Zha, adalah seorang gadis yang berusia sekitar 23 tahun.
Dia mempunyai masa lalu yang tidak indah untuk diingat. Suatu masalah yang penuh teka-teki dalam keluarganya yang belum terungkap sampai Kedua orang tuanya meninggal dunia.Dalam kesepian hidupnya, Zha bahkan melupakan tujuannya sendiri. Ketika seseorang mengangkatnya menjadi seorang anak dan memberi kehidupan baru padanya. Mendidiknya untuk menjadi seorang Mafia dan pembunuh bayaran. Sekarang dia fokus dengan profesi barunya ini.Senyum manisnya yang bagi sebagian orang sangat membawa kedamaian, tapi jika mereka berpikir senyum indahnya itu adalah milik semua orang, maka mereka salah besar. Di kalangan Mafia, jika Gadis Beracun ini sudah tersenyum demikian, maka akan menjadi pertanda buruk yang berujung kematian bagi kehidupan Targetnya.Zha , panggilan gadis yang bernama lengkap Kanzha Al'Fhatunisa itu memilih jalan yang tidak sesuai dengan keinginan ibunya yang berharap ia bisa hidup sebaik nama pemberiannya.Sakit hati karena kehilangan Ibunya, Seseorang yang paling berharga dalam hidupnya yang selama ini ia perjuangkan dengan segala resiko membuatnya berontak pada kehidupan. Dengan menghabisi nyawa seseorang yang jahat menjadi kebahagiaan tersendiri dalam hatinya.Penampilan yang hampir tak terlihat jika ia seorang gadis, dengan sebuah sarung tangan pelindung ketapel yang selalu dipakainya , dan tentu saja ketapel unik yang tak lepas dari sakunya.Pistol pun sudah menjadi mainan yang selalu terselip di balik Hody hitamnya, belum lagi benda-benda kecil berbahaya lain yang tersembunyi di tubuhnya.Kemampuannya meretas sistem software dan juga keahliannya dalam mengHack Akun-akun rahasia dan penting milik orang lain adalah suatu bakat yang disembunyikannya.Asap rokok yang selalu mengepul lihai dari bibir indahnya itu akan ia lakukan di setiap waktu. Menjadi perokok bukan karena Pergaulan atau Frustrasi, melainkan kebiasaan dari kecil yang tidak pernah ingin dia hentikan. Baginya rokok merupakan teman sejati. Saat sedih, susah maupun senang itu akan ia lakukan sesukanya tanpa peduli lagi dengan kesehatannya atau orang orang yang menganggapnya nakal.Tetapi, mana mungkin orang peduli padanya? Jika sudah mengenal siapa dia , mungkin orang lebih memilih untuk menghindar. Meskipun demikian, sebagian orang yang belum mengenalnya, akan sangat menyukainya. Dia baik dan penolong.Fisik bagus, berwajah cantik namun tak terawat itu semakin memperlengkap kemisteriusan Zha.Mencopet, sebenarnya bukanlah pekerjaannya, awalnya karena terpaksa lalu menjadi hobi setelah ia beralih Profesi.Gadis Beracun, julukan yang disematkan para Mafia untuknya karena keahliannya dalam membuat racun serta penangkalnya.Gadis berdarah dingin yang mampu membunuh tanpa harus menyentuh Korbannya ini akan menjadi pencarian terakhir para Pengusaha untuk meluruskan niat mereka. Dengan harus mengeluarkan uang dengan nominal yang besar, maka akan terwujud keinginan mereka.Dan kini Zha telah menjadi ketua Mafia Poison Of Death yang artinya Racun kematian, setelah ayah angkatnya yang bernama Tuan Poso meninggal dunia serta Zha kini memiliki bisnis Klub' malam terbesar di kota ini.Azzero Halilintar Albarez.Penerus kebanggaan Keluarga Albarez.Putra Aaron Albarez dan Emily Knight.Zha akan bertemu dengan keluarga Albarez dalam situasi dan kondisi yang berbeda.Kisah seru, tegang, dan penuh cinta serta banyaknya teka-teki rumit akan mengiringi perjalanan Zha dan Halilintar kali ini. Tidak lupa akan diselingi kisah cinta Mereka yang menggetarkan hati.Lalu, disaat sebagian orang berusaha melindungi keluarga Albarez, Zha lah yang akan datang kepada mereka untuk menghabisi nyawa mereka. Namun di saat Musuh mereka datang untuk membunuh, Zha juga yang berusaha melindungi keluarga Albarez bahkan dengan nyawanya karena sebuah jasa di masa lalu yang tidak dilupakan oleh Zha.Mungkinkah Zha, akan menjadi Gadis beracun kesayangan Keluarga Albarez karena ketulusannya dalam melindungi mereka? Apakah Halilintar mampu menyadarkan Zha dan mengeluarkan zha dari Dunia Gelapnya atau malah terseret kesana? Atau mungkin malah