Share

16. Keluargamu, Keluargaku

Berbicara dengan ayahku bukanlah hal yang sulit. Bapak sebenarnya sangat penyabar dan terbuka, kecuali terkait utang dengan rentenir kemarin.

"Kopi, Pak," ucapku seraya meletakkan secangkir kopi untuknya di atas meja.

"Terima kasih, Nak," sahutnya sumringah. Aku bergabung dengan Bapak, duduk di teras depan rumah sore itu. Sepulang kerja, seusai mandi, Bapak suka bersantai di teras, sekadar melepaskan penat, sekaligus menyapa orang-orang yang lewat.

"Kerjaannya gimana, Pak?" tanyaku memulai percakapan.

"Yah, begitulah, seperti biasa. Namanya juga buruh." Bapak bercerita tentang tugas-tugas yang dilakukannya hari ini. Ada beberapa pekerja yang baru training, anak-anak muda yang masih fresh.

"Yang tua pada akhirnya akan digantikan oleh yang muda," komentarnya.

"Bapak, kapan kontraknya habis? Mau diperpanjang lagi?" tanyaku iseng. Usia ayahku sudah 50 tahun lebih. Memang ia masih sehat, tapi nantinya kekuatan dan ketelitiannya akan kalah juga dengan anak muda.

"Sebulan lagi, Nak, belum ta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status