Share

#17. Pelakor Tak Tahu Malu

"Nis."

Nisha yang baru mau keluar kamar tersentak di tempat. Sosok Mariya di ruang tamu mengagetkannya. Nisha tidak tahu sejak kapan ibu kandungnya itu duduk di sana. Dia kira Mariya sudah pergi ke pasar.

"Ada apa, Mak?" tanya Nisha seraya melanjutkan langkahnya meletakkan sepatu di depan pintu rumah.

"Firdaus ada nelpon?"

Nisha menggeleng.

"Jangan telpon-telpon dia. Jaga harga dirimu, Nis."

"Tapi, perhiasan itu, Mak?"

"Biarin aja. Uangnya ngga bakalan berkah. Mak bisa, kok ganti berkali-kali lipat dari yang dia ambil."

Nisha menunduk. Dia merasa bersalah karena tidak memerhatikan Firdaus saat berkemas. Padahal, semua itu adalah haknya anak-anak, terutama Efa. "Apa aku kasih tahu Baba sama Mama aja, ya, Mak?"

Mariya berdiri. "Ngga usah. Jangan sampai kita kayak orang ngemis ke mereka." Kemudian, dia berjalan menuju kamarnya. Sepertinya sudah puas mengeluarkan semua uneg yang mengganjal di dadanya.

<
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status