Beberapa kali Arga mencoba menghubungi Papa mertuanya tapi tidak direspon, nomor Ibu mertuanya juga tidak bisa dihubungi. Sembari menunggu kabar dari Saka yang juga berusaha mencari keberadaan Istrinya, dia terus melajukan mobilnya hingga sampai di rest area. Dia kembali berusaha menghubungi Iistri dan mertuanya. Kepalanya terasa pening karena dia sama sekali tidak tidur sejak kemarin. Tidak lama Saka memberikan lokasi istrinya berada, pening yang dirasakannya tiba-tiba menghilang dan dengan cepat dia segera menuju lokasi yang ternyata masih jauh dari lokasinya saat ini.Sementara Nasya saat ini sedang mencari ponselnya. Dia mencari keseluruh bagian kamarnya, juga mengeluarkan semua isi dalam tasnya tapi tetap tidak menemukan ponselya. "Papa lihat ponselku? Seingatku disini" sembari menunjukkan tasnya yang sudah kosong. "Ada di Papa" "Bisa minta tolong Pa, Nasya mau kasih kabar ke Mas Arga. Dia pasti khawatir" ucapnya. "Setelah apa yang dia lakukan kamu masih bisa bicara seperti
Sesaat sebelum Arga mulai berbicara, dari arah pintu terdengar ketukan. Nasya segera mengusap jejak air mata diwajahnya dan berjalan menuju pintu. "Permisi" teriak orang dari arah luar. "Iya. Ada yang bisa dibantu?" ucap Nasya. "Rizwan?" imbuhnya. Arga mengerutkan dahi saat Nasya mengucapkan nama seseorang. "Nasya. Kamu juga ikut kesini?" ucapnya sembari menyodorkan tangan untuk bersalaman. "Iya. Silahkan duduk. Ada perlu apa?" ucap Nasya dengan senyum mencoba menutupi kesedihannya."Bapaknya ada?" "Tunggu dulu sebentar" Nasya segera kebelakang memanggil Papanya. Arga yang sedari tadi duduk disana, memperhatikan Rizwan dengan tatapan aneh. Dia merasa tatapan Rizwan pada istrinya bukan tatapan biasa. Rizwan memulai pembicaraan dengan memperkenalkan diri, begitu juga Arga yang dengan tegas memperkenalkan diri sebagai suami Nasya. Tak lama Papa dan Nasya datang membawa dua gelas minuman. Papa memberi kode pada Nasya untuk mengajak Arga kekamarnya. Nasya mengerti dan langsung meraih
Nasya terbangun setelah dua jam dia tidur disamping suaminya, bahkan dia lupa untuk menyiapkan makan malam. Dia bangun secara perlahan agar tidak membangunkan suaminya. Setelah merapikan pakaian dan rambutnya dia segera menyiapkan air untuk suaminya mandi dan segera menyusul Mamanya kedapur. "Suami kamu mana?" tanya sang Mama. "Masih tidur Ma, sepertinya dia kelelahan" jawab Nasya. Mamanya hanya mengangguk, sementara Papanya masih diruang keluarga memeriksa beberapa berkas laporan keuangan kebun teh. Biasanya dia hanya menerima email dari pengelola dan hanya sesekali berkunjung untuk mengecek semuanya. Setelah semua makanan siap diatas meja makan. Nasya memanggil Papanya untuk ikut bergabung. Selama dimeja makan tidak ada perbincangan yang berarti. Papanya yang sudah mendengar cerita sesungguhnya memberi Nasya nasehat yang sama dengan Mamanya. Semua tergantung dari keputusannya. Bertahan atau Pergi. Selesai makan malam, Nasya kembali kedalam kamar untuk melihat suaminya. Dia khaw
Persis seperti apa yang sudah diduga oleh Nasya, didalam kamar mandi mereka menghabiskan waktu hingga kurang lebih satu jam. Arga seperti tidak merasa puas jika berurusan dengan istrinya itu. Arga keluar kamar dengan senyum sumringah dan badan yang terasa lebih segar. Berbeda dengan Nasya yang merasa badannya seperti diremukkan hingga rasanya hanya ingin berbaring diatas ranjang saja. Tapi sebagai seorang istri dia tetap melakukan kewajibannya melayani suami dan mempersiapkan semua keperluannya. Saat ini mereka sedang menikmati sarapan yang bisa juga disebut dengan makan siang. "Sayang, nanti main kekebun teh ya" ajak Arga. "Iya nanti kesana. Sepertinya papa sama mama juga kesana" jawab Nasya yang mendapat anggukan dari Arga. Arga menjelaskan apa yang dia dapat setelah melihat data yang diberikan oleh pengelola kebun teh, Nasya menyimak dengan seksama penjelasan dari suaminya dan tidak menyangka bahwa pengelola yang notabene keluarga sendiri bisa melakukan hal seperti itu. Apalagi
