Share

29. Pekerjaan Baru

"Idenya bermula dari sini." Yudistira merentangkan kedua lengannya di hadapanku. Senyuman lebar menghiasi wajahnya. Kami tengah berada di pekarangan belakang rumah orang tuaku. Lagi-lagi aku harus mengagumi kejeniusannya.

Awalnya kukira Yudistira akan memberikan modal untuk orang tuaku berjualan, pekerjaan yang sudah fasih dilakukan oleh ibuku. Bukankah dia bilang bapak dan ibuku bisa bersama 24 jam? Apa lagi, dong, kalau bukan melanjutkan bisnis makanan yang sudah ada?

Namun, aku salah, Yudistira jauh lebih peduli lagi kepada orang tuaku, yang juga bapak dan ibu mertuanya.

"Aku ingin Bapak dan Ibu melakukan pekerjaan yang santai dan menyenangkan hati. Jangan terlalu berat, pokoknya," ucapnya bersungguh-sungguh.

"Yud, kamu pintar banget, sih? Dengan cara apa aku bisa berterima kasih kepadamu?" Kebahagiaan dan rasa bangga memenuhi hatiku.

"Peluk aku, Sha." Ia kembali merentangkan kedua lengannya, kali ini mengharapkan diriku mendekat kepadanya.

"Ogah," tolakku, "malu, Yud, di liha
Teha

Waduh! Tetangga menyebalkan macam apa yang harus dihadapi Ashanna? Rumahnya di sebelah mana, ya? Depan? Samping? Atau belakang rumah Ashanna? Terus nyebelinnya kayak apa, ya? Tunggu kisahnya di bab 30, ya.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status