keluarga Albarez yang akan berakhir di tangan Zha?Nantikan kisah seru dan menegangkan mereka di part selanjutnya!Ikuti perjalanan mereka sampai akhir, karena tidak akan mengecewakan.Gadis Beracun milik Keluarga Albarez!Di sebuah ruangan besar yang berdinding kaca, seorang gadis berpenampilan tomboy berdiri menatap sekeliling dengan tatapan mata yang sulit untuk ditebak. Seorang pria berjas hitam rapi, memasuki ruangan dan tampak menghampirinya.Gadis menoleh dan bertanya tanpa ekspresi,"Apa ada masalah?" tatapan tajam mematikan milik sang gadis itu tertuju pada pria berjas itu."Nona Zha, Mr. Espargaro mempunyai masalah. Dia ingin kamu membantunya." Pria itu menaruh sebuah foto dan amplop coklat di atas meja kaca yang berada tepat di samping sang gadis. Tangan bersarung hitam itu langsung menyambar foto beserta amplop tersebut.Senyum miring yang tidak mampu diartikan oleh siapapun itu tertarik di sudut bibirnya."Kalian sudah tahu bagaimana peraturan mainku kan?" Gadis itu meremas foto seorang warga asing yang langsung terekam di otaknya itu."Tentu. Saja, Kami sudah tahu." jawab pria itu."Baiklah. Berhasil atau tidak keinginan bosmu, uang ini tetap menjadi milikku." Gadis yang tidak lain bernama
Langkah kaki ringan Zha memasuki sebuah kost,an kecil , ruang yang sebenarnya lebih pantas disebut gudang kumuh itu terletak di pinggir rumah susun.Langkahnya terhenti di depan pintu kamar yang terbuat dari asbes itu ketika matanya menangkap bercak darah tercecer di lantai. Zha menyandarkan punggungnya di dinding kayu yang sudah mulai rapuh. Berkali-kali dia mengusap wajahnya dengan kasar, lalu membuka pintu kamar mandi."Nisa, kamu sudah pulang Nak?" suara lirih diiringi batuk berat itu milik Aisyah. Wanita paruh baya itu segera menoleh sesaat setelah membersihkan sisa darah di ujung bibirnya."Bu, kemari lah jika Ibu sudah selesai." panggilan Zha pada Aisyah menandakan jika wanita itu adalah Ibunya.Aisyah segera menghampiri Zha yang langsung memapahnya dan mendudukkannya di ranjang reyot milik mereka."Bu, lihatlah. Aku membawa pulang uang banyak. Simpanlah, aku akan segera mencari tambahannya." Zha mengulurkan beberapa uang pada Aisyah yang langsung menggenggam erat uang tersebut
Di Rumah Utama Keluarga Albarez.Pemuda yang super Cool dan tampan itu tidak lain adalah Azzero Halilintar yang kini sudah berusia sekitar 26 Tahun.Di ruang tengah Rumah utama yang berwarna putih nan luas itu, pemuda ini terus mendekap seorang wanita yang masih terlihat sangat cantik meskipun usianya sudah bukan muda lagi, ia terus memeluknya dengan tidak mempedulikan kehadiran sosok pria paruh baya yang terlihat masih juga tampan dan gagah, yang sedari tadi hanya menghela nafas menatap mereka di sudut sofa."Lepas Azze! Aku gerah!" seru sang wanita yang sedang dipeluk oleh Halilintar itu."Biarkan dulu Mam, aku merindukanmu." bantah Halilintar."Kamu tidak punya malu, seharusnya kamu itu sudah memeluk kekasihmu bukan aku. Lepas atau aku akan menendangmu!""Kamu tidak akan bisa melakukannya Mam, tenanglah. Sebentar lagi Az akan pergi lagi. " Halilintar masih saja memeluk wanita itu."Lihatlah! Papamu cemburu padamu." wanita itu melirik sang suami yang hanya tersenyum menatap jagoan
Dari ujung sana, terlihat seorang gadis kecil berusia sekitar 16 tahun berjalan sedikit tergesa menghampiri Zha yang saat ini tengah bersandar di pintu mobilnya.Zha yang melihatnya langsung menarik tangan gadis kecil itu dan membawanya masuk ke dalam mobil."Kenapa menemuiku? Sudah ku bilang aku yang akan menemuimu. Aku yang akan menemuimu! Kamu dengar tidak sih?" ucap Zha pada gadis kecil itu."Ibu sakit kak Zha, dia memintaku menemuimu!" bantah gadis itu.Mendengar jawaban gadis itu Zha sedikit terkejut lalu mengerutkan alisnya, "Sakit? Itu pasti gara-gara kamu nakal, sampai Ibumu sakit karena memikirkanmu,""Tidak kak Zha, Lea tidak nakal." lagi-lagi gadis itu membantah sambil menatap wajah Zha, tapi kali ini dengan kening yang berkerut."Kenapa semakin hari penampilan kak Zha seperti seorang mafia? Kak Zha tidak cantik lagi," celetuk polos Lea sang gadis kecil, membuat Elang yang duduk di kursi depan terkekeh."Diamlah. Kamu tidak akan mengerti keadaanku." jawab Zha, kemudian dia
