Share

Harus Lebih Bersemangat

Ai tertegun, terduduk lemas sendirian sekarang. Ia menatap ke arah langit yang tampak menggelap, seolah menggambarkan kondisi hati dan kehidupannya saat ini.

Tak terasa, air matanya kembali menetes. Entah sudah berapa kali ia bolak-balik kamar mandi untuk membersihkan wajahnya. Ia sama sekali tidak mau jika sampai ada orang yang sadar dengan gurat kesedihan di sana.

Sehari sudah ia tak makan. Pembantu di rumah itu sudah berganti membujuknya. Namun, tetap saja ia tak mau. Mereka berdiri di dekat wanita itu sekarang. Seolah ikut merasakan kesedihan.

"Ai, kamu pasti lapar tapi tidak bernafsu, kan? Coba yang ini dulu," bujuk Danny yang tiba-tiba datang.

Ia membawakan semangkuk sereal cokelat. Menyajikannya di hadapan wanita itu.

"Dan, pergilah dari sini. Aku sedang tidak ingin." Menolak dengan halus.

"Ai, yang kami khawatirkan bukan hanya dirimu, tapi bayimu juga. Jika orang lain saja peduli denganmu, peduli dengan bayimu, kenapa tidak dengan dirimu sendiri? Ayo, makanlah."

"Tapi aku seda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status