Share

Pelakor di-bully

Bab 22

"Selamat siang Bu," sapa para karyawanku saat aku masuk.

"Siang, kalian sudah makan semua?" tanyaku.

Karena kulihat pelanggan lumayan ramai hari ini. Aku khawatir karyawanku asyik bekerja jadi lupa makan.

"Sudah Bu, tadi bergantian." jawab mereka.

"Bagus, saya pengen perawatan rambut hari ini!"

"Baik Bu," ucap Nia.

Aku memilih posisi di sudut agar tak mengganggu pelanggan yang lain.

Rambutku mulai disiram dan diberi shampo ketika ada pelanggan baru masuk.

Dia masuk dengan langkah dan gayanya yang angkuh. Aku hanya melirik sekilas.

Dia terus berjalan dan memilih tempat duduk di sampingku. Aku kaget melihat wajahnya.

Irene, mengapa dari sekian banyak salon yang ada di kota ini dia memilih salonku.

Dia tak kalah terkejut melihatku. Lalu seringai kesombongan muncul di bibirnya.

"Wah gak nyangka bisa ketemu istri tua disini. Nyalon juga Mbak, dandan buat siapa?" ejeknya.

Nia yang sedang mengeringkan rambutku hendak menjawab. Aku memberi kode dengan gelengan. Nia mengangguk men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status