Share

Terlambat

Bab 24

Pov Fatan.

"Ratna anaknya Rogaye, ya ampun gak nyangka ya. Cantik-cantik doyannya sama laki orang. Mau jadi pelakor dia!" sambung Bu Tika kesal.

"Jaman sekarang gak usah heran Bu, kita harus hati-hati sama pelakor. Awas aja kalau ketahuan ada pelakor di komplek kita. Tak kasih bubuk cabe itu rawa-rawanya!" sambar Bu Mila di sampingku.

Hah pelakor, bubuk cabe? Aku bergidik mendengarnya.

"Bang maaf ya, belanjanya gak jadi."

Aku bergegas kembali ke rumah. Keringat dingin mengucur di tubuhku. Entah kenapa sekarang kalau ada sekumpulan Ibu-ibu dan mereka mengucapkan kata pelakor aku ketakutan setengah mati.

Aku meneguk segelas air mencoba menenangkan hatiku.

Mas Fatan baru keluar dari kamar mandi.

"Mana belanjaanmu Ren?" tanyanya.

"Gak jadi Mas, sayurannya gak ada yang bagus," jawabku berbohong.

"Masakkan Mas mi instan, Mas mau ke kantor!"

"Mas yakin gak pergi ke Pengadilan. Kalau Mas gak pergi hari ini, gugatan si Dhifa dikabulkan Pengadilan lho?" tanyaku.

Mas Fatan yang sedan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status