Share

Ancaman

"Maaf, aku merepotkanmu dengan kondisiku seperti ini," lirihku.

"Tuh kamu tahu, masih saja betah di sini." Ucapan Mas Gilang membuat jantungku serasa diremas paksa.

"Setelah aku sembuh, aku akan pergi, Mas," ujarku pelan. Kugigit bibir kuat, jangan sampai air mata jatuh berurai.

"Aku ingin sebelum benih haram itu lahir, kamu segera angkat kaki dari sini," dengusnya dengan sorot mata tajam bak anak panah beracun.

"Ya Allah! Gilang, dunia akhirat kamu anak Ibu. Nia, dia juga sudah Ibu anggap seperti anak kandung Ibu. Tolong berdamai, tidak baik musuhan." Ibu menghela napas panjang. Seakan kehabisan kata-kata menasehati putranya.

"Ibu tidak berada di posisi Gilang ...."

"Tentu, ucapan kamu sangat benar. Dalam hidup ada hukum sebab-akibat. Itulah yang melanda hidup kalian sekarang."

"Aku menyesal menikahi wanita sepertimu!" Kalimat menyakitkan yang keluar begitu saja dari mulut lelaki yang namanya masih terukir di hati. Aksara yang memporak-porandakan jiwa.

"Sungguh! Ini diluar kendaliku,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status