Di Mansion mewah tempat Gadis Beracun tinggal.Seorang pria gagah menghampirinya, "Nona Zha."Zha yang sedang duduk bersantai di ruangan tengah itu menoleh dan menatap tajam pada pria gagah itu, "Edward. Ada apa menemuiku?""Nona Zha. Ada sedikit Masalah di kota X. Sepertinya Tuan Afrizal sedang ingin bermain-main dengan kita. Aku sudah menyelidikinya dan dia adalah penghalang dari bisnis club' malam kita di sana." Erwan menjelaskan dengan detail pada Zha.Senyum tipis bergulir di ujung bibir Zha."Aku akan segera membereskannya, aku paling tidak suka ada seseorang yang mengusik wilayah kekuasaan kita. Aku sudah sering memperingatkannya, tapi dia masih berani bermain di belakangku, dan kali ini tidak akan ada penawaran yang kedua." ucap Zha, kemudian melenggang pergi begitu saja meninggalkan Edward, Pria yang selama ini sudah menemaninya dan diberi kepercayaan penuh untuk mengurus bisnis gelapnya itu.Zha sudah duduk menjadi penumpang yang baik di salah satu mobil miliknya, sementara
Pria itu sejenak menatap cukup serius pada Zha, kemudian melangkah lebih mendekat."Aku bukan siapa-siapa. Tapi aku tahu tentang dirimu, bahkan aku tahu semua tentang keluargamu." pria itu mengulurkan tangannya ke hadapan Zha."Perkenalkan. Namaku Ardogama. Mungkin saja kamu sudah pernah mendengar namaku." Pria itu menyebutkan namanya.Zha melirik tangan Pria itu yang masih menggantung di udara. Dia hanya tersenyum miring dan enggan untuk menyambut tangan pria itu."Ardogama. Tentu saja aku sangat mengenal namamu. Karena namamu begitu menggelegar di dunia Mafia. Kamu ketua Mafia Klan Selatan, bukan?" ucap Zha. Gadis itu menggeser kakinya ke belakang untuk menghindari tangan Pria itu. Baginya, bersalaman dengan orang lain adalah hal yang mustahil ia lakukan.Kemudian Zha menoleh kembali pada Ardogama yang telah menarik tangannya kembali itu dan menyimpannya di belakang punggung."Ada masalah apa, sampai Tuan Ardogama susah payah mengundangku?" tanya Zha.Ardogama menarik nafas panjang,
Pagi ini setelah menghubungi seseorang, Zha kembali menaiki sebuah mobil dan kali ini dia mengendarai mobilnya seorang diri. Hingga beberapa waktu lamanya dalam perjalanan, mobilnya berhenti di depan sebuah markas besar milik Klan Poison Of Death yang kini sudah dikuasai olehnya.Nama Poison Of Death sendiri adalah nama pemberian Zha pada Markas dan kelompok Klannya yang artinya Racun kematian, sesuai dengan keahlian Zha yang sangat ahli dalam membuat racun sekaligus penangkalnya.Dia memasuki ruangan markas dan segera di sambut oleh beberapa pria berpakaian hitam yang langsung menunduk hormat padanya."Nona. Anda sudah datang? Mari silahkan." ucap seseorang mendampingi Zha berjalan memasuki sebuah ruangan khusus di mana di sana telah ada Elang yang sudah menunggu kedatangannya sejak tadi.Tanpa senyuman atau ekspresi sedikitpun dia melangkah mendekati seorang pria yang tak lain adalah Afrizal yang kedua tangannya terikat dan masih terduduk di atas lantai.Zha mengangkat dagu Afrizal
"Cepatlah naik! Kita akan menemui kak Zha." sang ibu segera menarik lengan Lea, sementara Erwan sudah siap di depan menginjak gas.Mobil itu melesat begitu cepat membawa Riana dan Lea menuju sebuah Mansion megah nan mewah. Tapi itu bukanlah tempat Zha bersama Elang dan anak buahnya melainkan Mansion khusus milik Zha yang sengaja disiapkan untuk ibu dan adik angkatnya itu.Setelah memasuki pagar yang tinggi dan kekar yang terbuat dari besi baja itu, mobil Erwan berhenti dan Erwan segera membukakan pintu untuk Riana dan Lea. Lalu mempersilahkan mereka untuk keluar.Mereka menuruni mobil, mengedarkan pandangannya dengan masih menyimpan sejuta pertanyaan. "Rumah yang megah ini milik siapa? Apa kak Zha bekerja di rumah ini?" Lea nampak melihat banyaknya penjaga yang berjaga di setiap sudut."Ibu juga tidak mengerti." Riana menyahut demikian."Nyonya. Silahkan." Erwan membukakan pintu.Riana belum melangkahkan kaki, dia bertanya dahulu pada Erwan," Dimana anak saya?""Nona Zha sedang menungg