Saat Ronald masih enak-enak tidur, tiba-tiba Aisyah membangunkannya. "Ada apa?" tanya Ronald. "Bukankah kau sudah berjanji kepadaku, akan berpuasa di bulan Ramadhan ini?" ucap Aisyah saat menatap suaminya masih di tempat tidur dengan ekspresi malas. "Ini kan masih jam 03.00 dini hari Aisyah, masa kamu sudah bangunin aja sih?" Ronald merasa kesal, sebab baru saja tidur, tiba-tiba dibangunkan."Yah, memang waktu sahur jam segini, Kok!" ucap Aisyah sambil melipat kedua tangannya di depan. "Hah?! Kalau begitu aku tidak perlu sahur!" ucap Ronald kembali memeluk bantal guling di sebelahnya, siap untuk tidur kembali. "Tapi, bagaimana jika kamu nantinya kelaparan karena tidak sahur?" tanya Aisyah, ia sekarang sudah duduk di samping Ronald sambil menggoyangkan tubuhnya. "Gampang, bukankah tinggal dibatalkan saja?" ucap Ronald tanpa menoleh dan tanpa membuka matanya. Aisyah terbelalak mendengar jawaban itu, benar-benar tidak masuk akal Ronald ini. "Aku bahkan sampai mau belajar masak de
"Aku adalah Mila Smith, orang yang waktu itu menabrak mu di Kota Asland. Aku dengar, kamu menderita lumpuh dan tidak bisa berjalan setelahnya." ucap Mila. "Bisakah kita bicara empat mata?" tanya Mila kemudian. Ronald mengangguk setuju. Mereka berdua kemudian segera pergi ke sebuah kafe untuk mengobrol. Para anak buah yang mengikuti Mila akhirnya disuruh pulang. "Jadi kamu yang menabrak ku? Kenapa waktu itu aku tidak melihat mu? Kau melarikan diri?" tanya Ronald. Ia memang tidak pernah melihat Mila sebagai orang yang menabraknya. "Aku tidak melarikan diri. Aku telah bertanggung jawab dengan membayar lunas semua biaya rumah sakit. Bahkan saat mendengar kamu lumpuh, aku tidak langsung pulang ke kota Xudong dan tetap menunggu mu di sana. Aku setiap hari memantau kondisi mu. Aku pun terkejut ketika mengetahui Kiyai yang kau selamatkan malah menikahkan putrinya yang seorang ustadzah kepadamu." ucap Mila. "Oh, jadi kau memantau ku selama ini?" tanya Ronald.
"Allahu Akbar Allahu Akbar!" Wajah Ronald berbinar-binar saat mendengarnya. Suara adzan Maghrib ini memang sudah sedari tadi ia nanti-nantikan. Bukan karena suara adzan yang merdu atau karena waktu sholatnya, namun karena waktu berbuka yang Ronald nantikan. "Hahaha, akhirnya aku berhasil melewati satu hari. Aisyah, ada apa saja sebagai menu buka kali ini?" tanya Ronald kepada istrinya dengan sangat bersemangat. Aisyah tersenyum bahagia, ia kemudian menunjuk ke arah meja makan. "Kau lihat saja sendiri, ada apa di sana." ucap Aisyah. Ronald kemudian memperhatikan ke arah meja dan menemukan dua porsi es teler. "Hanya, es itu saja?" Ronald seketika protes saat melihat hanya ada dua porsi es teler. "Iya, memangnya kenapa?" tanya Aisyah sambil buru-buru memberikan es teler itu kepada Ronald. Ronald yang sudah menegang es teler yang porsinya pun tidak banyak, kini merasa kecewa. "Ini saja? Bagaimana aku mau kenyang coba? Kamu mengerti
"Ferdi? Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Ronald. "Aku banyak berhutang pada Tuan Ronald, mana mungkin aku melupakanmu? Jika mau, Tuan Ronald bisa kembali menjadi ketua gangster Naga Hitam." ucap Ferdi. "Sayangnya, aku tidak akan pernah terjun ke dunia kriminal lagi. Aku akan menjalani kehidupan yang damai bersama istriku sekaligus memenuhi janji pada adikku." Ronald kemudian menyentuh pundak Ferdi dan kembali berkata, "Kumohon jangan mengusik hidupku lagi, aku sudah bisa menjalani kehidupan yang tenang sekarang ini." ucap Ronald. "Aku sudah menduga jawaban ini akan keluar dari mulut Tuan Ronald. Aku pun tidak bisa memaksa, hanya meminta satu permohonan saja." ucap Ferdi. "Ada apa?""Bisakah Tuan Ronald ikut bersamaku dan pergi ke suatu tempat? Ada orang yang sudah menunggu Tuan Ronald di sana." ucap Ferdi. "Tidak lama kan? Aku harus pergi menjemput istriku di masjid," ucap Ronald. "Tidak lama kok, hanya menemui orang itu saja. Setelahnya terserah pada Tuan Ronald." kata Ferdi
