panggil pagi ini karena menerima kunjungan keluarga. Ia bergegas menuju ruang kunjungan, dan raut wajahnya tiba-tiba memerah, matanya berkca-kaca. Ia menerima kunjungan dari keluarga besarnya dari Cirebon, enam orang plus satu bayi, tamu istimewa yang sangat ia rindukan, balita perempuan berumur 3,5 tahun, Fanta Anastasia. Rita segera mengambil bayinya dari gendongan iparnya. ‘’Kumaha, Damang, Nok? Kumaha Damang, Teteh? (Apa kabar, Nak? Apa kabar, Kakak?’’Sapa ortu Rita, dan adik-adik juga iparnya berurai isak tangis. Mereka ikut meratapi keadaan Rita yang selama ini sangat baik memperhatikan membantu ekonomi mereka. Dari muda belia, Rita adalah tulang punggung keluarga. Adik-adiknya bisa lulus kuliah, sampai bekerja di kelurahan jadi Kaur Kesra dan PNS guru SD juga karena Rita. Kedua orang tua Rita naik haji berkat kebaikan Rita. Mereka tak sampai hati meli