Share

27. Pacaran

"Sha, coba lihat ke atas sana," kata Yudis menginterupsi keasyikanku dengan makanan-makanan lezat di atas meja.

"Apaan, Yud?" tanyaku masih sibuk dengan bakso bakar yang enaknya ngalahin sayur kemarin. Hehe, apaan sih? Ya kali sayur basi enak?

"Kamu sudah lupa dengan kampung halamanmu, Sha?" Suara Yudis terdengar lelah.

"Apaan sih, Yud? Drama nih pasti," kekehku. Aku sudah tahu ke mana arah pembicaraan pria ini. "Ya, deh, aku lihat." Aku sedikit menengadah dan melihat ke langit timur di mana bulan purnama bersinar sempurna.

Sesaat kami terpaku memandang penerang malam itu. Keindahannya mengalahkan lampu-lampu kota yang kami saksikan di rooftop rumah kami.

Tak kusangka, walau hanya dari atap rumah seperti ini pemandangan Jogja di malam hari cukup memukau. Meskipun masih jauh dari pusat kota, lampu-lampu yang menyala di sana-sini membuat suasana menarik. Tapi tetap sang rembulan lebih cantik, apalagi malam ini langit cerah.

"Ciptaan Tuhan yang satu itu benar-benar cantik, ya, Sha," ucap
Teha

Halo, Pembaca! Bagaimana pendapat Anda tentang kisah Yudistira-Ashanna sampai bab 27 ini? Sampaikan komentar dan saran Anda, ya, demi peningkatan kualitas tulisan author. Sumbangan gem juga sangat saya hargai. Terima kasih.

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status