Share

96. Erkan Diculik

Pagi sekali Faruq dan Iqbal olah raga bermain bola di halaman depan rumah. Aku dan ibu memasak menyiapkan sarapan. Aku melihat mereka bedua mandi keringat. Setiap orang yang lewat depan rumahku selalu terpana dengan ketampanan bapak dan anak itu.

"Ayo sudah istirahat dulu, setelah itu mandi kemudian sarapan!" usulku.

"Adik sudah bangun, Umi?" tanya Iqbal,

"Sudah, Sayang," jawabku. "Dia baru saja mandi. Makanya Kak Iqbal juga cepetan mandi terus main sama adik," lanjutku.

"Fahim, hari ini kita jadi ke Imigrasi bukan" tanya Faruq.

Aku kelabakan harus menjawab apa, padahal aku memutuskan untuk tidak ikut ke Inagara. Tapi aku takut melukai hati Faruq.

"Fahim!" panggil Faruq karena melihat aku melamun.

"Iya," jawabku reflek.

"Apa hari ini kita jadi ke Imigrasi membuatkan paspor untuk Erkan?" tanya Faruq mengulangi.

"Kita bicarakan nanti, kita sarapan dulu, Tuan muda," jawabku menghindar.

"Apa itu artinya kamu mulai berubah pikiran, Fahim?" tanya Faruq kecewa.

"Tuan muda, aku har
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status