Setelah api pada mobil itu berhasil dipadamkan, polisi dan tim inafis segera melakukan pengecekan secara menyeluruh. Tapi mereka tercengang karena tidak mendapati satupun korban jiwa yang ada disana. Salah satu polisi itu kemudian memberi kabar pada Saka seraya terus melakukan pemeriksaan cctv juga saksi yang kebetulan berada disekitar kejadian. Saka selalu mengupdate semua informasi yang dia dapat ke keluarga besar Arga dan Nasya. Dia yang pada awalnya mengantuk justru semakin merasa kantuknya hilang padahal dia sama sekali tidak tidur hampir dua hari ini. Saka menyuruh salah satu informannya untuk melacak keberadaan Arga dan Nasya. Sekarang dia hanya bisa berharap bahwa mereka dalam keadaan baik-baik saja. Sembari menunggu kabar, dia berusaha menghubungi pengacara dan pihak terkait perihal pengunduran jadwal konferensi pers. Hingga tak lama dia mendapat info dari informannya bahwa ditemukan jejak telapak kaki yang mengarah ke hutan. Saka menyuruh mereka untuk menyusuri seluruh hut
Saka yang sudah sampai dilokasi segera mendapat hasil pantauan orang suruhannya. Sedangkan tim medis stand by didalam mobil yang diparkir lumayan jauh dari tempat mereka berada. Setelah mendapat hasil pantauan, Saka segera memberikan instruksi pada orang-orangnya menenai strategi untuk mendekat gubuk itu. Saat Saka sedang memberikan instruksi tiba-tiba muncul mobil jeep hitam mendekat kearah gubuk dan seorang pria dengan topi, kacamata hitam dan masker turun dari mobil itu. Dia disambut oleh penjaga yang ada disana kemudian dipersilahkan masuk. "Sepertinya dia bosnya" ucap salah satu orang suruhannya."Iya sedari tadi tidak ada yang diperlakukan berbeda seperti itu" imbuh yang lainnya dengan suara lirih tapi masih bisa terdengar oleh yang lain. Dari postur tubuhnya, Saka mengenalnya dengan sangat baik. Orang yang sama dengan yang menyebarkan berita hoax mengenai Arga. Semua itu tidak luput dari bidikan kamera Saka sebagai salah satu bukti untuk menguatkan di pengadilan. Bahkan kaca
Dua jari berselang, Arga baru mendapat kabar dari pengacaranya bahwa berkas dinyatakan lengkap dan akan bergulir dipengadilan. "Selangkah lagi, tunggu kehancuranmu" ucapnya pada diri sendiri dengan mengembangkan senyum lebarnya. "Ada apa sayang?" tanya Nasya pada suaminya yang terlihat sumringah. Tanpa menjawab Arga langsung memeluk Nasya dari belakang dan menghirup aroma sabun yang menguar dari kulit halus istrinya yanf baru selesai mandi. "Kamu kenapa? Tiba-tiba senyum-senyum sendiri" tanya Nasya yang masih membiarkan suaminya terus menempel padanya bahkan setelah dia sampai dimeja rias. Arga menceritakan pada Nasya mengenai apa yang terjadi dengan berkas-berkas yang dia bawa dua hari yang lalu ke kantor polisi dan juga kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi saat di persidangan. Nasya hanya mengangguk dan berharap semua yang dilakukan oleh suami beserta timnya tidak sia-sia dan hasilnya sesuai dengan yang mereka harapkan. Saat ini Arga dan Saka masih mendiskusikan hal-hal ya
Pagi harinya, dokter Philip datang dengan didampingi seorang dokter wanita membawa hasil lab darah Nasya. Setelah Nasya selesai diperiksa oleh Dokter Philip, dia diperkenalkan dengan dokter wanita yang ada disamping dokter Philip. "Perkenalkan, saya dokter Anita. Saya yang mulai sekarang akan memantau kesehatan Nyonya. Saya yang akan membacakan hasil lab darah Nyonya yang sudah dilakukan kemarin" ucapnya sambil membuka map. "Hasilnya adalah Selamat Nyonya anda sedang mengandung dengan usia kehamilan yang masih 2minggu" imbuhnya. Arga yang sedang memegang tangan Nasya langsung memeluk istrinya yang tidak bisa berkata-kata dan hanya menangis dipelukan suaminya. "Kamu hamil sayang. Kita berhasil" ucap Arga dengan sangat bahagia. Nasya hanya menangis, dia tidak menyangka akan hamil secepat ini ditengah masalah yang menimpa mereka. "Tolong dijaga ya Nyonya. Sementara ini, Nyonya jangan beraktifitas dulu, bedrest dulu, makan makanan yang sehat, sayuran hijau dan buah jangan lupa" dokte