Share

Kejutan terindah

Sampai di kampung, kedatanganku disambut ibu dan bapak dengan gembira. Walaupun mereka heran tapi tidak banyak bertanya, pasti mereka maklum aku rindu apalagi sejak pisah dengan Andre, aku bisa bebas kapanpun pulang.

Karena seringnya pulang, tetangga jadi kepo. Banyak yang bertanya alasannya, ya aku jujur saja daripada berbohong nanti jadi fitnah kemudian hari. Dari sekian banyak yang tanya tak sedikit yang prihatin. Mereka pun selalu menghiburku agar aku bisa menerimanya dengan ikhlas.

"Wah, masih pagi udah rajin ya Neng Ratih!" sapa Bu Wina saat lewat depan rumahku.

"Biasa kok, Bu. Bantu-bantu ibu sedikit, daripada ngganggur," jawabku tersenyum. Ya, tiap pagi aku selalu menyiram bunga di halaman rumah.

"Kalo masih nganggur, bantu ibu juga ya! Hahahaha ...," ujarnya melawak.

"Boleh aja, Bu!"

"Ya sudah, teruskan aja. Ibu mau ke pasar dulu, mari!"

Aku mengangguk dan meneruskan menyiram bunga. Dengan bersenandung kecil, aku menyiram dengan senang. Banyak bunga bermekaran, aku pun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status