Share

Tiada Maaf

Rinai hujan semakin deras membuyarkan angan. Aku masih betah pada posisiku. Tubuh bermandikan air hujan yang dingin di tengah malam buta. Berharap gundah dan gelisah itu enyah dari dalam diri diikuti sampah yang menumpuk di hati.

Namun, bukannya lupa. Malah kenangan itu seperti hidup kembali. Merutuki diri sendiri. Mahligai suci hancur tanpa bisa terganti. Gejolak napsu menghancurkan semua mimpiku.

Aaaarrrrggggh!

"Ya Allah! Bukankah semua yang terjadi pada hamba_Mu semuanya melalui campur tangan_Mu. Lalu ... kenapa Engkau membiarkanku larut dalam dosa. Kenapa ya Allah?!"

Merintih dibawah guyuran hujan. Menumpahkan lara yang menyesaki jiwa. Tidak ada yang bisa dirubah, semua sudah terjadi tanpa bisa diperbaiki. Kesalahan terpusat padaku, tanpa ada yang mau membela. Aku sendiri, terkukung dalam rasa yang sulit dijabar satu persatu.

"Bodoh! Kamu bodoh, Nia! Kamu bodoh!" makiku pada diri sendiri.

Setiap bayang Mas Gilang muncul dalam memori. Seketika luka hati semakin bertambah. Aku men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status