Share

Bab 27

Galih

Petaka itu ketika otak dan bibir gue tidak sinkron. Gue sudah janji kalau tidak akan menyakiti wanita lagi. Tapi gue melanggar janji itu. Gue yang membangun pondasi, gue juga yang meruntuhkannya. Kurang bodoh apalagi gue?

Gue sadar betul, Raina masih ada di hati gue. Tapi tidak sepenuhnya. Ada hati lain yang sudah mulai menggeser posisinya.

Butuh keberanian yang besar, sebelum gue mengambil keputusan buat menyusul Nana sampai ke Solo. Apa yang gue utarakan di Monas itu, gue niatkan dari hati. Gue lebih tertantang ketika Nana bilang, laki-laki yang serius itu harus datangi orang tuanya. Dan gue berani mengambil risiko itu.

Gue pikir, jalan gue tidak akan mulus di Solo. Ternyata orang tuanya menyambut baik kedatangan gue di sana. Gue sampai speechless ketika ayahnya meminta gue menikahinya dulu karena takut terjadi sesuatu yang negatif. Gue sendiri memang takut, beberapa kali gue hilang fokus memperhatikan gerak

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status