Suzy baru saja selesai mandi sore dan mengeringkan badannya dengan handuk. Dia melilitkan handuk putih setengah basah itu ke tubuhnya lalu melangkahkan kakinya dengan ringan menuju ke walk in closet di samping kamar mandi.Wanita cantik berbodi bak gitar Spanyol itu melirik ke jam dinding yang ada di walk in closet. Sudah pukul 17.30 WIB, Brian tadi mengatakan akan sampai di rumah sekitar pukul 18.00 WIB bila tidak terjebak kemacetan lalu lintas ibu kota."Apa aku pake lingerie aja ya buat nyambut Mas Brian sepulang kantor?" ujarnya sendirian sembari memilih-milih koleksi baju dinas malamnya khusus di kamar tidur.Lingerie berbahan sutera Jepang yang tipis model two piece yaitu bra bertali di bagian depan dan celana pendek yang mengekspos kaki jenjangnya yang putih mulus. Seusai mengenakan lingerie super sexy itu Suzy mengoleskan body lotion beraroma bunga-bunga yang lembut ke tangan dan kakinya sambil menunggu Brian pulang. Sebenarnya dia menikmati perannya sebagai istri bayaran se
"Suz, kamu jaga diri baik-baik ya di Jakarta selama Mas Brian kerja di Bali," pesan Brian kepada istrinya yang mengantarkannya ke Bandara Soekarno-Hatta sore itu."Iya, Mas. Kamu juga jangan telat makan dan terlalu diforsir tenaganya sekalipun sibuk pastinya kerjaanmu!" balas Suzy yang pipinya dibelai-belai lembut oleh Brian.Tak akan ada yang menyangka bahwa itu semua hanya pernikahan kontrak yang ditujukan untuk bersandiwara demi sekadar mendapatkan tender megaproject pembangunan resort di Bali. Kemesraan pasangan suami istri itu begitu alami kelihatannya dari kaca mata orang awam.Panggilan boarding telah berkumandang dari pengeras suara bandara. Maka Brian pun mengecup kening dan bibir istrinya sebelum meninggalkannya ke gerbang keberangkatan penumpang tujuan Bali diikuti oleh Hendrawan.Sementara Suzy berdiri melambaikan tangannya untuk terakhir kalinya sebelum Brian menghilang di balik gerbang keberangkatan. "Nyonya, ayo kita pulang!" ujar pengawal Suzy yang baru yaitu Sherry d
"Pak Brian semua persiapan sudah selesai, besok pagi bisa dilakukan peletakan batu pertama secara simbolis sebagai awal dimulainya pembangunan resort perusahaan kita," tutur Bli Kuncoro yang menjadi Pimpinan Proyek pembangunan resort Mister Rodrigo Albruch.Mendengar kabar baik itu, Brian pun menanggapi dengan antusias, "Bagus sekali progress kerja tim di Bali, Bli! Saya pasti akan resmikan besok pagi di lokasi. Apa Mister Rodrigo sudah diberi tahu juga?""Sudah pastinya, Pak Brian. Beliau juga akan hadir di acara besok pagi bersama puteranya," jawab Bli Kuncoro.Sore itu Brian dijemput dari Bandara Ngurah Rai setelah terbang dengan pesawat dari Jakarta. Dia akan tinggal bersama tim managemen cabang Bali di lokasi mess karyawan. Tidak ada yang diistimewakan secara fasilitas, semua sama nyaman dan sederhana.Lokasi resort yang akan dibangun itu ada di daerah Candi Dasa, Karangasem yang ada di pesisir tenggara Pulau Bali. Daerah itu merupakan alternatif wisata yang lebih tenang dibandin
Tepuk tangan riuh dari para karyawan dan tamu undangan peresmian peletakan batu pertama megaproyek resort milik Mister Rodrigo oleh Brian dan tycoon asal Italia itu terdengar membahana."Selamat mengerjakan proyek dariku, Señor Brian!" ujar Mister Rodrigo sembari menepuk-nepuk punggung pemuda itu. "Pasti, terima kasih atas kepercayaan Anda, Sir!" jawab Brian menjabat tangan klien proyek tersebut. Kemudian ia pun berkata, "nanti malam kami mengadakan perayaan untuk tim managemen proyek resort. Apa Anda dan Mister Carlos bisa hadir di Hard Rock Cafe?" "Aku akan hadir, tentang Carlos nanti coba kuajak dia juga. Okay, see you there tonight!" jawab Mister Rodrigo sebelum beranjak pergi ke arah parkiran di mana sopirnya telah menunggu.Seusai acara tersebut Brian dan seluruh karyawannya kembali ke mess karena besok pagi baru akan dimulai proses ground breaking lokasi proyek oleh para tukang yang dipekerjakan oleh perusahaan Brian."Hen, nanti malam lo temenin gue di Hard Rock Cafe ya. Ana
