Tadi, sebelum Dokter Jimmy memutuskan untuk datang menemui Aaron, Kim memang telah menghubunginya dan menyampaikan jika Tuan Aaron memanggilnya. Kim hanya sekedar mengatakan itu saja tanpa memberitahu alasannya kenapa dan ada masalah apa sampai Aaron kembali memanggilnya.Jika dipikir-pikir padahal baru saja kemarin Dokter Jimmy dan Tim melakukan Pemeriksaan rutin terhadap Emily dan juga kandungannya.Tidak ada masalah apapun dan semua baik-baik saja. Ibu hamil sehat dan bayi didalam kandungannya pun sehat.Meskipun begitu mau bagaimana lagi, mau tidak mau, dengan kembali penuh pertanyaan Dokter Jimmy bertandang ke kantor Aaron.Ada apa lagi sebenarnya? Atau jangan-jangan Aaron masih menuntut anak laki-laki? Kenapa tidak sabar? Padahal dua bulan lagi, ya sekitar dua bulan lagi dia sudah bisa mengetahui dengan pasti apa jenis kelamin calon bayinya. Tidak perlu lagi menebak, tidak perlu lagi untuk terlalu berharap.Dokter jika kembali melangkah lesu ke arah kantor Aaron. Kembali mengetu
"Percayalah Aron. Begitu pengetahuan yang ku ketahui selama Aku menjadi Dokter kandungan selama ini. Seharusnya ini tidak perlu dikhawatirkan karena kondisi ini hanya akan terjadi selama masa kehamilan saja. Hanya sementara.""Terus kenapa istriku tidak.. tidak .. Ah, dia tiba-tiba tidak berselera padaku dan.. dan Payudara istriku membengkak, dan itu katanya sakit?"Mata Dokter Jimmy kembali membulat. Kembali harus bersabar untuk kembali memberi penjelasan.Aaron ternyata hanya pintar dalam urusan bisnis, tapi bodoh dalam urusan perempuan! Dokter Jimmy kembali mengumpat dalam hati."Perubahan fisik pada wanita hamil bukan saja perut yang nanti akan bertambah besar, melainkan juga ukuran payudara yang semakin membesar dan terasa nyeri, itu karena persiapan produksi ASI saat sudah melahirkan nanti. Bahkan, payudara Calon Ibu juga bisa menjadi bengkak. Kondisi itulah yang menjadi keluhan Calon Ibu sehingga tidak bergairah lagi untuk berhubungan suami istri." jelas Dokter Jimmy yang lang
Kim berpikir demikian, bukankah kesepakatan dari awal, mereka telah setuju untuk meningkatkan hubungan? Meskipun meningkat bukan dalam artian untuk belajar saling menyukai, tetapi setidaknya setingkat lebih dekat.Kim meletakkan ponselnya dengan pandangan datar, kemudian mulai menjalankan mobilnya menuju Butik.Ketika sudah sampai ke tempat tujuan, Kim dapat melihat jika Sunna diantar oleh Kenan. Mendadak ada rasa tidak nyaman di dalam hatinya. Dia kan yang calon suaminya, kenapa malah pria lain yang mengantarnya?Kenan sendiri sebenarnya tidak merasa aneh, tapi dia juga merasa tidak enak hati. Akhirnya Dia menoleh pada Sunna dan berbicara,"Lain kali, biarkan sesekali kalian pergi berdua. Bukannya apa, agar lebih sedikit dekat. Jika begini, Sampai kapan kalian akan lebih dekat? Masa sampai sudah menikah baru dekat. Iya kalau berhasil, kalau tidak?"Sunna mengerucutkan bibirnya."Aku tuh masih malas! Tau sendiri bagaimana Tuan Kim itu seperti apa." Jawab Sunna.Bukan Kenan tidak tahu
Sunna langsung melotot, saat Sunna hendak protes dia langsung bungkam mendengar kalimat selanjutnya dari Kim."Bersama Tuan Aaron, kala itu dia memesan baju untuk Nona Emily. Aku memperhatikannya, tidak tahu jika itu bisa menjadi pengalaman berharga. Bisa aku gunakan untuk meneliti Gaun Pengantin calon istriku."Calon istri?Mendengar ucapan Kim seperti itu, entah kenapa hati Sunna berangsur menghangat.Mereka sudah sampai ke mobil, tanpa bertanya dahulu Kim membukakan pintu untuk Sunna.Sunna masih terdiam."Masih tidak mau satu mobil denganku? Kita sudah beberapa kali satu mobil kan?"Benar saja, ini bukan kali pertama mereka akan berada dalam satu mobil. Ketika pergi terburu buru ke rumah sakit itu dan pulang dari rumah sakit, mereka pernah satu mobil. Tapi kali ini, Sunna sangat canggung. Dengan ragu ragu dia naik dan duduk. Kim kemudian menyusul duduk disamping Sunna di depan setir.Sepanjang perjalanan terasa begitu sepi karena keduanya tidak ada yang saling berbicara sedikitpun
