Alice pergi ke arena medan perang dikejauhan sembari dilindungi oleh Huang Li Zhen. Mereka berdua berhenti di sudut pojok untuk menjauhkan diri dari pantauan orang-orang. Alice mencari-cari lokasi Mo Zheng Liao dan tak berselang lama, dia menemukan Zheng Liao sedang dilindungi oleh Hui Ying yang terluka, lalu di sisi Zheng Liao ada sesosok tubuh penuh darah yang mungkin sudak tidak bernyawa. "Ayah?" Beo Alice tersentak memandang seberapa buruk kondisinya.Huang Li Zhen memeluk kedua bahu ramping gadis tersebut kian erat, merasa bersalah atas tindakan Huang Di Chen yang semakin menggila, "Zui'er, maafkan aku, aku tidak bisa melakukan apapun untuk Ayahmu." Kedua tangan Alice terkepal erat, menahan diri dari emosi yang tidak diperlukan. Sifat emosionalnya terkadang menjadi boomerang mematikan bagi dirinya sendiri. Ia mendorong Li Zhen mundur jauh, "Pergi sekarang, lemparkan pil ini kepada Ayahmu. Benda ini akan membuat tubuhnya kaku selama sepuluh detik karena kultivasinya terlalu ting
"Datang kemari ingin membunuhku?" Suara Alice terkesan datar. Santai dan tenang seolah-olah dia sedang menghadapi seorang anak nakal. "Berapa lama lagi kau ingin merusak kehidupan manusia di seluruh Dimensi, Dewa Jahat?" Huang Di Chen yang dikuasai oleh pecahan roh Dewa Jahat terlihat lebih menakutkan dan bengis dengan sepasang mata ungu bersinar penuh kebencian. Seluruh tubuhnya menguarkan kabut hitam kental, aura Iblis kuat keluar dari sosoknya yang mana membuat penduduk Alam Surga yang tersisa sontak saja terkejut bukan main.Terutama Huang Li Zhen, "Ayah? Ayah adalah Iblis?" "Sial! Kaisar Langit ternyata berubah menjadi seorang Iblis!" "Pergi! Pergi dari sini! Kita telah dipermainkan oleh seorang Iblis!" Sedangkan para Iblis justru ketakutan karena rasanya jiwa mereka akan tersedot oleh kesengsaraan serta kebencian kuat dari tubuh Kaisar Langit. Mo Zheng Liao tak luput dari rasa intimidasi menekan tersebut, buru-buru menelan pil pemberian Alice. Di kejauhan, Alice berdiri mel
Dimensi kedua, misi kedua. "Nona? Nona!" Seorang pelayan kecil menangis tersedu-sedu disebelah seorang perempuan yang jatuh pingsan dengan kondisi badan seluruhnya basah total hingga ke gulungan rambut hitam panjangnya. Pelayan kecil itu menuding seorang remaja laki-laki berpakaian lusuh di dekat tepi danau, "Itu karenamu! Nonaku jatuh karenamu! Aku akan melaporkanmu kepada Tuan Jenderal agar kau dihukum mati!" Alice merasakan rasa pusing kepala hebat, kesemutan ini begitu mirip dengan rasa pening saat pertama kali dia merasuki tubuh Chang Zui pada misi pertama. Lalu suara tangisan yang menyambutnya bahkan serupa sekali. Alice membuka matanya yang terasa berat, agak sedikit perih juga, "Ukh!" Alice, "..." Tunggu sebentar. Apa-apaan dengan tubuh baru ini?Sangat lemah? Alice merasa dia berubah menjadi selapis kapas tak bertenaga. Bukankah ini terlalu buruk baginya? 'Leon.'Suara kucing gendut dari dalam sistem terdengar canggung seolah merasa bersalah, 'Nona, saya pikir ada kes
"Nona! Saya sudah membawakan anak sampah ini kepada anda!" Ah Bing berseru kegirangan saat melintasi ambang pintu seraya menarik seorang remaja laki-laki yang berusia sekitar dua belas tahun— anak muda di sana terlihat menurut begitu saja diseret seperti sekarung makanan. Alice tidak mendekat, sejenak meluangkan waktu untuk diam mengamati seluruh fitur wajah dari Pahlawan Dimensi alam ini. Jika saat dia bertemu Yue Moran, anak itu sangat ganas dan memiliki sepasang mata merah menyala, maka Da Yuan berbanding terbalik dari sifat ekspresif Yue Moran yang blak-blakkan. Anak ini jelas lebih pendiam, ini lebih membahayakan daripada Yue Moran. Seseorang dengan topeng ketenangan sangat sulit untuk diketahui karakter aslinya, Alice mengutuk pusat sistem, 'Tidak bisakah kalian memberikan Pahlawan Dimensi berkarakter lemah lembut? Pekerjaan memahami karakter orang lain ternyata lebih menyusahkan dari yang aku kira.' Leon menyahut santai dari dalam pikirannya, 'Nona, kalau protes dan pusat me
