Share

Bab 208: Dia Anak Baik

“Kenapa aku ditinggal di sini? Huh Daddy aneh,” gerutu Al memajukan bibir.

“Memangnya kamu tidak dengar tadi Daddy bilang apa? Kalau kamu menolak dibawa ke rumah sakit ya tunggu di sini.” Estefania menyelipkan tangan pada ketiak Al, mendudukkan keponakannya di atas paha. “Sebentar lagi dokter datang, memeriksa lukamu,” tunjuk wanita itu.

Al mendongak, kelopak berbulu lentik bergerak. “Tapi aku mau tahu jawaban Mommy. Umm … Bibi bisa bantu tidak?”

Estefania menepuk kening, mendengus kasar, sebab Al banyak maunya dan sangat bawel. Bukannya beristirahat supaya badannya tidak lelah, malah terus melontarkan pertanyaan.

“Ya baiklah, tapi kamu jangan berisik Al. Kepala Bibi pusing,” ucap wanita itu mengangguk lesu.

Melihat dan mendengar Bibinya mengeluh, membuat Al terbahak, lalu menutup mulut dengan sebelah telapak tangan. Anak kecil itu mengangkat satu tangan lainnya setinggi dada, membentuk jari huruf ‘O’ kepada Estefania.

Belasan menit kemudian, dokter keluarga yang juga direktur rumah sa
NACL

Siapa yang El lihat? (・o・;) semoga salah lihat aja ya

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status