Jika menyangkut Emily walau sedikit saja, pasti akan membuat Aaron langsung khawatir. Apalagi ketika Ibunya mengatakan jika ini gawat. Tentu saja Aaron seketika cemas."Ibu. Ada apa? Apa yang terjadi pada Istriku?" Nada Aaron penuh kecemasan."Dari pagi, istrimu tidak mau makan apapun juga. Ibu sudah memasak makanan kesukaannya, tetapi Emily tetap tidak mau makan." Adu Erina.Huh!Aaron mengira ada sesuatu yang benar-benar gawat. Jika hanya hal itu, Aaron bisa sedikit lega. Kemudian dia bertanya,"Ibu yang memasak? Masakan Ibu kan memang tidak enak, wajar saja kalau Emily tidak suka, Bu." Protes Aaron.Erina tertawa kecil. "Hehe iya. Aku tau itu. Tapi tadi Koki sudah memasak, Emily tetap tidak mau makan. Kalau dia tidak mau makan terus itu bahaya Aaron. Cepat lah pulang untuk membujuk Emily agar mau Makan."Aaron menghela nafas. "Baiklah. Aku akan pulang sekarang." Aaron menutup panggilan dan pada akhirnya berpamitan dengan Khale.Baru saja Aaron tiba di depan pintu, dia melihat Kim be
Untung saja tidak ada orang lain yang melihat apa yang sedang terjadi di dapur ini. Jika saja ada yang melihat Seorang Aaron Albarez memasak nasi goreng, bukankah ini adalah Berita yang cukup heboh dan dapat menggemparkan seluruh dunia?Kim berpikir untuk mengabadikan momen penting ini."Aku akan merekamnya Tuan." Ucap Kim sudah memasang kamera ponselnya dan mengarahkan tepat ke arah Aaron yang sibuk menata bahan bahan."Heh, apa yang kamu lakukan sialan. Matikan kamera mu!" Aaron sangat kesal dan melempar Kim dengan sepotong Brokoli.Kim mengelak dengan gesit dan masih mengarahkan kamera."Tuan, kita butuh Video ini untuk bukti agar Nona Emily percaya jika Tuan Aaron lah yang benar benar memasak nasi goreng itu. Jika Nona Emily tidak percaya jika Tuan Aaron yang telah memasak bagaimana? Apa aku perlu memanggilnya Nona Emily kemari? Agar dia menyaksikan langsung perjuangan Tuan di dapur ini?" Kim memberi alasan.Aaron terdiam sejenak untuk mempertimbangkannya."Bagaimana? Apakah meman
Emily mulai mencicipi nasi goreng di tangannya itu. Ketika suapan pertamanya, Emily menoleh ke arah Aaron yang masih menatapnya penuh penantian, menunggu apakah hasil masakan tangannya enak."Ini enak Aaron. Sangat enak." Puji Emily di sela kunyahannya sambil kembali menyuap mulutnya dengan nasi goreng buatan suaminya itu.Aaron terbengong, dia merasa tidak percaya dengan jawaban Istrinya tentang rasa nasi goreng buatannya itu."Masa sih?" Padahal tadi dia sudah mencicipi nasi goreng itu dan menurutnya rasanya aneh, tapi Emily mengatakan jika nasi goreng itu enak? Karena penasaran Aaron pun meminta untuk mencicipi kembali dan rasanya sama saja seperti tadi. Tidak enak."Kamu berbohong ya?" Tanya Aaron ada istrinya."Apanya yang berbohong? Ini benar-benar enak Aaron. Menyingkirkan kalau begitu." Emily mendorong tubuh Aaron agar sedikit jauh darinya kemudian dengan Lahap Emily menghabiskan nasi goreng spesial buatan Aaron di dalam piring.Aaron masih menatap istrinya penuh keheranan.Apa
Pada akhirnya, meskipun dengan perjuangan yang tidaklah mudah dan memakan waktu yang cukup lama, Mereka mendapatkan Buah Strawberry Putih keinginan Emily.Sekarang keduanya telah meluncur pulang dengan kebahagiaan di hati mereka terlebih Aaron.Namun apa yang terjadi? Ketika Aaron telah tiba di Kamar, Emily sudah terlelap di ranjang. Aaron tidak ingin putus asa dan mencoba untuk membangunkan istrinya."Kesayanganku, aku datang. Ini Buah Strawberry Putih yang kamu inginkan. Aku telah mendapatkannya. Ayo bangunlah sebentar saja."Emily hanya membuka matanya sebentar sambil menunjuk ke atas meja."Taruh di sana saja, mataku sudah tidak kuat Aaron." Kemudian Emily tertidur lagi.Aaron hanya mendengus pasrah."Hem.. Baiklah. Ini memang sudah malam , Kesayangan ku pasti sudah mengantuk sekali. Emily bisa memakannya besok pagi." Aaron berpikir demikian dan menyimpan Buah Strawberry Putih itu di atas meja dengan baik. Berharap besok pagi Emily akan langsung ceria ketika melihat hasil usahany