Ronald kini telah berdiri di depan sebuah masjid, tempat Aisyah melaksanakan sholat tarawih. Ferdi terlihat berada di belakang Ronald, sebab ingin melihat Aisyah. "Kau lihat dia? Itulah Aisyah, istriku." kata Yoga saat menunjuk seorang gadis bercadar yang duduk di teras masjid. Terlihat orang-orang sudah mulai pulang, sebab sholat tarawih memang sudah berakhir. "Wajahnya saja tidak kelihatan, Tuan Ronald mengenalinya dari apa?" tanya Ferdi. Ronald terdiam, ia juga tidak tahu mengapa bisa mengidentifikasi istrinya dengan sangat mudah. "Baiklah, aku tidak akan mengganggu urusan pribadi Tuan Ronald lagi. Mulai besok aku akan menempatkan orang untuk mengawasi apartemen dan melindungi Aisyah." kata Ferdi kemudian pergi dengan menggunakan mobilnya. Ronald yang kini menatap istrinya, tersenyum saat memperhatikannya. Tampak Aisyah juga sedang menelepon dengan seseorang. [Aku baik-baik saja sekarang. Kami tinggal di sebuah apartemen, suamiku juga sudah mendapatkan pekerjaan. Ia menepati j
Aisyah terkejut ketika menemukan fakta bahwa suaminya itu sudah mabuk berat. Sesaat setelah membukakan pintu, Ronald seketika masuk begitu saja. Aisyah hanya bisa geleng-geleng kepala saat melihat suaminya itu. Setelah menutup pintu, Aisyah kemudian menghampiri suaminya yang sudah terkapar di sebuah sofa. "Suamiku, kenapa kamu pergi minum khamar? Bahkan di bulan suci Ramadhan ini? Gila, aku baru saja membanggakan mu yang sudah mau berubah. kenapa malah terjerumus seperti ini lagi?" tanya Aisyah dengan sangat kesal. Ia baru saja memarahi suaminya. Hal yang terjadi selanjutnya sungguh diluar nalar. Ia benar-benar terkejut tatkala tiba-tiba Ronald berdiri dan langsung mengecup bibir Aisyah. Aisyah sempat melawan dan sedetik kemudian ia mendorong Ronald. Bukan karena tidak mau atau tidak rela dicium oleh suaminya, namun karena bau alkohol di mulut Ronald yang membuat Aisyah tidak nyaman. "Kau terlihat sangat cantik ketika mara
"Maaf Aisyah." kata Ronald. Ia masih terpikirkan masalah semalam dan merasa bersalah. "Maaf untuk apa?" tanya Aisyah. Aisyah dan Ronald saat itu masih di meja makan. Sedang makan sahur. "Untuk semalam, aku benar-benar tidak sengaja." kata Ronald sambil membayangkan peristiwa semalam. "Sebagai seorang Ustadzah, aku paham dan mengerti kewajiban-kewajiban ku sebagai seorang istri. Sejak hari pertama menikah, aku sudah memantapkan hatiku dari segala keadaan yang mungkin terjadi.""Bahkan jika kau mau, kita bisa melakukannya kapan saja. Hanya saja, kamu tidak pernah berinisiatif dan baru malam ini. Apalagi, adalah halal bagi seorang suami istri untuk melakukannya. Jadi apa yang harus kau minta maaf?" tanya Aisyah. "Hanya saja... aku tidak suka bau alkohol. Kau benar-benar menyiksaku semalam. Aku merasa tidak nyaman dengan bau alkohol itu," kata Aisyah yang saat itu baru saja menyuapi mulutnya ikan tumis. Aisyah menatap Ronald dan kemudian memegang t
"Ronald, bawalah beberapa makanan pulang. Mungkin ini akan sangat berguna untuk buka puasa mu." Bos Ronald menawarkan agar Ronald membawa makanan pulang. "Maaf Bos, tapi sepertinya istriku memasak untuk menu buka puasaku. Jika aku membawa pulang makanan, maka sama saja aku tidak menghargai usahanya itu. Makanan juga pada akhirnya akan terbuang dan Mubazir. Lebih tidak usah." kata Ronald. Untungnya, Bosnya itu mengerti dan hanya tersenyum. Ia pun tidak tersinggung. "Alhamdulillah... hari pertama bekerja telah berlalu begitu saja." batin Ronald. Ia kemudian merogoh kocek dan mengeluarkan sepuluh lembar uang seratus ribu. "Orang itu sekali memberi Tip langsung satu juta. Benar-benar, orang kaya mah bebas. Apalah aku yang miskin ini?" pikir Ronald. Ia juga merasa sedikit senang bisa mendapatkan uang halal senilai satu juta. Mungkin dulu Ronald bisa meraih milliaran bahkan Trilliunan dari hasil kegiatan ilegal. Namun itu semua adalah uang haram. Ronald