"Kami mau mengunjungi Pantai Keramas untuk menghabiskan siang hingga sore nanti, Mister Carlos," tutur Brian usai mereka bertiga sarapan bersama. Niatnya ingin mengusir putera dari klien kelas kakapnya itu agar tidak merecoki bulan madunya bersama Suzy."Ohh, aku akan ikut ke mana kalian akan berjalan-jalan hari ini," sahut Carlos tanpa jengah. Dia tersenyum simpul menatap Suzy dan Brian bergantian.Tangan Brian menggenggam tangan Suzy di bawah meja di pahanya. Dia merasa perlu menjauhkan Suzy dari pria yang tak tahu diri itu. Dia pun bertanya, "Apa Anda suka surfing di atas ombak, Sir?""Tentu saja. Itu hal yang mengasikkan di Pulau Bali ini, aku jago surfing!" sahut pria berdarah Italia itu dengan antusias sekaligus narsis."Baguslah kalau begitu, mari kita berselancar bersama di Pantai Keramas nanti. Ayo kita berangkat saja kalau begitu sebelum tengah hari dan ombak terlampau besar," ajak Brian lalu menyuruh Hendrawan menyiapkan mobil fasilitas villa miliknya untuk mengantar mereka
Setelah puas berselancar menaklukkan ombak di Pantai Keramas, kedua pria beda suku bangsa itu berjalan membawa papan surfing menghampiri bangku berjemur tempat Suzy duduk berselonjor.Memang Suzy mengenakan kaca mata hitam untuk melindungi matanya dari silaunya mentari siang hari di tepi pantai. Namun, dia bisa melihat dengan jelas bahwa Carlos menatap dirinya penuh birahi. Tanpa menampilkan ekspresi berlebihan, Suzy tetap tenang lalu bangkit berdiri membawakan handuk kering untuk suaminya karena Brian melepaskan bagian atas baju selancarnya yang basah."Mas kedinginan ya? Lama banget sih main airnya!" ujar Suzy mesra sembari membantu mengeringkan sisa-sisa air laut di badan berotot padat yang bagaikan roti sobek itu dengan handuk putih lebar di tangannya.Brian pun mengecup pipi halus istrinya seraya menggodanya berkata, "Kenapa emang? Sudah kangen ya baru ditinggal sebentar saja, Sayang?" Melihat kemesraan pasangan pengantin baru itu, Carlos menahan kekesalannya dan duduk di bangku
"Maaf, kami bukan pasangan dengan orientasi seksual bebas seperti itu, Mister Carlos!" jawab Brian tegas. Dia tak peduli dibilang kolot atau sejenisnya. Namun, baginya berhubungan intim harus satu lawan satu supaya tidak seperti binatang yang tak berakhlak.Tawa Carlos pun terdengar nyaring di restoran Irama Laut tersebut. Dia memang hanya bermaksud menguji Brian tadinya, ternyata pria tersebut menampik tawarannya yang kontroversial. "Jangan dimasukkan ke hati, Mister Brian. Aku hargai pendirianmu itu! Baiklah, nanti aku akan hubungi saja manager villamu itu agar dia mencarikanku wanita lokal yang bisa menghangatkan ranjangku malam ini."Mendengar kedua pria tersebut berakhir damai tanpa menyetujui tawaran threesome tadi, Suzy pun menghela napas lega. Dia pun mengajak Brian kembali ke Bali Heavenly Bliss Villa seusai suaminya membayar tagihan makan siang mereka.Di parkiran mobil obyek wisata Pantai Keramas, Brian pun berpamitan dengan Carlos sebelum naik ke mobil dari villa miliknya,
(Part -Thalita Teja Kusuma dan Indra Gustavo)"Pokoknya lo mesti nikah sama gue hari ini, Tha!" desak Indra Gustavo masih mendekap tubuh polos yang baru saja digumulinya di atas ranjang. Hari sudah pagi jelang siang, tetapi kedua anak manusia itu abai akan aktivitas rutin mereka masing-masing. Thalita bolos kuliah dan belum pulang ke rumahnya sejak semalam, sedangkan Indra tidak berangkat ke kantornya juga. Namun, bukan masalah bagi Indra karena dia sendiri bos di tempat kerjanya. Perusahaan kontraktor dan properti itu milik keluarga Gustavo yang diwariskan mutlak kepadanya karena dia anak tunggal tanpa saudara kandung."Lo ini beneran sedeng deh, Ndra!" tukas Thalita yang sontak mendapat jitakan di kepalanya oleh kepalan tangan Indra."Jangan asal panggil gue pake nama! Lo tuh jauh lebih muda dibanding gue keleus. Panggil Mas Indra Sayaaang gitu kek!" tegur Indra sambil mencubiti pipi Thalita dengan gemas hingga jadi kemerahan.Wajah Thalita mencebik menatap pria itu. "Emang lo siap
