Sunna langsung melotot, saat Sunna hendak protes dia langsung bungkam mendengar kalimat selanjutnya dari Kim."Bersama Tuan Aaron, kala itu dia memesan baju untuk Nona Emily. Aku memperhatikannya, tidak tahu jika itu bisa menjadi pengalaman berharga. Bisa aku gunakan untuk meneliti Gaun Pengantin calon istriku."Calon istri?Mendengar ucapan Kim seperti itu, entah kenapa hati Sunna berangsur menghangat.Mereka sudah sampai ke mobil, tanpa bertanya dahulu Kim membukakan pintu untuk Sunna.Sunna masih terdiam."Masih tidak mau satu mobil denganku? Kita sudah beberapa kali satu mobil kan?"Benar saja, ini bukan kali pertama mereka akan berada dalam satu mobil. Ketika pergi terburu buru ke rumah sakit itu dan pulang dari rumah sakit, mereka pernah satu mobil. Tapi kali ini, Sunna sangat canggung. Dengan ragu ragu dia naik dan duduk. Kim kemudian menyusul duduk disamping Sunna di depan setir.Sepanjang perjalanan terasa begitu sepi karena keduanya tidak ada yang saling berbicara sedikitpun
Jika menyangkut Emily walau sedikit saja, pasti akan membuat Aaron langsung khawatir. Apalagi ketika Ibunya mengatakan jika ini gawat. Tentu saja Aaron seketika cemas."Ibu. Ada apa? Apa yang terjadi pada Istriku?" Nada Aaron penuh kecemasan."Dari pagi, istrimu tidak mau makan apapun juga. Ibu sudah memasak makanan kesukaannya, tetapi Emily tetap tidak mau makan." Adu Erina.Huh!Aaron mengira ada sesuatu yang benar-benar gawat. Jika hanya hal itu, Aaron bisa sedikit lega. Kemudian dia bertanya,"Ibu yang memasak? Masakan Ibu kan memang tidak enak, wajar saja kalau Emily tidak suka, Bu." Protes Aaron.Erina tertawa kecil. "Hehe iya. Aku tau itu. Tapi tadi Koki sudah memasak, Emily tetap tidak mau makan. Kalau dia tidak mau makan terus itu bahaya Aaron. Cepat lah pulang untuk membujuk Emily agar mau Makan."Aaron menghela nafas. "Baiklah. Aku akan pulang sekarang." Aaron menutup panggilan dan pada akhirnya berpamitan dengan Khale.Baru saja Aaron tiba di depan pintu, dia melihat Kim be
Untung saja tidak ada orang lain yang melihat apa yang sedang terjadi di dapur ini. Jika saja ada yang melihat Seorang Aaron Albarez memasak nasi goreng, bukankah ini adalah Berita yang cukup heboh dan dapat menggemparkan seluruh dunia?Kim berpikir untuk mengabadikan momen penting ini."Aku akan merekamnya Tuan." Ucap Kim sudah memasang kamera ponselnya dan mengarahkan tepat ke arah Aaron yang sibuk menata bahan bahan."Heh, apa yang kamu lakukan sialan. Matikan kamera mu!" Aaron sangat kesal dan melempar Kim dengan sepotong Brokoli.Kim mengelak dengan gesit dan masih mengarahkan kamera."Tuan, kita butuh Video ini untuk bukti agar Nona Emily percaya jika Tuan Aaron lah yang benar benar memasak nasi goreng itu. Jika Nona Emily tidak percaya jika Tuan Aaron yang telah memasak bagaimana? Apa aku perlu memanggilnya Nona Emily kemari? Agar dia menyaksikan langsung perjuangan Tuan di dapur ini?" Kim memberi alasan.Aaron terdiam sejenak untuk mempertimbangkannya."Bagaimana? Apakah meman
Emily mulai mencicipi nasi goreng di tangannya itu. Ketika suapan pertamanya, Emily menoleh ke arah Aaron yang masih menatapnya penuh penantian, menunggu apakah hasil masakan tangannya enak."Ini enak Aaron. Sangat enak." Puji Emily di sela kunyahannya sambil kembali menyuap mulutnya dengan nasi goreng buatan suaminya itu.Aaron terbengong, dia merasa tidak percaya dengan jawaban Istrinya tentang rasa nasi goreng buatannya itu."Masa sih?" Padahal tadi dia sudah mencicipi nasi goreng itu dan menurutnya rasanya aneh, tapi Emily mengatakan jika nasi goreng itu enak? Karena penasaran Aaron pun meminta untuk mencicipi kembali dan rasanya sama saja seperti tadi. Tidak enak."Kamu berbohong ya?" Tanya Aaron ada istrinya."Apanya yang berbohong? Ini benar-benar enak Aaron. Menyingkirkan kalau begitu." Emily mendorong tubuh Aaron agar sedikit jauh darinya kemudian dengan Lahap Emily menghabiskan nasi goreng spesial buatan Aaron di dalam piring.Aaron masih menatap istrinya penuh keheranan.Apa
