“Apa ini jelas untuk kalian?!” tukas Annelies saat menarik diri.Sorot matanya yang tajam membuat semua wartawan diam. Bahkan Dan Theo hanya tersenyum miring melihat langkah berani istrinya ini. Satu tindakan Annelies, akan menggilas rumor buruk kesehatan jiwanya, sekaligus pengumuman perang pada Logan.“Mari, suamiku. Kita harus menetapkan tanggal dan mengurus resepsi pernikahan!” decaknya merengkuh lengan Dan Theo.“Tolong permisi,” tutur pria itu membelah kerumunan.Para wartawan itu mundur, tapi masih haus berita.“Nona, kalau begitu tolong beritahu kami tanggal dan lokasi pernikahan Anda nanti!”“Benar, Nona. Tolong katakan juga, apa keluarga Langford merestui penikahan Anda?” tanya Wartawan sambil mengejar Annelies.Seorang lainnya bahkan menghadang dan bertanya, “Jadi, apa Nona Samantha bohong soal penyakit mental Anda?”Annelies tetap bungkam, tapi para wartawan itu berdesakan dan mendorongnya hingga hampir jatuh. Beruntung Dan Theo memeganginya, hingga Annelies tak sampai amb
“Aku sangat muak, tapi malam ini kita harus datang ke mansion Langford!” Wajah Annelies berubah masam usai mendapat telepon dari kuasa hukum mendiang Feanton. Dirinya menatap sang suami, seraya melanjutkan. “Dan Theo, apapun yang mereka katakan nanti, kau tidak perlu meladeninya. Mereka lebih gila dari pasien rumah sakit jiwa!”Pria itu menaikan sebelah alisnya sebagai respon. Dan malamnya, Annelies benar-benar datang bersama Dan Theo ke mansion yang belum lama ditinggalkannya. Dia mengenakan dress formal hitam yang tampak elegan, berjalan menggandeng Dan Theo dengan setelan jas warna senada. ‘Ayah, aku tidak tahu apa maksudmu memberiku tanggung jawab besar ini. Tapi aku yakin, Ayah pasti punya tujuan ‘kan?’ batin Annelies mengingat mendiang Feanton kala melewati rumah kaca, tempat ayahnya biasa merawat bonsai.Mereka menuju ruang keluarga di bangunan utama. Di sana, semua anggota Langford sudah berkumpul.“Astaga, bukankah pertemuan ini hanya untuk anggota keluarga Langford? Kenap
Dan Theo mendekap Annelies, lalu berguling ke samping tepat saat Dave menghantamkan batu ke arahnya. “Brengsek!” Dave mengumpat saat mereka berhasil menghindar. Dia buru-buru lari layaknya pengecut, begitu Dan Theo hendak mengejarnya. Namun, Annelies menahan lengan Dan Theo seraya berkata, “aku ingin pulang.” Dan Theo tahu Annelies sangat terkejut, jadi dirinya pun mengantar sang istri kembali ke apartemen. Sepanjang perjalanan wanita itu hanya bungkam, itu membuat Dan Theo jadi bertanya-tanya. “Aku akan menemanimu lagi malam ini,” tutur Dan Theo melirik Annelies sekilas. “Tidak perlu, kau istirahatlah di rumah karena besok mulai pemotretan,” sahut Annelies tanpa berpaling padanya. Saat tiba di apartemennya, Annelies melihat bekas cekikan Dave yang membuat lehernya merah. ‘Kak Dave, apa kau benar-benar ingin membunuhku?’ batinnya menatap diri di cermin. Annelies menyugar rambutnya, lalu menarik resleting belakang dress-nya untuk ganti pakaian. Namun, tiba-tiba saja ad
Annelies menelan saliva berat, lalu berkata, “bu-bukankah kau ada di pihakku?”“Maksudku bukan sebagai musuh,” sahut Dan Theo menaikkan sebelah alisnya.“Lalu?!” Dagu Annelies terangkat, kini dia waspada pada Dan Theo. Pria itu malah menjulurkan wajahnya hingga hidungnya nyaris bertumbukan dengan Annelies. “Aku juga seorang pria, Annelies. Kau tidak takut aku melakukan sesuatu padamu?” bisik Dan Theo yang memicu manik Annelies selebar cakram.Wanita itu baru sadar kalau pakaiannya sangat terbuka. Dia buru-buru menutup tubuhnya dengan outer lingerie tipis itu dan berdehem canggung. “Ma-maaf, aku lupa kalau kita tinggal bersama,” tutur Annelies kikuk. Irisnya berputar, lalu melanjutkan. “Aku sangat mengantuk, aku akan tidur sekarang.”Wanita itu segera beranjak menuju kamarnya. Dan Theo melipat tangan ke depan dada, dia terus mengawasi punggung Annelies menjauh sampai masuk ke kamar.‘Menarik,’ batinnya menyeringai samar.Sementara di kamar, Annelies tak hentinya merutuki diri sendi