(Thalitha Teja Kusuma-Indra Gustavo)Sesuai rencana semula Indra mengantar calon istrinya ke salon bridal untuk dirias pengantin serta mengenakan gaun pengantin sewaan di sana. Dia juga menyewa tuxedo untuk baju pengantin pria di tempat yang sama, hanya saja enggan dirias wajahnya. Baginya itu seperti cewek jika memakai bedak, lipstik dan sejenisnya.Indra menunggu di sofa waiting room sementara Thalita selesai dirias di dalam ruang rias khusus untuk bridal. Hari ini dia hanya mengerjakan pekerjaan via iPad miliknya dengan membuka email corporate dan membalas pesan yang bisa dia jawab cepat. "Mas Indra!" panggil Thalita yang sudah selesai dirias.Kepala pria itu tersentak dan mengalihkan pandangannya dari iPad ke arah suara tersebut. "Wow, lo cakep banget!" puji Indra terkesima dengan penampilan calon pengantinnya usai dirias dalam balutan gaun pengantin model mermaid dress off shoulder warna putih gading."Makasih, Mas. Berangkat sekarang apa gimana nih?" balas Thalita dengan wajah
"Suz, bangun yuk! Kita mandi bareng di shower sebentar sebelum berangkat touring seharian. Aku sudah atur rangkaian jalan-jalannya semalam ke Hendrawan," ajak Brian seraya membangunkan istrinya yang bergelung di badan kekarnya tanpa busana.Brian pun mengalami morning horny secara alamiah, tetapi dia merasa percintaan mereka semalam sudah cukup. Kasihan kalau Suzy terlampau lelah melayani birahi yang staminanya sekuat kuda jantan ras murni. Dia ingin menikmati bulan madunya yang hanya singkat ini dengan penuh kenikmatan sewajarnya.Tubuh ramping itu menggeliat dalam dekapan Brian sambil mengerang pelan. "Capek badanku, Mass ... gendong?" ucapnya manja yang mendapat senyuman gemas dari suaminya dan kecupan di kening serta bibir."Boleh, yuk kita mandi terus siap-siap," balas Brian lalu meraup tubuh Suzy ke gendongannya untuk masuk ke kamar mandi.Di dalam shower box, dia menurunkan kaki Suzy hingga menapak ke lantai. Segera saja Brian memutar keran shower hingga air hangat tercurah mem
"Tenang, Pak Brian. Sepertinya Mister Carlos puas dengan servis wanita yang saya carikan untuk beliau. Baru saja mereka check out dari villa dan wanita itu diajak kembali ke Ubud," lapor Bli Catur, manager villa milik Brian di daerah Pantai Pabean."Ohh, kabar bagus berarti, Bli! Nanti saya transfer bonus ke rekening pribadi Bli Catur deh, terima kasih atas bantuannya ya!" balas Brian sebelum mengakhiri teleponnya. Dia tersenyum puas, untuk sementara Carlos pasti akan melupakan mengenai istri bayarannya yang cantik itu. Dari belakang punggung Brian, kedua lengan Suzy melingkari perut ratanya yang kotak-kotak berjejer seperti roti sobek berwarna kecokelatan. "Mas Sayang kayak happy banget sih. Ada apa?" tanya wanita itu penasaran."Ada deh, Suz. Oya, kita nonton pertunjukan Tari Kecak yuk. Pemandangan senjanya mantap sekali di Pantai Kuta, sudah lama aku nggak ke mari. Lebih bikin merinding pas dengar suara rancak teriakan para pria penari Kecak itu nanti, Suz!" tutur Brian merangkul
Suzy menghela napas panjang sebelum masuk ke dalam kamar mandi yang tadi dihempaskan pintunya hingga tertutup oleh suaminya. Dia menurunkan gagang pintu lalu menutup kembali pintu itu di balik punggungnya."Mas—" Wanita itu memanggil Brian yang sedang berdiri tertunduk di hadapan cermin wastafel dan kedua tangannya memegangi tepi meja marmer kelabu itu.Kedua lengan Suzy dengan lembut dan hati-hati melingkari tubuh Brian dari balik punggung bidang pria itu. "Maafkan aku, kalau sudah bikin Mas salah paham. Bukan maksudku menghina kamu—""Hmm ... masa laluku berkaitan dengan wanita begitu traumatis, Suz. Jangan kamu singgung lagi tentang wanita di masa laluku. Dia pernah menduakan aku dengan pria lain, yang tadinya bersahabat denganku. Rupanya memang wanita itu racun dunia! HA-HA-HA," tutur Brian tertawa pahit. Jiwanya merasakan kembali pedihnya trauma cinta masa lalunya.Psikologi adalah bidang kuliah yang dipelajari oleh Suzy selama 3 tahun belakangan ini. Dia mengetahui dasar-dasar t