Dengan terhuyung-huyung Hendrawan dan Bella memapah tubuh bongsor bos mereka menuju ke kamar tidur executive di mess karyawan yang ada di Candi Dasa. Setelah membaringkan Brian di atas ranjang yang langsung melesak dalam oleh bobot tubuh pria itu, Hendrawan membantu melepaskan sepatu fantofel hitam mengkilap yang membungkus kedua kaki Brian."Biar aku aja yang bantuin Pak Brian," sergah Bella merebut sepatu yang masih terpasang di kaki kiri Brian, dia pun mengusir Hendrawan dengan halus, "Pak Hendrawan mendingan istirahat saja deh. Pekerjaan ini lebih cocok dilakukan kaum wanita!""Bu Bella, nanti justru nggak baik kalo dilihat karyawan lainnya soalnya kalian nggak ada hubungan saudara maupun suami-istri 'kan?" protes Hendrawan menegur Bella terang-terangan.Namun, dengan liciknya Bella menjawab, "Tadi di Hard Rock Cafe, Pak Brian sudah bilang ke saya kalo malam ini disuruh nemenin beliau di kamar."Sontak kedua alis Hendrawan mengerut, dia tak serta merta memercayai ucapan wanita lic
"Tolong ... tolong!" teriak Suzy saat Carlos berlaku kurang ajar dengan menjamah tubuhnya dengan tangan kotornya ituDengan segera keempat pengawal Suzy menyelamatkannya. Valeria menarik lengan Carlos lalu mendaratkan bogem mentahnya ke pipi pria Italia itu kanan kiri. Sementara Sherry menjaga Suzy dan membiarkan kedua rekannya berkelahi dengan pengawal Carlos."BAKK BUKK PYARR!" Suara saling baku hantam dan gelas-gelas kaca yang pecah terdengar heboh. Pengunjung lainnya menonton perkelahian antara para pengawal wanita dan pria yang berlangsung begitu sengit hingga berdarah-darah babak belur."Berhenti berkelahi! STOP ... STOP!" teriak petugas sekuriti The Glam Expat Night Club melerai dua pihak yang bersengketa.Akhirnya perkelahian itu pun usai dibubarkan oleh sekompi petugas sekuriti night club. "Pria bule ini bertingkah kurang ajar kepada Mbak Suzy, Pak Satpam!" Tunjuk Valeria ke arah Carlos yang wajahnya masam karena dipukuli oleh Valeria tadi."Wah, jangan berlaku kurang ajar,
(Part Indra-Thalita)"Tha ... kamu memang nggak kangen ya sama Mas?" rajuk Indra dengan nada manja sambil melucuti resleting punggung gaun selutut yang membalut tubuh proporsional istri barunya itu.Sensasi sentuhan tangan dan bibir si mantan playboy yang kini menjadi suaminya itu membuat kepala Thalita tersebut pening terbakar gairah. Desahan lembut penuh damba meluncur dari bibir berlipstick merah ceri itu dengan mata terpejam."Mass, kamu ini jago banget bikin aku horny berat! Kan nggak enak kalo tiap hari aku nggak di rumah. Nanti Mbak Suzy curiga!" ucap Thalita yang merasakan lututnya goyah dan tubuhnya limbung akibat kelakuan ganas suaminya.Indra yang paham situasi ini segera meraup tubuh molek Thalita ke gendongannya lalu membawanya ke ranjang lebar di apartment pribadi miliknya. Properti milik perusahaan kontraktor keluarganya yang dia kelola sangatlah banyak. Unit apartment ini hanya salah satunya saja."Jangan panggil aku Indra Gustavo, kalo aku nggak bisa bikin kamu mabuk
Seperti janjinya kepada Indra Gustavo, sahabat baiknya, Carlos Albruch menjemput bersama sopirnya ke Bandara Ngurah Rai. Dia penasaran seperti apa perempuan yang dipilih menjadi istri oleh pria tersebut.Dari gerbang kedatangan penumpang pesawat domestik, sosok pria macho berambut model spike berkaca mata hitam itu muncul merangkul bahu seorang gadis cantik. Melihat istri pilihan sahabatnya, Carlos pun merasa iri dalam hatinya. "Hey Bro! Pandai sekali kau memilih istri, siapa namanya? Cantik sekali dia!" sambut Carlos seraya berpelukan akrab ala pria dengan Indra Gustavo.Mendengar pujian Carlos, tawa renyah Indra pun membahana. Dia melirik Thalita seraya memberinya kode untuk berkenalan dengan Carlos. Maka perempuan itu pun mengulurkan tangan kanannya dan menyunggingkan senyum terpaksa. "Namaku Thalita, Sir! Senang berkenalan denganmu," ujarnya."Thalita Teja Kusuma, nama lengkapnya. Apa kau teringat sesuatu, My Friend?" ujar Indra menekankan nama keluarga istrinya kepada Carlos.Mu