Share

28. Terbaik untuk Ibu

"Apa rahasianya, Ma? Apa?" desakku kepo. Kegelisahanku terasa sampai ke ujung kaki.

Ibu mertuaku tersenyum menggoda, seolah tidak ada niat untuk memberitahukan resep rahasia keberhasilannya dalam membujuk ibuku.

Sekian tahun aku, Bapak, bahkan ketiga adikku berupaya meyakinkan Ibu setidaknya untuk mengecek benjolan yang ada di payudaranya, tapi hasilnya nihil. Nah, ini, belum ada sebulan Mama Ani turun tangan, eh, ibuku langsung menurut.

"Memang hanya mereka yang sudah mendekati masa lansia yang bisa membujuk Ibu, Sha," sahut Yudistira yang langsung dipelototi oleh mamanya.

"Eh, sembarangan kamu, ya! Mama belum ada lima puluh tahun, masih muda tahu," gerutu ibu mertuaku dengan air muka lucu. Anak lelakinya meringis kesenangan. Kocak benar mereka ini!

Untungnya ibu mertuaku tidak punya niat untuk bermain rahasia. Terungkaplah resep rahasia keberhasilan Mama Ani membujuk Ibu Susi.

"Jeng, aku tahu Jeng Susi takut cek kesehatan, dioperasi, kemoterapi, tapi apa Jeng pernah berpikir bahwa de
Teha

Cerita ini fiktif belaka. Tidak ada niat dari author untuk menyarankan produk atau perawatan kesehatan tertentu. Semua ditulis berdasarkan apa yang author lihat dari orang-orang sekitar. Sekiranya ada pembaca atau keluarga pembaca yang mengalami penyakit seperti Ibu Susi, mohon untuk membuat pertimbangan dan keputusan pribadi secara matang setelah berkonsultasi dengan ahli. Semoga pembaca selalu sehat.- Teha

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status