Apakah secepat itu? Itu adalah pertanyaan yang muncul di dalam benak Candy. Apakah perempuan itu yang akan dijodohkan oleh orang tua Raka? Candy tidak bisa menjawab pertanyaan itu dengan benar. “Sejak Candy berdiri di pihak kami, kami benar-benar memiliki income yang cukup besar setiap bulannya. Saya bahkan berharap, kerja sama ini akan selalu berlanjut.” Seorang lelaki yang duduk di satu meja yang sama dengan Candy menatap Candy penuh minat. Dia tidak menyadari jika gadis yang ada di depannya itu tidak peduli dengan obrolan tersebut.“Tentu saja, Pak. Candy selalu bekerja dengan maksimal agar para kline merasa puas.” Melly yang menjawabnya dan berharap lelaki itu masih belum menyadari keanehan yang ditunjukkan Candy. Melly sedikit menginjak kaki Candy yang ada di bawah meja agar lebih fokus. Tapi gadis itu justru semakin menunjukkan wajah kecutnya. “Saya minta maaf, Pak. Tapi saya sedang kurang enak badan. Bisakah kita lanjutkan lagi nanti?” Karena hatinya sedang kalut, maka ten
Perempuan itu kembali ke ruangannya dengan senyum yang mengembang senang. Tampak suasana hatinya sedang sangat baik dan itu karena karyawan baru yang menarik perhatiannya. Saat jam kerja berakhir, semua karyawan pergi ke sebuah restoran untuk melakukan perayaan yang sudah direncanakan. Semua orang bersenang-senang malam itu. Namun Vier tampak biasa saja dan hanya sesekali menanggapi ucapan teman-teman barunya. Tidak begitu antusias. “Vier, terima kasih karena kamu sudah memenangkan proyek besar untuk perusahaan kita. Saya harap kedepannya, kamu bisa betah dan bertahan di Sky Blue.” Sky Blue adalah sebuah perusahaan interior design. Perusahaan itu tidak besar, tapi mereka sudah pernah menangani banyak proyek besar di Jakarta. Dan pemiliknya adalah Kaila. Dia yang berhasil merintis perusahaan itu dari nol sampai perusahaan itu berkembang lebih besar dari sebelumnya. “Sama-sama, Bu. Itu sudah kewajiban saya.” Semua karyawan Sky Blue tampak bahagia malam ini. Setelah hari yang panjan
Sepanjang Vier berhubungan dengan Hara beberapa tahun ini, kata maaf adalah ‘barang mahal’ bagi Hara. Meskipun dia pernah mengatakannya kepada Vier saat melakukan sesuatu hal yang salah, tapi dia tidak sungguh-sungguh meminta maaf. Tapi hari ini, Vier bisa melihat pada tatapan Hara jika penyesalah perempuan itu tidak bisa ditutupi. Sepanjang Vier duduk dan berhadapan dengan Hara beberapa menit yang lalu, perubahan Hara bisa dia rasakan. “Aku tidak membencimu, Hara.” Jawaban yang dilontarkan oleh Vier memberikan sedikit ketenangan di dalam diri Hara. Perempuan itu tersenyum dan itu tampak lebih baik.Keheningan menyelubungi keduanya. Baik Vier yang tadinya ingin berbicara tentang hubungan mereka yang seharusnya berakhir atau Hara yang pernah memiliki pikiran yang sama, kini sama-sama tak bisa mengatakan sesuatu. Bahkan sampai orang tua Hara datang, mereka berdua tidak mengatakan apa pun. “Berani sekali kamu datang ke sini setelah menghilang dan membuat Hara kelabakan karena mengkha
Beberapa bulan yang lalu ketika berita tentang seorang pengusaha perempuan yang menikah dengan kekasih orang lain dan pernikahan itu adalah sebuah pernikahan kontrak, tentu saja banyak yang membicarakan masalah tersebut. Kaila pasti juga sudah tahu. Atau teman-teman barunya di Sky Blue. Tapi mereka memilih diam dan tidak pernah membahas dengan Vier. Sekarang, secara kebetulan, Kaila bertanya tentang Violet dan itu menimbulkan sedikit keanehan di dalam hati Vier. Namun, tidak ada yang perlu disembunyikan.“Benar. Dia adalah Violet.” Vier berterus terang. “Jadi, kamu adalah mantan suami Violet?” Saat berita itu menyebar, video yang unggah oleh Briana tidak memperlihatkan wajah Vier dan Violet. Tapi banyak dari mereka tentu sedikitnya tahu bagaimana Violet. Seorang pimpinan yang begitu cantik dan mempesona. Violet yang terkenal dengan sikapnya yang dingin itu sudah merebak di antara pengusaha-pengusaha yang lain. Bagaimanapun keadaannya, dia sangat sulit untuk tersenyum kepada orang l