Setiap inci tubuh Alice sontak bergetar ketakutan dengan aneh tatkala diserang dengan tatapan beringas Da Yuan. Sosok remaja lelaki lemah lembut nan pendiam kini telah sirna, digantikan oleh sepasang mata phoenix setajam bilah pedang yang bergerak seperti seekor predator ketika mengintai mangsa. Tiba-tiba berubah? Mungkinkah Alice salah berpikir tentang Da Yuan? Ditambah tubuh lemah ini sangat ketakutan saat mendapati tatapan ganas anak tersebut, apakah di masa lalu sosok Ruo Ziyu pernah melihat wujud asli Da Yuan? Namun apabila benar demikian, mengapa Alice tidak menemukan apapun saat menerima seluruh ingatan Ruo Ziyu? Anak remaja laki-laki di seberang segera tersenyum seolah-olah ingin menunjukkan bahwa dia anak laki-laki yang baik dan ramah. Berbeda dari kesan tajamnya barusan. Da Yuan berkata tanpa daya, bersikap lemah, "Perkataan Nona bungsu terlalu berbahaya untuk dibicarakan secara terang-terangan. Bagaimana jika ada orang lain mendengar ini? Saya hanyalah budak rendahan anda
"Maaf, hamba sudah tidak sopan. Saya mematuhi perintah Nona." Da Yuan kini berbalik lagi dengan punggung menghadap Alice. Duduk berlutut dan menjadi anak penurut. Alice memecut lantai kayu, suara pecutannya tidak akan dicurigai karena Da Yuan terus berteriak bertepatan saat suara pacutan akan keluar. Ah Bing melompat gembira karena merasa lega bahwa Nonanya sudah membalaskan dendam. Gadis itu pun telah mengusir pelayan lainnya dengan dalih tugas mempersiapkan makan siang. Sehingga hanya ada dia seorang di sini. Tubuh Alice gemetar kelelahan. Namun ekspresi wajahnya tetap teguh, bersikeras bahwa dia bisa mencambuk lebih dari ini, persetan dengan tubuh lemah sialan milik Ruo Ziyu! Ia benar-benar ingin melatih tubuhnya agar tidak selembek tahu rebus jika dia ingin bertahan hidup dengan mengandalkan diri sendiri! Baru dua puluh pecutan, Alice terengah-engah, "Mengecewakan," lirihnya tak puas.Da Yuan mampu mendengar kata-kata lirih Alice dibelakang, berpikir gadis tersebut merasa tidak
Ah Bing terlihat akan mengeluarkan tanduk dari dua bola kuncir rambutnya tatkala melihat Da Yuan datang dengan pakaian bersih dan cahaya wajahnya lebih bersinar dari sebelumnya. Gadis kecil itu tidak bisa mengelak bahwa Da Yuan anak laki-laki tertampan yang pernah dia lihat, dan karena hal inilah dia semakin waspada pada Da Yuan. Ah Bing takut Nonanya akan tergoda! "Nona, Nona, kenapa anda membawa sampah ini kemari? Makan siang anda harus dilayani oleh saya seorang, apakah saya melakukan suatu kesalahan hingga anda ingin dilayani oleh dia juga? Saya tidak bisa memuaskan anda?" Kata-katanya agak ambigu, Alice terbatuk beberapa kali hanya untuk berbicara. Wajahnya tampak semakin pucat, "Sudahlah, biarkan dia makan bersama kita, Ah Bing, duduk di sisiku." Ah Bing dan Da Yuan sama-sama serempak menatap aneh pada Alice. Pandangan mereka seolah berkata : Apakah Nona mengalami kerusakan otak saat terbentur masuk ke dalam danau? Gadis kecil Bing Bing teramat cemas, khawatir kesehatan Alic
Alice keluar dari kamar diam-diam, langkah kakinya dia buat seringan mungkin agar Ah Bing tidak terbangun dari tidur malam di dekat pintu kamar. Maid lain pun telah tertidur karena kelalahan, menurut perkataan Leon, saat ini sudah masuk jam tengah malam, sehingga tidak akan ada banyak orang terjaga, kecuali para prajurit patroli. Di tangan kanannya menenteng sebuah lampion berbentuk kelinci sebagai penerang jalan, Leon berjalan di sisinya sembari melompat-lompat di atas rumput dengan senang. "Leon, menurutmu Da Yuan tidak kritis?" Alice bertanya cemas diperjalanan. Meski dia tahu dosis racun yang dia berikan sangat rendah, namun melihat seberapa kurus tubuh anak laki-laki itu, rasanya hatinya tetap gelisah. "Tenang saja, Nona. Pahlawan Dimensi tidak apa-apa, aku bisa merasakan nafasnya masih sangat stabil dan sehat. Racun tadi hanya akan membuatnya lemah untuk satu malam dan demam. Lalu besok, tubuhnya akan baik-baik saja kembali seperti semula." "Baguslah kalau begitu," sahut Ali