"Lalu bagaimana denganmu? Ayo kembali bersamaku, Huang Li Zhen tidak benar-benar mati, bala bantuan pasti akan datang padanya cepat atau lambat, Kaisar Langit sepertinya sedang mengincarmu." "Aku tahu, dia ingin aku mati." Reaksi Yue Moran spontan meremat pinggang ramping digenggaman tangannya tanpa sadar. "Apa? Ingin kau mati? Kenapa?" Suara seraknya begitu rendah dan dalam seolah dapat menarik jiwa lawan bicaranya. Alice diam untuk beberapa waktu, dia agak bingung tentang cara bagaimana lagi untuk membangun alibi demi menipu Yue Moran. Karena dia tidak bisa membocorkan hal-hal yang berkaitan dengan tugasnya sebagai kontraktor sekaligus jiwa transmigrator. "Moran, aku—""Jangan katakan padaku jika itu memang adalah rahasia. Aku tidak masalah, kau berhak memiliki rahasiamu sendiri. Namun, bisakah kau berjanji satu hal padaku?" "Katakan, apa itu?" "Berjanjilah ..." Jemari Moran menarik pinggang ramping Alice lebih erat dari sebelumnya. Alhasil tubuh mereka berdua saling menempel
"Semuanya akan baik-baik saja selagi aku pergi meninggalkan Alam Atas. Dewi Bunga dan Dewa Petir mungkin akan khawatir, tetapi dengan surat dariku, mereka bisa lebih waspada dan menjaga diri dari Kaisar Langit dan Huang Li Zhen. Entah sampai kapan kedamaian ini bisa terus berlangsung," Alice berhenti terbang menaiki pedangnya. Suara layunya terdengar letih lesu, namun semua usaha yang membuat dia letih hingga seperti ini tidak sia-sia karena tujuannya terlihat semakin jelas di depan mata. Sudah dekat. Saatnya dia pergi meninggalkan Yue Moran dan berpindah ke dimensi lain, membantu Pahlawan Dimensi berikutnya. "Nona, lebih baik kembali ke ruangan sistem. Di sana adalah tempat teraman bagi anda saat ini.""Baiklah, biarkan aku masuk ke sana sekarang," ucapnya sedikit apatis. Sesaat kemudian muncul sebuah portal dimensi, Alice berjalan masuk ke sana, tertelan oleh pecahan ruang tersebut. Sesampainya di ruangan sistem yang sudah lama tidak dia kunjungi, Alice melihat ruangan kosong di d
Alice keluar dari ruangan sistem begitu penyulingan obat berhasil dilakukan. Ia bersiap akan pergi berteleportasi ke perbatasan Alam Iblis dan Alam Surgawi usai Leon berkata terjadi peperangan besar di sana yang mana memberikan imbas luar biasa besar pada orang-orang dari Alam Bawah. Bahkan dari sini, dia bisa melihat nyala api kekacauan dari Alam Immortal. Sepertinya Klan Immortal juga menolak untuk secara paksa tunduk dan diperbudak oleh Klan Dewa yang seharusnya berbudi pekerti dan beperikemanusiaan. Bukannya bertindak brutal dan kejam melebihi Iblis seperti ini. "Kondisinya ... terlalu buruk sampai saya bingung bagaimana harus menjelaskan detailnya. Saya mendapatkan sinyal baru, Dewa Petir baru saja meninggal dunia demi melindungi Mo Zheng Liao.""Apa?" "Dewa Petir meninggal dunia, Nona. Kultivasi beliau sudah berubah menjadi seorang Iblis, dari data yang dimuat— Dewi Bunga juga turut berubah menjadi seorang Iblis Surgawi karena hatinya terkekang dendam oleh Huang Di Chen. Coba
Alice pergi ke arena medan perang dikejauhan sembari dilindungi oleh Huang Li Zhen. Mereka berdua berhenti di sudut pojok untuk menjauhkan diri dari pantauan orang-orang. Alice mencari-cari lokasi Mo Zheng Liao dan tak berselang lama, dia menemukan Zheng Liao sedang dilindungi oleh Hui Ying yang terluka, lalu di sisi Zheng Liao ada sesosok tubuh penuh darah yang mungkin sudak tidak bernyawa. "Ayah?" Beo Alice tersentak memandang seberapa buruk kondisinya.Huang Li Zhen memeluk kedua bahu ramping gadis tersebut kian erat, merasa bersalah atas tindakan Huang Di Chen yang semakin menggila, "Zui'er, maafkan aku, aku tidak bisa melakukan apapun untuk Ayahmu." Kedua tangan Alice terkepal erat, menahan diri dari emosi yang tidak diperlukan. Sifat emosionalnya terkadang menjadi boomerang mematikan bagi dirinya sendiri. Ia mendorong Li Zhen mundur jauh, "Pergi sekarang, lemparkan pil ini kepada Ayahmu. Benda ini akan membuat tubuhnya kaku selama sepuluh detik karena kultivasinya terlalu ting