Pada akhirnya, meskipun dengan perjuangan yang tidaklah mudah dan memakan waktu yang cukup lama, Mereka mendapatkan Buah Strawberry Putih keinginan Emily.Sekarang keduanya telah meluncur pulang dengan kebahagiaan di hati mereka terlebih Aaron.Namun apa yang terjadi? Ketika Aaron telah tiba di Kamar, Emily sudah terlelap di ranjang. Aaron tidak ingin putus asa dan mencoba untuk membangunkan istrinya."Kesayanganku, aku datang. Ini Buah Strawberry Putih yang kamu inginkan. Aku telah mendapatkannya. Ayo bangunlah sebentar saja."Emily hanya membuka matanya sebentar sambil menunjuk ke atas meja."Taruh di sana saja, mataku sudah tidak kuat Aaron." Kemudian Emily tertidur lagi.Aaron hanya mendengus pasrah."Hem.. Baiklah. Ini memang sudah malam , Kesayangan ku pasti sudah mengantuk sekali. Emily bisa memakannya besok pagi." Aaron berpikir demikian dan menyimpan Buah Strawberry Putih itu di atas meja dengan baik. Berharap besok pagi Emily akan langsung ceria ketika melihat hasil usahany
Kotak itu memang kecil, tapi isinya tidak sesuai dengan prediksi semua orang dan mampu membuat semua mata orang yang melihatnya terbelalak sempurna. Bagaimana tidak? Isinya adalah sebuah kunci Apartemen!"Tuan, ini?" Kim berkata dengan sedikit terbata sambil mengangkat anak kunci di jarinya.Aaron tersenyum kemudian mendekatkan kepalanya ke Telinga Kim."Kamu sedang bingung akan tinggal dimana bukan? Aku tahu itu. Jadi bawa saja istri kamu ini ke sana. Kalian bisa leluasa untuk saling mengenal." Bisik Aaron.Kim tersenyum sambil mengangguk. Di dalam hati dia cukup senang. Tuan Aaron ini sangat pengertian. Tahu saja jika dia dan Sunna sedang bingung akan tinggal dimana setelah menikah."Terima kasih Tuan. Terima kasih." Kim berkali kali mengucapkan terima kasih sambil membungkukkan badan.Kim kemudian berbisik pada Sunna. "Kita akan tinggal di Apartemen Hadiah dari Tuan Aaron. Kita tidak akan bingung untuk menghadapi kedua orang tua kita. Kamu nanti, bantu jelaskan kepada mereka.'Sun
Sunna masih duduk di sisi ranjang.Tidak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka dan Kim berjalan keluar dengan hanya mengenakan handuk saja. Melihat keadaan Kim seperti itu Sunna langsung membuang Wajahnya.'Kenapa orang ini tidak tahu malu?' Maki Sunna di dalam hati.Kim berjalan mendekati Sunna tanpa merasa ada beban, malah menyenggol bahu gadis itu."Kita kan tidak membawa ganti? Bagaimana mau berganti?""Hah?" Sunna langsung menoleh, pertama yang nampak dalam penglihatannya adalah dada bidang milik Kim yang tepat di hadapannya.Dia sangat merasa malu dan kembali menunduk. "Tidak tahu juga. Kenapa tadi terburu-buru dan tidak berpikir untuk membawa ganti?"Kim tertawa dan mengangkat dagu Sunna dengan jarinya."Kamu kenapa? Seperti melihat hantu saja?"Sunna menepis tangan Kim."Aku melihat tubuhmu! Itu bisa mencemari otak suciku! Kenapa kamu tidak malu menampakkan Auroramu Kim? Menyingkirlah dari hadapanku!" Sunna sekarang berteriak.Hah! Kim malah tertawa terbahak-bahak."Aurat Su
Malam ini Kim menepati janjinya untuk mengajak Sunna pergi ke Bioskop.Kim telah menyuruh seorang anak buah andalannya untuk memesan tiket untuk mereka berdua.Sekarang mereka telah meluncur ke Bioskop tersebut."Kamu tadi pesan tiket Film apa Kim?" Tanya Sunna."Aku tidak tahu karena aku hanya menyuruh anak buahku saja. Tapi dia mengatakan jika itu adalah Film Romantis sepanjang masa." Jawab Kim."Astaga! Mana bisa kita menonton film romantis seperti itu. Haha.. seperti pasangan kekasih saja." Celetuk Sunna.Kim menoleh. "Bukankah kita malah lebih dari sepasang kekasih ya? Kamu lupa, kita ini kekasih resmi dan sah!" Sahut Kim sedikitpun kesal."Ah, iya. Aku lupa. Kita sudah Menikah ya? Suami istri. Ya Tuhan… hanya saja, sayangnya Suami istri yang tidak jelas! Hanya status saja. Mana bisa dibanggakan." Ucap Sunna lebih seperti sedang mengeluh tentang status mereka.Kim termenung mendengar ucapan Sunna. Apa yang dikatakan Sunna benar. Mereka lebih seperti sepasang suami istri yang mala