“Sekarang kita adalah teman, Hara. Jadi, kalau kamu merasa membutuhkan bantuanku, maka datang saja. Dan tentu saja itu juga berlaku saat aku belum memiliki pasangan.” Lagi dan lagi kesepakatan itu akhirnya terjadi. Dua orang yang dulunya sepasang kekasih, lalu menjadi sepasang suami istri, lalu sekarang bercerai dan menjadi sepasang teman, itu terdengar menggelikan dan tidak masuk akal. Tapi itulah yang telah terjadi antara Vier dan Hara. Perjalanan mereka cukup panjang dan penuh dengan banyak hal yang terjadi dalam hubungan mereka.Tawa, bahagia, dan pertengkaran menjadi bumbu penyedap dari hubungan yang mereka jalin. Jika sekarang mereka tidak bisa berdamai dengan diri mereka sendiri, maka semua hal ini tidak akan pernah terjadi. Mantan akan menjadi musuh. Seperti itulah kira-kira. “Aku nggak tahu kalau hatiku bisa senyaman ini sekarang.” Mereka sudah pergi meninggalkan restoran dan akan pulang. Vier akan mengantarkan Hara pulang sebelum dia kembali ke rumahnya. “Ternyata, melep
Violet tidak menduga kalau Candy akan memanggil Vier secara bar-bar sehingga beberapa orang di sekitar mereka menatapnya. “Vier!” tadinya dia hanya mengatakan seperti dia bertanya tentang keberadaan lelaki itu. Tapi sekarang dia benar-benar memanggilnya dengan suara keras. Bukan hanya Vier yang menoleh, tapi juga orang yang bersama dengan lelaki itu. Vier mendekat dan tersenyum dengan Candy. Jantungnya terasa berdetak tak karuan ketika dia melihat punggung seseorang yang sangat dikenalnya. “Hai!” Vier mendekat, tapi dia berdiri di samping meja.Tatapan Vier dan Violet beradu. Violet mengangguk dan Vier memberikan senyum kecil. Karena Vier tidak sendiri, maka Kaila yang bersama dengannya mengikuti Vier. Candy mengernyit saat melihat perempuan itu. Tatapannya mengarah pada Violet, kemudian Vier, dan kembali pada Kaila. “Raka nggak gabung?” Karena tiba-tiba suasana menjadi sedikit canggung, maka Vier segera bertanya. “Enggak. Sibuk banget dia. Lalu, kamu ada kerjaan di sini?” Biarka
Vier melihat Kaila duduk di sudut kafe dengan secangkir minuman di depannya. Lelaki itu lantas mendekat. Kaila menyadari keberadaan Vier dan dia segera tersenyum lembut. “Kamu sudah datang.”“Maaf kalau Ibu menunggu lama.” Karena mal sepagi itu belum buka, maka mereka harus bertemu di tempat tak jauh dari mal tersebut sebelum nanti melanjutkan jalan-jalan. Itu adalah ide dari Kaila. “Tidak masalah. Saya yang lebih cepat tadi. Kamu mau pesan?” Vier bahkan belum menyetujui saat Kaila sudah memanggil pelayan. Vier memesan cappuccino dan minuman itu datang tak lama setelahnya. Vier menatap sekeliling melihat kafe tersebut tidak begitu banyak pengunjung. Mungkin Kaila memang memilih tempat itu karena ingin mengatakan sesuatu yang benar-benar penting. “Jadi, apa yang ingin Ibu diskusikan dengan saya?” Tidak nyaman rasanya ketika mereka hanya diliputi keheningan. Baik Kaila yang menjadi pihak merencanakan pertemuan atau Vier yang menjadi pihak penerima, keduanya hanya sibuk dengan pikira
Hubungan antara Vier dan ibunya memang belum sepenuhnya membaik. Terlebih lagi ketika Hara mengatakan kepada ibu Vier jika dia akan mengakhiri rumah tangganya bersama dengan Vier. Padahal, Hara sudah menjelaskan jika hubungannya dengan Vier baik-baik saja dan mereka bahkan berteman baik, tapi perempuan itu tidak peduli dan masih menyalahkan Vier. Tentu saja kekecewaan yang dirasakan semakin melambung tinggi. “Keinginan Ibu itu nggak muluk, Vier. Kamu menikah dengan Hara dan segera memiliki anak. Kalian hidup bahagia dan dengan begitu, ketika Ibu meninggal nanti dan bertemu dengan bapakmu, Ibu tidak merasa gagal.” “Ibu yakin pernikahan itu akan bahagia ketika tidak ada apa pun yang aku rasakan dengan Hara? Kami sudah sepakat untuk berpisah dengan baik-baik dan Hara sudah merelakan aku pergi, Bu.” “Dia sebenarnya terpaksa melakukannya. Bagaimana bisa ketika dia mencintai seseorang akan dengan mudah melepaskannya?”“Karena dia tahu dia akan lebih bahagia ketika dia melepaskan aku.” Vi