"Datang kemari ingin membunuhku?" Suara Alice terkesan datar. Santai dan tenang seolah-olah dia sedang menghadapi seorang anak nakal. "Berapa lama lagi kau ingin merusak kehidupan manusia di seluruh Dimensi, Dewa Jahat?" Huang Di Chen yang dikuasai oleh pecahan roh Dewa Jahat terlihat lebih menakutkan dan bengis dengan sepasang mata ungu bersinar penuh kebencian. Seluruh tubuhnya menguarkan kabut hitam kental, aura Iblis kuat keluar dari sosoknya yang mana membuat penduduk Alam Surga yang tersisa sontak saja terkejut bukan main.Terutama Huang Li Zhen, "Ayah? Ayah adalah Iblis?" "Sial! Kaisar Langit ternyata berubah menjadi seorang Iblis!" "Pergi! Pergi dari sini! Kita telah dipermainkan oleh seorang Iblis!" Sedangkan para Iblis justru ketakutan karena rasanya jiwa mereka akan tersedot oleh kesengsaraan serta kebencian kuat dari tubuh Kaisar Langit. Mo Zheng Liao tak luput dari rasa intimidasi menekan tersebut, buru-buru menelan pil pemberian Alice. Di kejauhan, Alice berdiri mel
Dimensi kedua, misi kedua. "Nona? Nona!" Seorang pelayan kecil menangis tersedu-sedu disebelah seorang perempuan yang jatuh pingsan dengan kondisi badan seluruhnya basah total hingga ke gulungan rambut hitam panjangnya. Pelayan kecil itu menuding seorang remaja laki-laki berpakaian lusuh di dekat tepi danau, "Itu karenamu! Nonaku jatuh karenamu! Aku akan melaporkanmu kepada Tuan Jenderal agar kau dihukum mati!" Alice merasakan rasa pusing kepala hebat, kesemutan ini begitu mirip dengan rasa pening saat pertama kali dia merasuki tubuh Chang Zui pada misi pertama. Lalu suara tangisan yang menyambutnya bahkan serupa sekali. Alice membuka matanya yang terasa berat, agak sedikit perih juga, "Ukh!" Alice, "..." Tunggu sebentar. Apa-apaan dengan tubuh baru ini?Sangat lemah? Alice merasa dia berubah menjadi selapis kapas tak bertenaga. Bukankah ini terlalu buruk baginya? 'Leon.'Suara kucing gendut dari dalam sistem terdengar canggung seolah merasa bersalah, 'Nona, saya pikir ada kes
"Nona! Saya sudah membawakan anak sampah ini kepada anda!" Ah Bing berseru kegirangan saat melintasi ambang pintu seraya menarik seorang remaja laki-laki yang berusia sekitar dua belas tahun— anak muda di sana terlihat menurut begitu saja diseret seperti sekarung makanan. Alice tidak mendekat, sejenak meluangkan waktu untuk diam mengamati seluruh fitur wajah dari Pahlawan Dimensi alam ini. Jika saat dia bertemu Yue Moran, anak itu sangat ganas dan memiliki sepasang mata merah menyala, maka Da Yuan berbanding terbalik dari sifat ekspresif Yue Moran yang blak-blakkan. Anak ini jelas lebih pendiam, ini lebih membahayakan daripada Yue Moran. Seseorang dengan topeng ketenangan sangat sulit untuk diketahui karakter aslinya, Alice mengutuk pusat sistem, 'Tidak bisakah kalian memberikan Pahlawan Dimensi berkarakter lemah lembut? Pekerjaan memahami karakter orang lain ternyata lebih menyusahkan dari yang aku kira.' Leon menyahut santai dari dalam pikirannya, 'Nona, kalau protes dan pusat me
Setiap inci tubuh Alice sontak bergetar ketakutan dengan aneh tatkala diserang dengan tatapan beringas Da Yuan. Sosok remaja lelaki lemah lembut nan pendiam kini telah sirna, digantikan oleh sepasang mata phoenix setajam bilah pedang yang bergerak seperti seekor predator ketika mengintai mangsa. Tiba-tiba berubah? Mungkinkah Alice salah berpikir tentang Da Yuan? Ditambah tubuh lemah ini sangat ketakutan saat mendapati tatapan ganas anak tersebut, apakah di masa lalu sosok Ruo Ziyu pernah melihat wujud asli Da Yuan? Namun apabila benar demikian, mengapa Alice tidak menemukan apapun saat menerima seluruh ingatan Ruo Ziyu? Anak remaja laki-laki di seberang segera tersenyum seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dia anak laki-laki yang baik dan ramah. Berbeda dari kesan tajamnya barusan. Da Yuan berkata tanpa daya, bersikap lemah, "Perkataan Nona bungsu terlalu berbahaya untuk dibicarakan secara terang-terangan. Bagaimana jika ada orang lain mendengar ini? Saya hanyalah budak rendahan anda