“Dasar iblis! Beraninya kau menikah setelah membunuh putriku, hah?!” decak wanita paruh baya yang memicu semua orang tercengang.Bahkan Annelies sendiri tak mengerti dan bertanya bingung. “Apa maksud Anda?!”“Jangan pura-pura bodoh, sialan!” Wanita paruh baya itu menyambar sambil melempar telur busuk lagi ke arah Annelies.Beruntung Dan Theo lekas menghalangi dan memeluk Annelies, hingga telur itu mengenai punggung lebarnya.Dia melihat Annelies memejam tegang, lalu bertutur, “kau tidak apa-apa?”Annelies perlahan membuka matanya dan lantas mengangguk. Namun, Dan Theo tau bahwa istrinya ini sangat terkejut. Terlebih ada banyak tamu penting dan media di sini.Pria tersebut menoleh pada para penjaga keamanan seraya berkata tegas. “Bawa pergi wanita itu!”“Baik, Tuan!”Namun, belum sempat penjaga itu mengusir wanita paruh baya tadi, kini seorang lelaki berkemeja hitam dan beberapa orang membawa poster wajah Annelies yang dicoret-coret, menerobos aula.“Apa-apaan ini?!” Para tamu berdiri
“Anda pasti salah. Mengapa tiba-tiba Tuan Morgan resign?!” tukas Cloe tak percaya.Jelas sekali itu meragukan, sebab Morgan adalah kepala produksi sejak pabrik L&F Cosmetic berdiri. Dia sangat loyal pada perusahaan dan tidak punya catatan buruk selama bekerja.“Beliau menyerahkan surat resign-nya pagi tadi, tapi kami semua tidak tahu alasan beliau mengundurkan diri, Nona,” sahut Staff pabrik itu.Cloe mengernyit, lalu bertanya, “selain Tuan Morgan, siapa yang bertanggung jawab atas bahan dasar produksi?”“Selama ini hanya Tuan Morgan yang menanganinya, Nona. Beliau tidak memiliki asisten,” balas Staff tadi yang kian membuat Cloe buntu.Namun, hal ini membuatnya jadi curiga. Seolah kepala produksi itu menghindari masalah tepat saat skandal besar menyeret perusahaan.“Tunjukan di mana ruangan Kepala Produksi,” tutur Cloe kemudian.“Baik, mari ikuti saya, Nona.” Staff tadi lantas memandu Cloe masuk.Sementara di kantor polisi metropolitan Linberg, Annelies sedang duduk di ruang interogas
“Saya mengerti Tuan-Tuan pasti khawatir tentang kestabilan L&F Company. Karena ini, saya akan memimpin perusahaan selama Annelies belum bisa menanganinya,” tukas Logan angkuh.Para pemegang saham tampak ragu, terlebih kepala Yayasan Narrow yang sejak awal mendukung Annelies.“Mendiang Tuan Feanton meninggalkan surat wasiat bahwa Nona Annelies yang berhak memimpin L&F Company!” katanya.Logan meliriknya dingin seraya menyahut “Tuan, Anda lihat sendiri Adik saya masih terlalu muda. Dia sering tersandung skandal dan masalah. Annelies kurang kompeten dan masih perlu belajar. Apa Tuan-Tuan akan mempercayakan group perusahaan besar di tangannya?!”“Tapi—”“Saya rasa Tuan Logan ada benarnya. Nona Annelies sepertinya belum mampu memimpin L&F Company.” Pemegang saham lainnya menyambar ucapan Kepala Yayasan Narrow. “Terlebih lagi saat ini L&F Cosmetic yang dia pimpin sedang kisruh. Saya jadi meragukannya jika menjadi Komisaris.”Logan tiba-tiba berdiri hingga membuat semua orang heran.“Ini sal
“Mo-mohon maaf, Tuan. Saya di sini hanya menunggu istri dan anak saya. Kami akan bertemu sebentar, lalu saya akan pergi ke luar negeri. Saya janji, saya sudah membeli tiket penerbangannya besok,” tutur Morgan menunduk takut.Alih-alih memahami, lelaki bertopi hitam itu malah merengkuh kerah Morgan dan mendecak, “bajingan! Aku bilang pergi ya pergi! Kau mau dipenjara jika orang-orang menemukanmu di sini?!”“Sa-saya mohon, Tuan. Ini kesempatan terakhir saya melihat mereka, karena—”Belum tuntas ucapan Morgan, lelaki misterius itu langsung menonjok wajahnya dengan kasar. Morgan tersungkur ke tanah, tapi lelaki tadi malah menginjak dadanya.“Kau pikir aku peduli?! Tuan Besar sudah mengeluarkan uang untukmu, jadi jangan macam-macam!” dengusnya berang.Lelaki itu mengangkat kakinya, lalu berbalik.“Jika malam ini kau belum pergi, aku akan membunuhmu!” decaknya mengancam.“Terima kasih, terima kasih banyak, Tuan! Saya janji, malam ini saya akan langsung pergi!” sambar Morgan yang seketika be