Share

#15. Ke Mana Perginya Menantuku?

“Fa, Mama-mu mana? Suruh makan dulu, gih,” tanya sekaligus perintah dari Mariya. Tangannya sibuk menata piring lauk-pauk di atas meja. Setelah ini dia siap pergi, Firdaus biasanya agak sungkan kalau harus makan bersama mertuanya ini.

Shareefa yang baru menginjak kelas lima sekolah dasar, tapi gayanya yang acuh tak acuh sekilas membuatnya terlihat lebih dewasa. “Di kamar, Mak. Lagi siap-siap,” jawabnya hanya melepaskan sekilas tatapan dari televisi.

O, iya. Shareefa dan Bahri tidak memanggil kedua orang tua Nisha ini sebagai nenek atau kakek, tapi Emak dan Bapak—seperti Nisha dan Ana memanggil mereka. Sudah kebiasaan dari kecil.

“Panggil, lah. Suruh sarapan dulu sebelum berangkat ke kantor,” ujar Emak. Muka boleh judes tapi hatinya lembut sekali.

Meskipun tengah asyik menonton televisi, Shareefa tetap menuruti perintah Mariya. Kaki jenjangnya melangkah menuju kamar Nisha.

“Ma,” panggilnya saat melihat punggung Mama-nya. “Disuruh Emak sarapan,” lapor Efa lagi.

Nisha berbalik. Ternyata d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status